Perikanan Tangkap A Kondisi Umum Pe

Jumlah unit perahu motor tempel di Sukabumi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dari 5 tahun antara tahun 2002-2006 jumlah armada tangkap terbesar pada tahun 2006 sebanyak 511 unit, sedangkan untuk kapal motor dengan kapasitas mesin 10-20 GT jumlah terbanyak pada Tahun 2006 sebanyak 157 unit dan 149 unit untuk kapal motor dengan kekuatan 21-30 GT pada Tahun 2004. Data perkembangan armada penangkapan selama urun waktu 2002-2006, dapat dilihat pada Tabel 17. B Jenis Alat Tangkap Beberapa jenis alat tangkap digunakan di Kabupaten Sukabumi untuk melakukan penangkapan ikan. Jenis-jenis alat tangkap yang digunakan antara lain alat tangkap Pancing, Payang, Bagan, dan Rawi. Tiap jenis alat tangkap digunakan untuk melakukan ikan-ikan tertentu. Tiap alat tangkap digunakan untuk komoditas yang berbeda.Pada Tahun 2002 jumlah total alat tangkap mencapai 531 buah, dengan rincian 204 pancing, 64 payang, 116 bagan, 135 gill net, dan 12 rawi. Perkembangan data alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu Tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Tabel 18 Tabel 18. Perkembangan Alat Tangkap di Kabupaten Sukabumi Tahun 2002-2006 Tahun Alat tangkap unit Pcg Ptn Pyg Ptn Bgn Ptn Gill Net Ptn Rwi Ptn jumlah Ptn 2002 204 -51 64 -96 116 -62 135 -86 12 -87 531 -83 2003 187 -8 85 33 142 22 168 24 18 50 600 13 2004 203 9 89 5 96 -32 147 -13 25 39 560 -7 2005 245 21 101 13 288 200 40 -73 10 -60 684 22 2006 300 22 166 64 263 -9 94 135 7 -30 830 21 Rata- rata -1,4 3,8 23,8 -2,6 - 17,6 641 -6,8 Sumber: Data diolah dari PPN Palabuhanratu Tahun 2002-2006 Ket : Pcg Pancing; Pyg Payang; Bgn Bagan; Rwi Rawi; Ptn Pertumbuhan Selama kurun waktu 2002-2006 jumlah alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Sukabumi selalu mengalami peningkatan kecuali pada Tahun 2004. Jumlah alat tangkap pada Tahun 2002 sebanyak 531 buah, Tahun 2003 sebanyak 600 buah, kemudian mengalami penurunan pada Tahun 2004 menjadi 560 buah, pada Tahun 2005 jumlah alat tangkap mengalami peningkatan menjadi 684 buah, dan pada Tahun 2006 mencapai 830 buah. Dari jenis alat tangkap yang digunakan, pada Tabel 15 diketahui rata-rata pertumbuhan alat tangkap dengan alat tangkap pancing sebesar -1,4, payang 3,8, bagan 23,8, gill net 2,6, dan rawi -17,6. C Nelayan Nelayan yang berlabuh di Kabupaten Sukabumi umumnya terbagi menjadi 2, yaitu nelayan asli dan nelayan pendatang. Nelayan asli merukan penduduk setempat yang telah turun-temurun berprofesi sebagai nelayan. Nelayan pendatang adalah nelayan yang bukan penduduk asli Kabupaten Sukabumi, namun nelayan tersebut menetap dan sudah menjadi warga setempat. Nelayan pendatang banyak yang berasal dari daerah pantai utara Jawa seperti Cirebon, Indramayu, dan Brebes. Nelayan pendatang lain yang bukan dari Kabupaten Sukabumi yaitu daerah Madura dan Bugis. Berdasarkan kepemilikan sarana dan prasarana penangkapan ikan, nelayan di Kabupaten Sukabumi dikelompokkan menjadi dua, yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh atau penggarap. Nelayan buruh terdiri atas nakhoda, anak buah kapal, dan juru batu. Tabel 19 