sektor basis. Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu 1 metode melalui pendekatan asumsi; 2 metode location
quotient; 3 metode kombinasi 1 2 dan 4 metode kebutuhan minimum Budiharsono S 2001.
Metode LQ adalah membandingkan porsi lapangan kerja atau nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah yang dibandingkan dengan porsi lapangan kerja
atau nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional. Asumsi yang digunakan adalah bahwa penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan
yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional. Permintaan wilayah akan suatu barang pertama-tama akan dipenuhi oleh hasil produksi wilayah itu
sendiri, jika jumlah yang diminta melebihi jumlah produksi wilayah, maka kekurangannya diimpor. Produksi yang dihasilkan terlebih dahulu ditujukan untuk
konsumsi lokal dan diekspor ke luar wilayah apabila terjadi surplus produksi. Apabila LQ kurang dari satu, maka wilayah yang bersangkutan harus mengimpor,
sedangkan jika nilai LQ lebih dari satu, maka wilayah tersebut dapat melakukan ekspor Tarigan R 2004
Metode LQ mempunyai kelemahan. Asumsi yang didasarkan bahwa produktivitas rata-rata atau konsumsi rata-rata antar wilayah adalah sama
menjadikan metode LQ banyak dikritik. Bisa saja dari suatu wilayah yang lapangan kerjanya untuk sektor 1 rendah, tetapi total produksinya lebih tinggi.
Perbedaan pengklasifikasian dari sektor kegiatan ekonomi yang mungkin berbeda dari suatu wilayah ke wilayah lain, dan juga kemungkinan terjadinya perhitungan
ganda. Menurut Kadariah 1985 secara umum rumus LQ adalah: LQ =
dimana: vi = pendapatan, nilai tambah, kesempatan kerja atau indikator lain dari industri
atau sektor tertentu di suatu wilayah; Vi= total pendapatan, nilai tambah, kesempatan kerja atau indikator lain di
wilayah tersebut vt= pendapatan, nilai tambah, kesempatan kerja atau indikator lain dari industry
atau sektor tertentu di wilayah perbandingan yang lebih luas Vt= total pendapatan, nilai tambah, kesempatan kerja atau indikator lain di
wilayah perbandingan yang lebih luas.
2.6 Multiplier Effect
Setiap peningkatan yang terjadi pada kegiatan basis akan menimbulkan efek pengganda Multiplier Effect pada perekonomian wilayah secara
keseluruhan. Peningkatan pada kegiatan basis akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan, menambah permintaan terhadap barang dan jasa
didalamnya dan menimbulkan kenaikan volume kegiatan bukan basis Glasson J 1977. Arus pendapatan yang timbul, akan meningkatkan konsumsi dan investasi
yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja Kadariah 1985.
Multiplier effect dengan menggunakan indikator pendapatan ini, dilandaskan pada kenyataan bahwa penginjeksian sejumlah tertentu uang ke
dalam perekonomian regional akan menaikkan pendapatan regional yang mengakibatkan bertambahnya pengeluaran konsumen, meskipun dalam jumlah
yang lebih kecil daripada jumlah uang yang diinjeksikan semula. Bagian pendapatan yang dibelanjakan ini akan menjadi pendapatan bagi pihak lain yang
selanjutnya membelanjakannya sebagian, dan demikian seterusnya Glasson J 1977.
Menurut Glasson J 1977 secara keseluruhan pendapatan wilayah Y merupakan penjumlahan pendapatan sektor basis Yb dan sektor non basis Yn.
Pendapatan sektor basis akan dibelanjakan kembali di dalam wilayah maupun untuk impor. Pendapatan yang dibelanjakan kembali di dalam wilayah untuk
produksi lokal akan menghasilkan efek pengganda terhadap pendapatan wilayah. Jika proporsi pendapatan sektor basis yang dibelanjakan kembali di dalam
wilayah sebesar “r”, maka total pendapatan sektor basis yang dibelanjakan kembali adalah sebesar r Yb. Selanjutnya pembelanjaan kembali di dalam
wilayah akan menghasilkan total pendapatan sebesar r
2
Yb, kemudian menjadi r
3
Yb dan seterusnya. Keadaan ini dapat ditulis dalam bentuk rumus: Y = Yb + rYb + r
2
Yb + r
3
Yb + …..+r
n
Yb =1 + r + r
2
+ r
3
+….+r
n
Yb………………………………………...2 Rumus tersebut dapat diserhanakan menjadi
Y = Yb 11-r ………………………………………..……………3
Faktor 1-1-r di atas merupakan economic multiplier yang menimbulkan efek pengganda terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Secara empiris nilai “r” sulit ditentukan, maka rumus tersebut dapat diturunkan lebih lanjut untuk mencari nilai “r” sebagai berikut :
YYb = 11-r atau 1-r = YbY sehingga, r = 1-YbY atau r = Y-YbY
Karena Y-Yb= Yn, maka :
r = …………………………………………………
4 Dengan demikian economic multiplier dalam jangka pendek adalah :
MSy =
= =
= =
……..……..…...……………
5 dimana : MSy = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan
Y = jumlah pendapatan wilayah Yb = jumlah pendapatan sektor basis
Berdasarkan rumus diatas, perubahan pendapatan wilayah karena adanya peningkatan kegiatan basis adalah :
Y = Yb MS………………………….………………6 dimana: MSy = koefisien pengganda jangka pendek
Y = perubahan pendapatan wilayah Yb = perubahan pendapatan sektor basis
Koefisien jangka pendek tersebut kemudian digunakan untuk memprediksi dampak kegiatan atau sektor basis terhadap perekonomian wilayah.
2.7 Analisis SWOT
Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi pengembangan adalah suatu strategi yang mengikat semua bagian usaha menjadi satu Rangkuti F
2000. Analisis yang paling sering digunakan adalah analisis SWOT.