Analisis Dampak Sektor Perikanan dalam Perekonomian Wilayah

dimana : MSy = Koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan Kabupaten Sukabumi Y = Perubahan pendapatan wilayah Kabupaten Sukabumi Yb = Perubahan pendapatan sektor perikanan Kabupaten Sukabumi

4.4.4 Analisis Komoditas Unggulan

Penentuan komoditas ikan unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan perikanan yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi perdagangan global. Komoditas unggulan dicirikan oleh keunggulan dari sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan dari pasar domestik maupun internasional. Dari segi penawaran komoditas ikan unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi nelayan yang dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan Syafaat N dan F Supena 2000 diacu dalam Hendayana R 2003 Untuk dapat menentukan jenis ikan unggulan yang dijadikan prioritas pengembangan perikanan di Kabupaten Sukabumi, dibuat matrik dari pendekatan Location Quotient LQ. Menurut Budiharsono S 2001 formula LQ sebagai berikut: LQ = Keterangan: Xij = produksi ikan jenis ke-j pada Kabupaten Sukabumi Xi. = produksi total perikanan Kabupaten Sukabumi X.j = produksi total jenis ikan ke-j di Jawa Barat X.. = produksi total perikanan Jawa Barat Interpretasi nilai LQ 1 Jika nilai LQ1, menunjukkan terjadinya konsentrasi produksi perikanan di Kabupaten Sukabumi secara relatif dibandingkan dengan produksi perikanan Jawa Barat atau terjadi pemusatan aktivitas di Kabupaten Sukabumi. Atau terjadi surplus produksi pada Kabupaten Sukabumi dan komoditas tersebut merupakan sektor basis di Kabupaten Sukabumi. 2 Jika nilai LQ = 1, maka pada Kabupaten Sukabumi mempunyai pangsa aktivitas perikanan setara dengan produksi total Jawa Barat. 3 Jika nilai LQ 1, maka Kabupaten Sukabumi mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas perikanan di Jawa Barat, atau telah terjadi defisit produksi di Kabupaten Sukabumi. Pendekatan adanya pemusatan produksi perikanan dengan LQ dibedakan dalam dua kelompok, kelompok-kelompok tersebut masing-masing terdiri atas tiga kriteria dan dua kriteria. Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ, yaitu terpusat LQ 1, mendekati terpusat LQ = 0.80 sampai 0.99 dan tidak terpusat LQ 1 . Masing-masing kelompok secara berurutan dibobot dengan nilai 3, 2, dan 1. Kelompok kedua dilihat dari nilai pertumbuhan LQ, yaitu nilai LQ yang mengalami pertumbuhan diberi bobot 3, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 2, dan untuk nilai LQ yang mengalami pertumbuhan negatif diberi bobot 1.

4.4.5 Analisis Strategi Pengembangan Sektor Perikanan

Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematis antara kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta kesempatan dan ancaman dari faktor eksternal dari suatu sektor, sehingga dapat dibuat suatu alternatif strategi. Rangkuti F 2000 mengemukakan bahwa matrik SWOT ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu SO, ST, WO, WT. 1 Strategi SO Strenghts – Opportunity Strategi ini adalah strategi yang memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-sebesarnya 2 Strategi ST Strenghts – Threath Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. 3 Strategi WO Weakness – Opportunity Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.