yang diperoleh dapat dilihat bahwa air keliling merupakan sumber air bersih yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga responden di RW 01-09. Rumah
tangga responden di RW 10 menggunakan AMDK dan air dari Water Treatment Plant untuk memenuhi kebutuhannya. Volume rata-rata penggunaan AMDK dan
air dari Water Treatment Plant berturut-turut adalah sebesar 11,60 m
3
per bulan dan 27,80 m
3
per bulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa sumber air dengan penggunaan terbesar rumah tangga responden di RW 10 adalah
air dari Water Treatment Plant. Tabel 6 menunjukkan bahwa sumber air dengan penggunaan terbesar oleh
responden RW 01-09 adalah air keliling, sedangkan sumber air dengan penggunaan terbesar oleh responden RW 10 adalah air dari Water Treatment
Plant. Berdasarkan Tabel 6 dapat ditarik kesimpulan bahwa warga RW 01-09 yang tergolong kelas ekonomi menengah ke bawah menggunakan air dari sumber
air yang murah, yaitu air tanah. Hal tersebut terbukti dari penggunaan air tanah oleh warga RW 01-09, sedangkan warga RW 10 tidak menggunakannya. Warga
RW 01-09 terpaksa tetap mengkonsumsi air tanah walaupun kondisi air tanah kurang baik karena harga air keliling dan AMDK lebih mahal. Pendapatan warga
RW 01-09 tergolong rendah, namun mereka tetap harus membeli air keliling untuk keperluan minum dan memasak karena air tanah tidak layak untuk
dikonsumsi dan tidak baik untuk kesehatan. Warga RW 10 yang tergolong kelas ekonomi menengah ke atas menggunakan air dari sumber air yang lebih layak
dengan harga yang lebih mahal, yaitu AMDK. Tabel 6 menunjukkan konsumsi AMDK rumah tangga responden RW 10 lebih besar dibanding rumah tangga
responden RW 01-09. Perbedaan penggunaan AMDK oleh warga RW 01-09 dan RW 10 tidak terlalu jauh dikarenakan warga RW 01-09 mayoritas membeli
AMDK refill dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000, sedangkan warga RW 10 membeli AMDK baru dengan harga Rp 13.000 hingga Rp 15.000.
6.2 Pengeluaran Konsumsi Air
Alokasi konsumsi air bersih rata-rata didapat dari total pengeluaran seluruh responden dibagi dengan jumlah responden. Data alokasi konsumsi air
bersih rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 7. Total pengeluaran
seluruh responden pada rumah tangga responden RW 01-09 adalah sebesar Rp 9.562.625 per bulan, sedangkan total pengeluaran seluruh responden pada rumah
tangga responden RW 10 adalah sebesar Rp 3.335.000 per bulan. Angka tersebut didapat dari penjumlahan pengeluaran rumah tangga responden pada masing-
masing kategori RW. Jumlah rumah tangga responden RW 01-09 sebanyak 55 orang dan rumah tangga responden RW 10 sebanyak 10 orang. Rata-rata
konsumsi air per rumah tangga responden RW 01-09 adalah sebesar Rp 173.866 per bulan, sedangkan pada rumah tangga responden RW 10 sebesar Rp 335.500
per bulan. Berdasarkan data tersebut, secara nominal dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi air pada rumah tangga responden RW 10 lebih besar
dibandingkan dengan rumah tangga responden RW 01-09. Tabel 7
Perbandingan alokasi konsumsi air bersih antara rumah tangga RW 01- 09 dengan rumah tangga RW 10
Kategori Total Pengeluaran
untuk Konsumsi Air Seluruh Responden
Rpbulan Jumlah Responden
orang Pengeluaran Rata-
rata untuk Konsumsi Air per
Rumah tangga Rpbulan
RW 01-09 9.562.625
55 173.866
RW 10 3.355.000
10 335.500
Sumber: Data primer diolah, 2013
Perbandingan proporsi alokasi konsumsi air bersih dapat dilakukan dengan cara membandingkan persentase konsumsi air terhadap pendapatan antara rumah
tangga responden RW 01-09 dan RW 10. Data proporsi alokasi konsumsi air bersih terhadap pendapatan rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Perbandingan proporsi alokasi konsumsi air bersih antara rumah
tangga RW 01-09 dengan rumah tangga RW 10 terhadap pendapatan
Kategori Rata-rata Pendapatan
per Rumah tangga Rpbulan
Pengeluaran Rata- rata per Rumah
tangga Rpbulan Persentase Pengeluaran
Konsumsi Air terhadap Pendapatan
RW 01-09 2.244.545
173.866 12,76
RW 10 7.050.000
335.500 6,32
Sumber: Data primer diolah, 2013
Pendapatan rata-rata rumah tangga responden pada RW 01-09 adalah sebesar Rp 2.244.545 per bulan, sedangkan pada RW 10 sebesar Rp 7.050.000 per
bulan. Persentase rata-rata konsumsi air terhadap pendapatan didapat dari
penjumlahan persentase rumah tangga responden pada masing-masing kategori dibagi jumlah responden. Persentase rata-rata konsumsi air terhadap pendapatan
pada rumah tangga responden RW 01-09 adalah sebesar 12,76 persen, sedangkan pada RW 10 sebesar 6,32 persen. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa secara nominal pengeluaran konsumsi air pada rumah tangga responden RW 01-09 lebih kecil dibandingkan dengan rumah tangga responden RW 10,
namun karena pendapatan warga RW 01-09 lebih rendah daripada warga RW 10, maka proporsi pengeluaran untuk konsumsi air warga RW 01-09 menjadi lebih
besar.
