25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karateristik Daerah Penelitian
4.1.1. Topografi
DAS Citarum hulu merupakan cekungan yang dikelilingi oleh beberapa pegunungan, dimana pada bagian utara terdapat pegunungan Tangkuban perahu
dengan beberapa puncak gunung seperti Guung Burarang 2.076 m, Gunung Tangkuban Perahu 2.064 m, Gunung Manglayang 1800 m dan Gunung Jarian
1282 m. Pada bagian timur terdapat Gunung Malang 1256 m dan Gunung Tanjak Nangsi 1514 m. Dibagian Barat cekungan terdapat sederetan yang
berbentuk pungung-pungung tak teratur yaitu Pegunungan Krenceng 1736 m dan pada bagian timur terdaoa Gunung Mandalawangi 1676 m yang membatasi
cenkungan ini.
Topografi atau kemiringan lereng yang merupakan ukuran kemiringan lahan relatif terhadap bidang datar di DAS Citarum Hulu dibagi menjadi 5 kelas
rentang kemiringan lereng dalam satuan derajat “
o
” seperti pada gambar 11.
Gambar 11. Peta Kemiringan lahan daerah Penilitian Tabel 6. Jenis, Luas dan Persentase lerengan daerah penelitian
No Jenis Lerengan
o
Luas ha 1
– 5 78641,22
18,50
2 5
– 15 145682,38
34,27
3 15
– 30 108242,76
25,46
4 30
– 45 54369,00
12,79
5 Diatas 45
15458,51 8,99
26
4.1.2. Karateristik Tanah
Jenis tanah di daerah penelitian menggunakan peta tanah Semi Detail DAS Citarum Hulu skala 1:100.000 tahun 1993. Berdasarkan peta tersebut terdapat 55
SPT di DAS Citarum Hulu yang terbagi menjadi 6 ordo klasifikasi tanah yaitu alfisolls, Inceptisols, Mollisols, Andisols, Entisols dan Ultisolls, seperti disajikan
pada gambar 12.
Gambar 12. Peta Jenis Tanah, Puslitanak 1993
Jenis tanah yang paling dominan di DAS Citarum Hulu adalah jenis tanah Inceptisols aeric tropaquepts dengan persentase luas 37,17 67318,91 ha,
yang diikuti oleh jenis tanah Andisols typic hapludands dengan persentase luas 13,47 24394,39 ha. Jenis tanah berdasarkan ordo dan sub-ordonya disajikan
pada tabel 7.
Tabel 7. Jenis tanah berdasarkan klas Ordo
Ordo Sub Ordo
Bentuk Kawasan Kemiringan
Alfisols Aeric Ochraqualfs
Berombak 3 - 5
Aquic Hapludalfs Bergelombang
8 - 15 Lithic Hapludalfs
Berbukit 20 - 50
Mollic Hapludalfs Berbukit-bergunung
25 - 50 Typic Hapludalfs
Berombak-bergelombang-berbukit- bergunung
8 - 50 Typic Hapludalfs
Bergelombang-berbukit 15 - 50
Typic Hapludalfs Berbukit
20 - 50 Ultic Hapludalfs
Berombak 3 - 8
Ultic Hapludalfs Berombak-bergelombang-berbukit-
bergunung 3 - 50
Ultic Hapludalfs Berbukit-bergunung
30
27 Tabel 8. Jenis tanah berdasarkan klas Ordo lanjutan
Ordo Sub Ordo
Bentuk Kawasan Kemiringan
Andisols Entisols
Inceptisols Eutric Hapludands
Berombak-bergelombang-berbukit- bergunung
3 - 50 Thaptic Hapludands
Datar agak berombak 1 - 5
Typic Malanudands Berombak-bergelombang
5 - 15 Troporthants
Bergunung 50
Aeric Tropaquepts Datar agak berombak dengan hillock
1 - 8 Andic Dystropepts
Bergelombang-berbukit 15 - 30
Aquic Eutropepts Datar
1 - 3 Fluventic Eutropepts
Datar 1 - 3
Mollisols Oxic Humitropepts
Bergunung 45
Typic Eutropepts Datar agak berombak dengan hillock
1 - 30 Typic Humitropepts
Berombak-bergelombang 5 - 50
Vertic Tropaquepts Datar agak berombak
1 -5 Andic Hapludolls
Berombak-bergelombang 5 - 10
Aquic Hapludolls Berombak-bergelombang
5 - 15 Cumulic Hapludolls
Berombak-bergelombang 3 - 15
Oxic Argludolls Berbukit-bergunung
25 - 60 Typic Hapludolls
Bergelombang-berbukit 10 - 30
Typic Hapludolls Berbukit
20 - 50
Ultisolls Typic Hapludults
Bergelombang-berbukit 8 - 50
Typic Kandiudults Berbukit
15 - 50 Typic Palaudults
Berombak 5 - 8
Typic Rhodudults Bergelombang-berbukit
8 - 15
4.1.3. Iklim di Daerah Penelitian