menunjukkan jumlah nelayan yang beroperasi selama Tahun 2002-2006 di Kabupaten Sukabumi. Tabel 19. Data Jumlah Nelayan yang Beroperasi di Kabupaten Sukabumi Tahun 2002-2006 Tahun Jumlah Nelayan orang Perubahan orang persen 2002 2.519 142 5,64 2003 3.354 835 24,9 2004 3.439 85 2,47 2005 3.498 59 1,69 2006 4.363 865 19,83 rata-rata 3.434,60 397,2 10,906 Sumber: Laporan Sattistik Perikanan PPN Palabuhanratu Tahun 2002-2006 Menurut data yang tercantum di Tabel 19, pada Tahun 2002 jumlah nelayan mencapai 2.519 orang, kemudian naik drastis menjadi 3.354 orang pada Tahun 2003, lalu pada Tahun 2004 mengalami penambahan jumlah 85 nelayan menjadi 3.439 orang, Tahun 2005 dan 2006 jumlah nelayan mengalami peningkatan masing-masing sebanyak 3.498 orang dan 4.363 orang. Rata-rata perkembangan jumlah nelayan sebesar 3.434,6 dengan presentase sebesar 10,9 . D Nilai dan Produksi Perikanan Tangkap Perkembangan nilai dan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi selama Tahun 2002-2006, dapat dilihat di Tabel 20. Terjadi fluktuasi nilai dan produksi perikanan tangkap dari tahun 2002 sebesar 2,657 Ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 4.792.207.839,00 kemudian mengalami penurunan jumlah produksi sebesar 2,479 tahun 2003 dan 1,692 pada Tahun 2004. Pada Tahun 2005 jumlah produksi perikanan tangkap mengalami kenaikan menjadi 3,258 Ton, tapi mengalami penurunan lagi pada tahun selanjutnya menjadi 2,657 Ton. Namun jika dilihat dari nilai produksi yang dihasilkan, sektor perikanan tangkap selalu mengalami peningkatan selama kurun waktu 2002-2006. Nilai dan jumlah produksi ikan di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 20. Berdasarkan Gambar 10, maka model yang didapat dari grafik hubungan tahun dan produksi perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi adalah y = 0,077x + 2,314. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan tahun terjadi kenaikan jumlah produksi ikan sebesar 0,077. Nilai koefisien determinasi dari hubungan tahun dan produksi perikanan tangkap adalah R 2 = 0,048. Hal ini menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keadaan sebenarnya sebesar 0,048. Tabel 20. Nilai dan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi Tahun 2002-2006 Tahun Produksi ton Nilai Rp 2002 2,657 4.792.207.839,00 2003 2,479 9.885.365.315,00 2004 1,692 14.978.522.791,00 2005 3,258 20.071.680.267.00 2006 2,657 25.164.837.743,00 Sumber: Data Diolah, 2008 Gambar 10. Grafik Nilai Tahun 2002- E Jenis Komoditas Beberapa jenis dibagi menurut kelompo udangan, dan tumbuhan lain ikan Peperek, Selar, Kembung. Kelompok ika Cakalang, dan ikan Tong Manyung, Cucut, Pari, B udang dogol, cumi-cumi di Kabupaten Sukabumi. 