16
III. METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilakukan  di  Daerah  Aliran  Sungai  DAS  Citarum  Hulu  yang bagian  dari  DAS  Citarum,  DAS  terbesar  dan  terpanjang  di  Jawa  Barat,  secara
Geografis  dari  107°  10 ’  -  108°°  00’  BT  dan  6°  40’  -  7°  20’  LS.  Luas  daerah
penelitian  172045,92  ha  yang  melalui Kabupaten  Bandung,  Kabupaten  Bandung Barat,  Kota  Bandung  dan  Kota  Cimahi.  Terdapat  5  sub  DAS  Sub  Das  Ciwidei,
Cisangkuy,  Citarum  hulu,  Ctarik,  dan  Sub  Das  Cikapundung  dan  terdapat  1 Waduk  Besar  Saguling,  sebagai  sumber  air  irigasi  pertanian  dan  juga  sebagai
sumber  air  minum.  Penelitian  ini  telah  dilaksanakan  sejak  bulan  Mei  sampai dengan Nopember 2012.
Gambar 7.  Lokasi penelitian DAS Citarum Hulu
3.2. Alat Dan Bahan
3.2.1. Alat
Penelitian  ini  dilaksanakan  dengan  menggunakan  alat  bantuan  seperti seperangkat komputer dengan spesifikasi tinggi, software Arc GIS 10, update Arc
GIS  10  SP  5,  SWAT  9.7,  SWAT  editor  2009,  SWAT  Plot  and  Graph,  SWAT Cup, software Microsoft office dan software Minitab sebagai software pengolahan
dan analisis hasil.
17
3.2.2. Bahan
3.2.2.1. Data Global
1. Peta  topografi  yang  diturunkan  dari  data  ASTER  GDEM  v.  2  ASTER
Global Digital Elevation Model dengan resolusi 30 m meter
Gambar 8. ASTER GDEM Upper Citarum 30
o
2. Peta  Penggunaan  Lahan  tahun  2000,  2003  dan  2010.    yang  merupakan
olahan citra satelit Landsat TM. 3.
Sedangkan  untuk  mendapatkan  kondisi  penggunaan  lahan  untuk  kondisi mendatang  digunakan  skenario  sesuai  dengan  RTRW  2025,  dan
Penggunaan lahan hasil model dengan mengikuti tren perubahan land use yang  mengikuti  “Business  as  Ussual”.  Peta  dan  Data  jenis  Tanah
diturunkan dari peta semi detil, Puslitanak.
4. Peta tanah semi-detail skala 1:100.000 tahun 1993 dan data karateristiknya
diperoleh  dari  Pusat  Penelitian  Tanah  dan  Agroklimat-Bogor,  seperti kedalaman  efektif  mm  dan  infiltrasi  tanah,  ketebalan  horizon  mm,
tekstur tanah, bulk  density  gcm3, kapasitas menahan air mm H
2
Omm tanah,  saturated  hydraulic  conductivity,  kandungan  fraksi  batuan  ,
nilai erodibilitas tanah dan kandungan bahan organik  untuk beberapa lapisan tanah.
3.2.2.2. Data Iklim
3.2.2.2.1. Iklim
Data iklim historis diwakili dengan menggunakan data curah hujan harian yang  diambil  dari  18  pos  hujan  di  sekitar  das  Citarum  Hulu  tahun  1999-2005,
18 sedangkan  untuk  membuat  data  weather  generator  digunakan  stasiun  BMKG
Banjaran yang memiliki data iklim harian tahun 1999-2005.
Tabel 4. Daftar Stasiun yang digunakan No  Stasiun
Lintang  Bujur Ketinggian
1  BMKG Banjaran -6,90  107,60
745
2  BMKG Batujajar -6,92  107,48
630
3  BMKG Cibereum -7,20  107,67
1557
4  BMKG Ciparay -7,04  107,72
673
5  BMKG Ciwidey -7,09  107,48
1029
6  BMKG Gambung -7,13  107,51
1210
7  BMKG Jatinangor -6,90  107,78
868
8  BMKG Lembang -6,83  107,56
1108
9  BMKG Malabar -7,22  107,59
1518
10  BMKG Pengalengan -7,15  107,61
2075
11  BMKG Tanjungsari -6,88  107,79
920
12  DNS Cibeureum -7,19  107,68
1476
13  DNS Jatiroke -6,93  107,79
783
14  DNS Kayu Ambon -6,82  107,63
1216
15  DNS Pakar -6,86  107,62
892
16  DNS Situraja -6,84  108,02
331
17  PLN Cicalengka -6,98  107,83
684
18  PLN Paseh -7,11  107,77
1063
Catatan:  satuan  curah  hujan  mm,  suhu
o
C,  kelembaban  ,  radiasi  MJm
2
dan  kecepatan angin ms
-1
Data  weather  generator  digunakan  untuk  proses  membangkitkan  atau mengisi  data  kosong  untuk  data  harian  pada  setiap  sub-basin.  Data  weather
generator  merupakan  parameter-parameter  yang  digunakan  dalam  proses pembangkitan data harian untuk unsur ikim curah hujan, suhu, radiasi, kecepatan
angin  dan  kelembaban.  Berdasarkan  parameter-parameter  yang  terbentuk  akan digunakan  untuk  membentuk  data  curah  hujan  bangkitan  dengan  menggunakan
model  eksponensial  rantai  markov,  sedangkan  untuk  unsur  yang  lain  digunakan distribusi  normal.  Data  suhu  rata-rata  dan  radiasi  dibangkitkan  dengan  melihat
variasi musim hujan dan musim kemarau, sehingga menghasilkan data bangkitan dalam  jangka  waktu  yang  panjang.  Tahapan  proses  pembuatan  parameter-
parameter pembangkit data disajikan pada lampiran 1.
Untuk  menggambarkan  kondisi  iklim  mendatang  digunakan  hasil downscaling data ReGCM [Reginal General Circulation Model] dengan skenario
SRES A1B dengan resolusi 10 km
2
.
19 3.2.2.2.2.
Data pendukung Selain  data-data  utama  diatas,  digunakan  data  pendukung  seperti:  data
seris debit tahun 1999-2010 untuk Pos Duga Air PDA Nanjung yang digunakan untuk kalibrasi dan validasi program SWAT, dan data kejadian banjir tahun 2000-
2008.
3.3. Tahap Pengerjaan