Keadaan Lingkungan dan Sistem Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan data karakteristik responden yang diperoleh pada Tabel 4, sebagian besar responden yang diwawancarai pada RW 01-09 dan RW 10 mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Jumlah responden terbanyak berada pada rentang usia 31-40 tahun pada RW 01-09 maupun pada RW 10. Pendidikan formal terakhir pada responden di RW 01-09 mayoritas hingga tingkat SD, sedangkan RW 10 hingga tingkat SMA. Sebanyak 38 responden yang diwawancarai di RW 01-09 merupakan penduduk asli yang telah menetap selama 31-40 tahun, sedangkan pada RW 10 seluruh responden merupakan penduduk pendatang yang telah menetap kurang dari 10 tahun. Jumlah tanggungan mayoritas responden pada RW 01-09 maupun RW 10 sebanyak kurang dari 3 orang. Mayoritas responden pada RW 01-09 adalah wiraswasta, sedangkan responden RW 10 mayoritas merupakan karyawan swasta. Pendapatan rumah tangga responden terbanyak berada pada rentang 1-3 juta, baik pada RW 01-09 maupun RW 10. VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Identifikasi Sumber Air dan Pola Konsumsi Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh rumah tangga di Kelurahan Kamal menggunakan empat sumber, yaitu air tanah, air keliling, air minum dalam kemasan AMDK, dan air yang melalui proses Water Treatment Plant. Keempat sumber air tersebut tidak sepenuhnya tersedia pada masing-masing rumah tangga responden. Penggunaan air bersifat substitusi, dimana jika terjadi kekurangan pada satu sumber maka akan disubstitusi oleh sumber lain. Adapun volume penggunaan air bersih yang digunakan oleh rumah tangga sangat bergantung kepada jumlah anggota keluarga serta banyaknya aktivitas yang dilakukan rumah tangga dalam pemakaian air bersih. Berdasarkan pendapatan yang diperoleh, maka responden diklasifikasikan menjadi empat kategori. Kategori 1 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan kurang dari 1 juta rupiah, kategori 2 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan antara 1-3 juta rupiah, kategori 3 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan antara 3-5 juta rupiah, dan kategori 4 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan lebih dari 5 juta rupiah. Tabel 5 menunjukkan pola penggunaan air bersih oleh rumah tangga responden berdasarkan sumber, volume, dan jenis penggunaan dari masing-masing sumber air. Berdasarkan data pada Tabel 5, konsumsi air tanah, air keliling, dan AMDK menurut kategori pendapatan pada RW 01-09 berfluktuasi, sedangkan pada RW 10 konsumsi AMDK dan air dari Water Treatment Plant menunjukkan tren. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga responden RW 10 semakin tinggi pula konsumsi airnya, baik pada AMDK maupun air dari Water Treatment Plant. Total konsumsi rata-rata per rumah tangga pada responden RW 01-09 dan RW 10 juga menunjukkan tren. Semakin tinggi pendapatan responden, maka total konsumsi air bersih akan semakin banyak. Tabel 5 Perbandingan volume penggunaan air bersih rumah tangga responden di Kelurahan Kamal Kategori Rata-rata Konsumsi per Rumah Tangga m 3 bulan Total Konsumsi Rumah Tangga m 3 bulan Air Tanah Air Keliling AMDK Air Water Treatment Plant RW 01-09 a. Kategori 1 11,88 1,16 0,14 - 13,18 b. Kategori 2 13,74 1,39 0,17 - 15,30 c. Kategori 3 14,25 3,10 0,08 - 17,43 d. Kategori 4 16,13 1,61 0,15 - 17,89 RW 10 a. Kategori 1 - - - - - b. Kategori 2 - - 0,17 16,00 16,17 c. Kategori 3 - - 0,18 20,00 20,18 d. Kategori 4 - - 0,33 51,33 51,66 Sumber: Data primer diolah, 2013 Keterangan: Kategori 1 = Rumah tangga responden yang