6.3 Nilai Keinginan untuk Memperoleh Jaringan Air Perpipaan
Kebutuhan air rumah tangga RW 01-09 Kelurahan Kamal saat ini hanya dipenuhi dari sumber air tanah, air keliling, serta AMDK. Terbatasnya wilayah
jangkauan layanan PT. Palyja menyebabkan Kelurahan Kamal sampai saat ini belum mendapatkan layanan air perpipaan seperti daerah lain di Jakarta pada
umumnya. Sebagian besar masyarakat Kelurahan Kamal sangat menginginkan jaringan air perpipaan PT. Palyja dapat terpasang agar kebutuhan air dapat
tercukupi. Hal utama yang harus diketahui dalam analisis kemauan membayar WTP
untuk perbaikan jasa lingkungan adalah jumlah responden yang mau membayar biaya pemasangan baru jaringan air perpipaan maupun biaya pemakaian air.
Dalam penelitian ini, responden diberikan pilihan antara bersedia dan tidak bersedia memperoleh jaringan air perpipaan PDAM dan kesediaan untuk
membayar biaya pemasangan baru serta biaya pemakaian air. Data jumlah keinginan memperoleh jaringan PDAM dan kesediaan untuk membayar rumah
tangga responden RW 01-09 dapat dilihat pada Tabel 9.
96,36 3,64
1 2
Ya Tidak
Tabel 9 Data jumlah keinginan jaringan untuk memperoleh jaringan PDAM
dan kesediaan untuk membayar responden RW 01-09
Responden RW 01-09
Keinginan Memperoleh Jaringan PDAM
Kesediaan untuk Membayar Jumlah
Responden orang
Persentase Jumlah Responden
orang Persentase
Ya 53
96,36 53
96,36 Tidak
2 3,64
2 3,64
Total Responden 55
100,00 55
100,00
Sumber: Data primer diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa total rumah tangga responden RW 01-09 yang menjawab bersedia atau menginginkan terpasangnya jaringan air
perpipaan PDAM di wilayah mereka dan bersedia untuk membayar biaya pemasangan baru serta biaya pemakaian air adalah sebesar 53 orang dari total
responden yang berjumlah 55 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga responden RW 01-09 yaitu sebesar 96,36 persen responden
menginginkan terpasangnya jaringan air perpipaan PT. Palyja di wilayah mereka.
Gambar 4 Persentase keinginan memperoleh jaringan PDAM dan kesediaan untuk membayar oleh rumah tangga responden RW 01-09
Gambar 4 menunjukkan bahwa persentase responden yang menginginkan terpasangnya jaringan air perpipaan PDAM lebih besar dibandingkan dengan
responden yang tidak menginginkan, begitu pula dengan kesediaan untuk membayar biaya pemasangan baru dan biaya pemakaian air, persentase responden
yang bersedia membayar lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak bersedia. Keadaan ini menunjukkan bahwa secara umum mayoritas responden
mempunyai kepedulian yang tinggi untuk perbaikan lingkungan. Persentase responden yang menyatakan ya sebesar 96,36 persen, sedangkan responden yang