5.4 Peranan dan Damp 5.4.1 Sub Sektor Peri A Location Quotien Peranan dan dam produksi perikanan tang Untuk mengetahui peran perlu dilakukan perhitun sektor. Pada Tabel 21, di perikanan budidaya di K 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 2002 P ro d u k si T o n lai Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Sukab -2006 itas Perikanan Tangkap is ikan yang ditangkap di Kabupaten Sukabumi da pok ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal, ud an laut. Kelompok ikan pelagis kecil yang ditangka ar, Kuwe, Layang, Teri, Japuh, Tembang, dan ikan ikan pelagis besar antara lain ikan Kakap, Tenggir ngkol. Kelompok ikan demersal yang ditangkap y , Bawal, dan ikan Layur. Selain itu jenis udang jer mi dan rumput laut juga menjadi komoditas yang d mi. pak Sub Sektor Perikanan Budidaya dan Tang erikanan Budidaya tient ampak sektor perikanan dapat diketahui melalui ha ngkap maupun budidaya terhadap pendapatan dae ranan sub sektor perikanan tangkap dan budidaya, ungan Location Quotient dari pendapatan masing- , ditunjukkan nilai hasil perhitungan LQ untuk sub i Kabupaten Sukabumi Tahun 2002-2006. y = 0,077x + 2,314 R² = 0,048 2003 2004 2005 2 abumi dapat udang- gkap antara an giri, Tuna, p yaitu ikan jerbung, g ditangkap angkap hasil nilai aerah. a, maka -masing su ub sektor 314 2006 Tabel 21. Nilai LQ Sub Sektor Perikanan Budidaya di Kabupaten Sukabumi, Tahun 2002-2006 Tah un Vi Juta Rupiah Vt Juta Rupiah Pi Juta Rupiah Pt Juta Rupiah LQ Ket 2002 41587,34 52867,27 985913,48 1725356,21 1,38 Basis 2003 102592,64 127902,92 1040856,15 1778776,87 1,37 Basis 2004 95563,98 123948,44 1023975,69 1769748,69 1,33 Basis 2005 69632,93 129526,12 1056290,72 1820486,55 0,93 Non Basis 2006 68925,95 130860,24 1000399,61 1709502 0,90 Non Basis Sumber: Data Diolah, 2008 Ket : Vi Nilai Pendapatan Sub Sektor Perikanan Budidaya Kabupaten Sukabumi Vt Total Pendapatan Sektor Perikanan Kabupaten Sukabumi Pi Total Pendapatan Sub Sektor Perikanan Budidaya Jawa Barat Pt Total Pendapatan Seluruh Sektor Perikanan Jawa Barat Menurut Tabel 21, sub sektor perikanan budidaya di Kabupaten Sukabumi mencapai nilai LQ lebih besar dari 1 pada Tahun 2002, 2003, dan 2004. Pada Tahun 2002, nilai LQ sub sektor perikanan budidaya mencapai 1,38; pada Tahun 2003 nilai LQnya mencapai 1,37 dan pada Tahun 2004 nilai LQ sub sektor ini mencapai 1,33. Maka selama kurun waktu tersebut sub sektor perikanan budidaya menjadi sektor basis. Untuk Tahun 2005 dan Tahun 2006, nilai LQ sub sektor perikanan tidak mencapai nilai 1, masing-masing sebesar 0,93 dan 0,90 pada Tahun 2005 dan Tahun 2006, sehingga bisa dikatakan bahwa selama kurun waktu tersebut sub sektor perikanan budidaya bukan merupakan sektor basis. Selama kurun waktu Tahun 2002-2004, sub sektor perikanan budidaya mnjadi sektor basis karena pada saat itu produksi sub sektor perikanan budidaya cukup besar untuk menghasilkan nilai LQ lebih besar dari 1. Tetapi, pada Tahun 2005 terjadi penurunan produksi pada sub sektor perikanan budidaya, penurunan produksi terjadi pada beberapa jenis ikan menurut budidaya kolam antara lain ikan Nilem, ikan Mujair, ikan Gurame, ikan Tawes, ikan Bawal dan Udang Galah. Untuk jenis ikan menurut budidaya sawah, ikan Mas mengalami penurunan produksi pada Tahun 2005, dan untuk jenis ikan menurut budidaya kolam air deras ikan Mas dan Nila mengalami penurunan produksi. Hal inilah yang menyebabkan nilai LQ sub sektor perikanan budidaya tidak mencapai nilai lebih besar dari 1, sehingga dikategorikan sebagai sektor non basis selama kurun waktu Tahun 2005-2006.