memiliki pendapatan 1 juta Kategori 2 = Rumah tangga responden yang memiliki pendapatan 1-3 juta Kategori 3 = Rumah tangga responden yang memiliki pendapatan 3-5 juta Kategori 4 = Rumah tangga responden yang memiliki pendapatan 5 juta Apabila dilihat dari segi penggunaannya, pada rumah tangga responden di RW 01-09, air tanah hanya digunakan untuk mck, sedangkan untuk minum dan memasak masyarakat menggunakan air keliling dan AMDK. Rumah tangga responden di RW 10 menggunakan air dari Water Treatment Plant untuk keperluan mck, sedangkan untuk minum dan memasak masyarakat menggunakan AMDK. Berdasarkan sumber air yang digunakan, konsumsi rata-rata per rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Pola konsumsi rumah tangga responden di Kelurahan Kamal pada masing-masing sumber air bersih Wilayah Konsumsi Rata-rata per Rumah Tangga Air Tanah m 3 bulan Air Keliling pikulbulan AMDK galonbulan Air Water Treatment Plant m 3 bulan RW 01-09 13,63 38,72 9,00 0,00 RW 10 0,00 0,00 11,60 27,80 Sumber: Data primer diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6 rumah tangga responden di RW 01-09 menggunakan air tanah, air keliling, dan AMDK untuk memenuhi kebutuhannya. Volume rata- rata penggunaan air tanah, air keliling, dan AMDK berturut-turut adalah sebesar 13,63 m 3 per bulan, 38,72 m 3 per bulan, dan 9,00 m 3 per bulan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa air keliling merupakan sumber air bersih yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga responden di RW 01-09. Rumah tangga responden di RW 10 menggunakan AMDK dan air dari Water Treatment Plant untuk memenuhi kebutuhannya. Volume rata-rata penggunaan AMDK dan air dari Water Treatment Plant berturut-turut adalah sebesar 11,60 m 3 per bulan dan 27,80 m 3 per bulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa sumber air dengan penggunaan terbesar rumah tangga responden di RW 10 adalah air dari Water Treatment Plant. Tabel 6 menunjukkan bahwa sumber air dengan penggunaan terbesar oleh responden RW 01-09 adalah air keliling, sedangkan sumber air dengan penggunaan terbesar oleh responden RW 10 adalah air dari Water Treatment Plant. Berdasarkan Tabel 6 dapat ditarik kesimpulan bahwa warga RW 01-09 yang tergolong kelas ekonomi menengah ke bawah menggunakan air dari sumber air yang murah, yaitu air tanah. Hal tersebut terbukti dari penggunaan air tanah oleh warga RW 01-09, sedangkan warga RW 10 tidak menggunakannya. Warga RW 01-09 terpaksa tetap mengkonsumsi air tanah walaupun kondisi air tanah kurang baik karena harga air keliling dan AMDK lebih mahal. Pendapatan warga RW 01-09 tergolong rendah, namun mereka tetap harus membeli air keliling untuk keperluan minum dan memasak karena air tanah tidak layak untuk dikonsumsi dan tidak baik untuk kesehatan. Warga RW 10 yang tergolong kelas ekonomi menengah ke atas menggunakan air dari sumber air yang lebih layak dengan harga yang lebih mahal, yaitu AMDK. Tabel 6 menunjukkan konsumsi AMDK rumah tangga responden RW 10 lebih besar dibanding rumah tangga responden RW 01-09. Perbedaan penggunaan AMDK oleh warga RW 01-09 dan RW 10 tidak terlalu jauh dikarenakan warga RW 01-09 mayoritas membeli AMDK refill dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000, sedangkan warga RW 10 membeli AMDK baru dengan harga Rp 13.000 hingga Rp 15.000.

6.2 Pengeluaran Konsumsi Air

Alokasi konsumsi air bersih rata-rata didapat dari total pengeluaran seluruh responden dibagi dengan jumlah responden. Data alokasi konsumsi air bersih rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 7. Total pengeluaran