Ketenagakerjaan Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi .1 Letak Geografis

Tabel 7. Presentase Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Kabupaten Sukabumi 2004-2006 Status Penduduk Laki-laki Perempuan 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Angkatan kerja 86,63 76,59 75,83 33,69 31,90 30,54 Bekerja 79,13 67,03 67,79 26,44 20,86 23,55 Mencari pekerjaan 9,50 9,55 8,04 7,25 11,04 6,99 Bukan angkatan kerja 11,37 23,41 24,17 66,31 68,10 69,46 Sekolah 5.65 14,86 17,05 4,22 14,57 16,74 Rumah tangga 0,00 0,44 0,14 42,05 45,44 46,68 Lain-lain 5,72 8,12 6,98 20,04 7,99 6,03 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber: Susenas 2004-2006 Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Sukabumi pada Tahun 2006 secara keseluruhan mengalami penurunan sebanyak 7.94, penurunan tersebut secara berturut-turut mulai tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2004 dan 2005. Penurunan yang terjadi disebabkan terjadinya penurunan pada jumlah penduduk yang bekerja dan yang mencari pekerjaan terutama pada laki-laki dari 86,63 pada Tahun 2004 menjadi 75,83 pada Tahun 2006. Terjadinya perubahan struktur angkatan kerja di Kabupaten Sukabumi disebabkan terjadinya peningkatan presentase penduduk usia kerja yang berstatus sekolah. Pada Tahun 2004 meningkat secara drastis dari 4,96 menjadi 14,71 pada Tahun 2005 dan pada Tahun 2006 meningkat lagi menjadi 16,90 dari seluruh penduduk dengan usia 10 tahun keatas. Dari hasil Susenas diketahui bahwa komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Sukabumi didominasi oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan, hal tersebut sangat menguntungkan mengingat sektor pertanian mempunyai elastisitas penyerapan tenaga kerja yang tinggi, selain itu untuk sektor pertanian tidak diperlukan sumberdaya pendidikan yang relatif tinggi, sehingga potensi tenaga kerja yang belum tersalurkan di sektor lain dapat diserap di sektor pertanian. Indikasi lain yang terjadi pada pola penyerapan tenaga kerja ini adalah adanya kemajuan ekonomi yang mengarah kepada peningkatan produktivitas tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan, karena yang bekerja disektor perdagangan dan jasa, cenderung memiliki tingkat produktivitas yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan yang bekerja pada sektor pertanian. Tabel 8 memperlihatkan presentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan. Tabel 8 . Presentase Penduduk 10 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Sukabumi 2005-2006 Lapangan Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki dan Perempuan 2005 2006 2005 2006 2005 2006 Pertanian 36,5 29,75 36 33,59 36,38 30,69 Pertambangan 2,19 1,54 0,34 0,3 1,75 1,23 Industri pengolahan 8,64 11,46 11,36 16,83 9,28 12,77 Listrik, gas, air minum 0,31 1,12 1,57 0,24 1,23 Bangunan 11,13 8,81 0,35 0,32 8,59 6,74 Perdagangan, hotel dan restoran 17,49 24,6 35,6 28,84 21,77 25,64 Angkutan dan komunikasi 11,69 11,75 0,71 3,47 9,09 9,73 Keuangan 1,26 0,19 0,34 0,91 1,04 0,37 Jasa 10,79 10,78 15,3 14,17 11,86 11,61 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber: BPS, Susenas 2005-2006 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa, menurut lapangan pekerjaan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja pada Tahun 2006 adalah sektor pertanian sebesar 30,69, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,64, kemudian sektor industri pengolahan sebesar 12,77, jasa sebesar 11,61, angkutan dan komunikasi sebesar 9,73. Dilihat dari jenis kelamin, ternyata ada empat sektor yang sangat diminati oleh kaum perempuan Kabupaten Sukabumi yaitu pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja perempuan yang paling besar, namun keterlibatan kaum perempuan dalam sektor ini sebagian besar hanya sebagai pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar. Keterlibatan perempuan dalam sektor lain biasanya berstatus sebagai buruh, seperti halnya dalam pada sektor industri, pada sektor ini mereka biasanya sangat dibutuhkan pada industri konveksi atau jenis home industri yang lebih memerlukan ketekunan dan ketelitian. Pada sektor perdagangan mereka pada umumnya pada perdagangan kecil seperti warung makanan atau kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari jenis kelamin laki-laki, maka s dengan nilai sebesar 29,7 dan restoran dengan 24,6 11,75, sedangkan sekto adalah sektor keuangan d diaagram pie presentase lapangan usaha pada tahu Gambar 3. Diagram Pie P menurut Lapan

5.1.5 Aspek Sosial Buda

Penduduk Kabup dengan karakter dan prib yang ada di Kabupaten S Dog-dog Lojor, Seni Jipe kesenian Parebut Seeng, kesenian Gondang Buhu berupa Gekbreng, Kuda Di Kabupaten Su Palagan Bojongkokosan diadakan di Kabupaten S Pesta Panen Sirnarasa. Perdagang el dan res 26 Angkutan dan komunikasi 10 Keuangan a sektor pertanian merupakan sektor yang paling d 9,75 pada Tahun 2006, diikuti sektor perdagang 4,6, kemudian sektor angkutan dan komunikasi s ktor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja lak n dengan nilai presentase 0,19. Gambar 3 memp se penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja me ahun 2006. ie Presentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas yan pangan Usaha, Tahun 2006 udaya upaten Sukabumi memiliki corak budaya dan unik ribadi orang-orang Sukabumi. Berbagai keseniana n Sukabumi antara lain dari Kecamatan Cisolok be ipeng, Seni Topeng, dan Lais. Dari Kecamatan Ci g, Bangkolung. Dari Kecamatan Sagaranten terda hun, Angklung Buncis, dan kesenian-kesenian yan da Lumping dan Reog Karbo. Sukabumi juga terdapat cagar budaya, seperti Mus an dan Bale Budaya Pudak Arum. Upacara adat ju n Sukabumi seperti Pesta Hari Nelayan Palabuhanr Pertanian 31 Perta Indus pengola 13 Listrik, gas, air minum 1 Bangunan 7 angan, hot restoran 26 an Jasa 11 g diminati ngan, hotel si sebesar laki-laki mperlihatkan menurut ang Bekerja nik, sesuai na daerah berupa Cicurug ada rdapat ang lain useum juga anratu dan ertambangan 1 dustri golahan 13

5.1.6 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Kabupaten Sukabumi antara lain berupa jalan yang dibagi lagi menjadi jalan nasional sepanjang 43,112 km, jalan propinsi 354,869 km, jalan kabupaten 1.506 km, dan jembatan sepanjang 3.101 m. Transportasi merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan dalam usaha perikanan. Kegiatan transportasi di Kabupaten Sukabumi cukup baik,hal ini ditunjang dengan tersedianya alat transportasi dan prasarana jalan yang menghubungkan kota kabupaten dengan kecamatan dan antar kecamatan yang cukup baik. Jalan yang menghubungkan desa-desa dengan ibukota kecamatan telah ditingkatkan, sehingga mobilitas hasil pertanian dari desa menjadi lebih lancar. Selain itu, dengan jalur arteri dengan kota-kota besar memudahkan dalam kegiatan pemasaran hasil perikanan. Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pendidikan di Kabupaten Sukabumi diuraikan sebagai berikut Sekolah Dasar 1.176 buah, Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 284 buah, dengan jumlah guru 11.013 guru, untuk pendidikan tingkat menengah pertama di Kabupaten Sukabumi terdapat gedung Sekolah Menengah Pertama sebanyak 144 buah, Madrasah Tsanawiyah 166 buah dengan total jumlah guru sebanyak 6.039 guru, dan untuk pendidikan tingkat menengah atas terdapat 88 Sekolah Menengah Atas, 56 Madrasah Aliyah dengan total jumlah guru untuk tingkat pendidikan ini sebanyak 3.070 guru. Infrastruktur kesehatan di Kabupaten Sukabumi terdiri atas 3 unit Rumah Sakit Umum Daerah, 58 unit Puskesmas, 102 unit Puskesmas Pembantu, 55 unit Puskesmas Keliling, 2.996 Posyandu, 357 orang Bidan, dan 270 orang Perawat. Infrastruktur keagamaan seperti masjid sebanyak 5.499 unit, mushola 1.137 unit, langgar 59.359 unit, pondok pesantren 252 unit, majlis taklim 4.727 unit, TKA TPA TQA 432 unit, gereja 11 buah, vihara 1 buah.

5.2 Kondisi Perekonomian Kabupaten Sukabumi

Suatu wilayah dikatakan mengalami perkembangan ekonomi bila kondisi perekonomiannya meningkat dari tahun ke tahun. Meningkat atau tidaknya kondisi perekonomian suatu wilayah dapat dianalisis berdasarkan indikator