Keterbatasan layanan Air Bersih
Daerah Tanpa Layanan Air
Perpipaan Daerah Terjangkau
Layanan Air Perpipaan
Identifikasi sumber air bersih dan pola
konsumsi Estimasi
pengeluaran konsumsi air dari
total pendapatan Estimasi nilai keinginan
masyarakat membayar jaringan air perpipaan
Analisis Pendapatan Analisis Willingness
to Pay WTP Analisis Deskriptif
Tabulasi
Analisis Kesejahteraan
Rekomendasi Kebijakan
Pipanisasi air bersih Analisis Surplus
Konsumen Air minum dalam
kemasanRefill Air tanah
Water Treatment Plant
Air hydranair keliling
RW 10 Kelurahan
Kamal
Kesulitan Akses Air Bersih
RW 01-09 Kelurahan
Kamal
Gambar 2 Alur kerangka pemikiran
IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Lokasi terbagi atas daerah terjangkau layanan air perpipaan dan
daerah tanpa layanan air perpipaan PT. Palyja. Lokasi ini dipilih secara sengaja dikarenakan di daerah ini terdapat masalah air tanah yang tercemar, tidak layak
konsumsi serta terdapat perbedaan antara RW 01-09 yang belum memiliki layanan air perpipaan dan RW 10 yang telah memiliki layanan air perpipaan PT.
Palyja. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara
dengan pihak terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Kamal, Badan Pusat Statistik BPS, Wahana Lingkungan Hidup WALHI,
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah BPLHD DKI Jakarta, PT. Palyja, dan lain-lain.
4.3 Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data
Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Kelurahan Kamal terbagi atas dua kelompok, yaitu
kelompok rumah tangga yang telah memiliki layanan air perpipaan RW 10 dan kelompok rumah tangga yang belum memiliki layanan air perpipaan RW 01-09.
RW 10 akan diteliti karena hanya RW tersebut yang mewakili kelompok rumah tangga pelanggan air perpipaan di Kelurahan Kamal, sedangkan dari 9 RW
kelompok rumah tangga yang belum memiliki layanan air perpipaan, peneliti hanya mengambil data dari 2 RW yang dianggap sudah dapat merepresentasikan
kondisi populasi kelompok tersebut, yaitu RW 01 dan RW 03. RW 01 dipilih karena setiap sore dan malam setiap harinya harus merasakan banjir rob karena
lokasinya yang berdekatan dengan laut, sedangkan RW 03 memiliki kondisi air
tanah yang paling buruk karena dahulu pernah terdapat pabrik yang mencemari lingkungan.
Jumlah sampel sebanyak 65 rumah tangga, terdiri dari 10 responden dipilih secara purposive dari RW 10 dan 55 responden dari RW 01-09 yang terdiri dari
30 responden dipilih secara purposive di RW 01, 20 responden dipilih secara purposive di RW 03, dan 5 responden stakeholder berupa ketua RT dan RW
setempat. Rumah tangga selanjutnya dibedakan berdasarkan tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan rumah tangga responden dikategorikan menjadi empat, yaitu
kategori 1 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan kurang dari 1 juta rupiah, kategori 2 merupakan rumah tangga responden yang memiliki
pendapatan antara 1-3 juta rupiah, kategori 3 merupakan rumah tangga responden yang memiliki pendapatan antara 3-5 juta rupiah, dan kategori 4 merupakan
rumah tangga responden yang memiliki pendapatan lebih dari 5 juta rupiah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software computer Microsoft
Excel 2010.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tabulasi dan analisis
deskriptif, metode analisis pendapatan, metode Willingness to Pay WTP, dan metode surplus konsumen. Tabel 1 menjelaskan kegunaan dari metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu: