Sistem Penyediaan Air Minum SPAM
konsumsi air yang dikeluarkan oleh rumah tangga pelanggan dan non-pelanggan air bersih PT. Palyja. Penelitian ini juga mengestimasi keuntungan atau nilai
surplus konsumen yang dirasakan masyarakat jika mendapatkan jaringan air perpipaan PDAM, sedangkan penelitian Irfanti 2010 mengestimasi kerugian
ekonomi rumah tangga non-pelanggan bila dibandingkan dengan pelanggan melalui metode Opportunity Cost dan Cost of Illness. Perbedaan dengan
penelitian Sunarko 2004 yaitu penelitian ini menganalisa tentang pola konsumsi, pengeluaran, dan Willingness to Pay rumah tangga terhadap layanan air bersih,
sedangkan penelitian Sunarko 2004 menganalisa mengenai penyediaan air bersih dengan menggunakan beberapa variabel. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Sunarko 2004 adalah penyediaan air bersih di kawasan perumahan diprakarsai oleh pihak pengelola perumahan dan bukan dari pemerintah daerah.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1
Willingness to Pay
Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar menghitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar
atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan Hanley dan Spash, 1993. Menurut Fauzi
2006 terdapat tahap-tahap proses memperoleh willingness to pay, yaitu sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis pasar
Peneliti terlebih dahulu membuat hipotesis pasar terhadap sumber daya yang akan dievaluasi. Peneliti membuat suatu kuesioner yang berisi
informasi lengkap mengenai bagaimana kondisi lokasi penelitian. Kuesioner ini bisa terlebih dahulu diuji pada kelompok kecil untuk
mengetahui reaksi atas proyek yang akan dilakukan sebelum proyek tersebut betul-betul dilaksanakan.
2. Mendapatkan nilai lelang bids
Tahap berikutnya adalah memperoleh nilai lelang. Ini dilakukan dengan melakukan survei, baik melalui survei langsung dengan kuesioner,
wawancara melalui telepon, maupun lewat surat. Dari ketiga cara tersebut survei langsung akan memperoleh hasil yang lebih baik. Tujuan dari
survei adalah untuk memperoleh nilai maksimum keinginan membayar WTP dari responden terhadap suatu proyek, misalnya perbaikan
lingkungan. Nilai lelang ini bisa dilakukan dengan teknik: a.
Permainan lelang Bidding Game. Responden diberi pertanyaan secara berulang-ulang tentang apakah responden ingin membayar
sejumlah tertentu. Nilai ini kemudian bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung respons atas pertanyaan sebelumnya. Pertanyaaan
dihentikan sampai nilai yang tetap diperoleh.