Ekonomi Sumber Daya Air
volume pemakaiannya melalui metode analisis deskriptif, mengestimasi kerugian ekonomi rumah tangga non-pelanggan bila dibandingkan dengan pelanggan
langsung dan tidak langsung melalui metode Opportunity Cost dan Cost of Illness, serta mengidentifikasi persepsi masyarakat non-pelanggan PAM untuk
pemenuhan kebutuhan air di masa depan melalui metode analisis deskriptif. Kerugian yang dirasakan oleh rumah tangga non-pelanggan dan pelanggan tidak
langsung layanan air bersih perpipaan PT. Palyja di Kelurahan Kamal Muara RW 01 dan RW 04 dan Kelurahan Kapuk Muara RW 09 adalah berupa biaya
tambahan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan air bersih. Pemakaian air bagi rumah tangga non-pelanggan bersumber dari air pikulan, air sumur bor, dan
air gallon, sedangkan rumah tangga pelanggan menggunakan sumber air bersih tunggal yaitu air PAM. Rata-rata volume pemakaian air rumah tangga non-
pelanggan adalah yang terendah, sedangkan volume pemakaian air tertinggi adalah rumah tangga pelanggan langsung. Namun dalam hal pembiayaan, rumah
tangga non-pelanggan mengeluarkan biaya tertinggi bila dibandingkan dengan rumah tangga pelanggan. Kerugian ekonomi rumah tangga yang dialami rumah
tangga non-pelanggan dan pelanggan tidak langsung tercermin dari besarnya cost of illness dan opportunity cost. Persepsi responden terhadap usaha pemenuhan
kebutuhan air dimasa depan berdasarkan kebutuhan warga yang tertinggi adalah pembangunan jaringan air bersih perpipaan di Kelurahan Kamal Muara,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Sunarko 2004 menganalisa mengenai penyediaan air bersih di kawasan
perumahan di Kecamatan Rawa Lumbu Kota Bekasi dengan studi kasus di Perumahan Bumi Bekasi Baru dan Kemang Pratama. Variabel-variabel yang
dianalisis adalah bentuk pelayanan, pembiayaan penyediaan prasarana air bersih, tanggung jawab penentuan harga, perolehan hasil penyediaan air bersih, dan
hubungan antara produsen dan konsumen. Penelitian ini menghasilkan informasi bahwa penyediaan air bersih di kawasan perumahan diprakarsai oleh pihak
pengelola perumahan dan bukan dari pemerintah daerah. Mekanisme pembiayaan penyediaan prasarana air bersih tercakup dalam komponen harga rumah dan
lahan. Hubungan antara produsen dan konsumen bersifat langsung karena mereka membentuk unit pengelola air bersih sendiri. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah tidak ada kerjasama antara pemerintah kota dengan pengelola perumahan dalam hal penyediaan air bersih di kawasan perumahan di Kecamatan
Rawa Lumbu dan pengelolaan air bersifat eksklusif yaitu hanya untuk warga perumahan.