Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan dan Perubahan Iklim

43 debit sebesar 6,44 untuk setiap tahunnnya. Sedangkan debit pada musim hujan menjadi sangat tinggi, hal ini terlihat dari semakin tingginya nilai debit maksimum atau dapat dikatakan terjadi pergerakan naik sebesar 1,017 untuk setiap tahunnnya. Menurut Morgan 1986 dalam Pratiwi 2004 menyatakan efektifitas tanaman penutup dalam mengurangi erosi dan aliran permukaan dipengaruhi oleh tumbuhan dan bentuk tajuk kanopi, kerapatan tanaman dan kerapatan sistem perakaran. Semakin tinggi tempat jatuh butiran hujan main tinggi pula energi kinetiknya. Semantara itu, kerapatan tanaman berfungsi mempengaruhi bersarnya luasan lahan yang dapat ditutupi oleh tumbuhan. Semakin rapat tanaman vegetasi yang ada di permukaan lahan semakin kecil kemungkinan terjadinya erosi. Sedangkan kerapatan sistem perakaran tanaman vegetasi menentukan efektifitas tanaman dalam membantu pemantapan agregat yang berarti pula meningkatkan besar kecilnya laju dan kapasitas infiltrasi, sehingga dapat mengurangi energi perusak aliran permukaan dan dapat megurangi aliran permukaan. Oleh karena itu peran hutan sangat besar dalam memperkecil aliran permukaan sehingga debit maksimum akan dapat diperkecil sehingga disisi lain tampungan air tanah akan lebih banyak sehingga akan debit minimum akan dapat diperbesar untuk dapat menjaga ketersedian air tetap terjamin sepanjang tahun.

4.5.2. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan dan Perubahan Iklim

Simulasi SWAT untuk melihat pengaruh perubahan iklim digunakan data model regcm3 skenario A1B dari tahun 1991-2090 sebagai input data iklim dan penggunaan lahan 2010, hal ini disebabkan karena simulasi yang dijalankan hanya untuk menduga bagaimana perubahan besaran debit yang dihasilkan akibat perubahan iklim, sedangkan pengaruh perubahan penggunaan lahan diabaikan. Hal ini disebabkan data model yang digunakan tidak bisa menangkap kondisi ekstrim seperti data observasi, sehingga perbedaan debit hasil simulasi akibat perubahan penggunaan lahan tidak begitu signifikan. Tabel 19. Deskripsi statistik distribusi debit m 3 dtk disebabkan perubahan penggunaan lahan dan perubahan iklim Penggunaan lahan Periode Iklim 1991-2010 2011-2030 2031-2050 2051-2070 2071-2090 2000 2010 2025 2000 2010 2025 2000 2010 2025 2000 2010 2025 2000 2010 2025 Minimum 0,69 0,68 0,72 0,58 0,57 0,61 1,11 1,16 1,15 0,66 0,65 0,66 0,33 0,32 0,34 Q1 34,57 34,2 34,2 30,64 30,25 30,3 33,59 33,31 33,33 36,59 36,22 36,28 28,82 28,49 28,6 Mean 91,19 91,32 91,39 90,31 90,43 90,49 91,87 92,00 92,06 96,02 96,15 96,24 89,51 89,61 89,67 Median 71,86 71,11 70,85 72,05 71,36 71,16 74,21 73,53 73,38 77,76 77,05 76,92 73,71 73,02 72,81 Q3 110,8 110,4 109,6 112,55 112,2 111,5 111,15 110,2 109,5 118,4 117,6 117,05 110,65 109,9 109,25 Maksimum 707,6 718,1 725,6 663,8 674,7 681,5 608,7 618,1 623,8 635,3 645,4 651,2 627,6 636,8 643,7 44 Perubahan iklim mempengaruhi besar dan intensitas banjir yang dihasilkan dalam simulasi SWAT, dimana pada debit yang dihasilkan mengikuti kondisi iklim dari model regcm3 skenario A1B pada gambar 20. Jika dilihat debit pada kondisi ekstrim, maka dapat terlihat batas nilai debit maksimum mengelami penurunan dibandingkan dengan kondisi sekarang. Sedangkan batas nilai minimum, Q1, rata-rata dan median mengalami penurunan pada periode tahun 2011-2030 dan kembali naik pada periode 2031-2050, dimana kondisi paling rendah terjadi pada periode tahun 2071-2090. Chen dan kawan-kawan 2008 melakukan analisis simulasi perubahan iklim terhadap debit di sungai Bosten, dimana debit meningkat sebesar 7-25 hanya dengan meningkatnya suhu 1-3 o C. Sedangkan kenaikan curah hujan tahunan 5-25 akan meningkatkan debit sebesar 1,4-11 dari kondisi sebenarnya. Pengaruh suhu dan curah hujan terhadap debit bervariasi berdasarkan musim, dimana pengaruh terbesar terjadi pada musim kemarau. Sebagaimana hasil yang didapat, debit meningkat sebesar 11-62 pada saat suhu dimusim kemarau meningkat 1-3 o C, sedangkan pada musim hujan hanya mencapai 3-10 dengan kenaikan suhu yang sama pada saat musim hujan. Peningkatan juga berbeda saat musim kemarau dan musim hujan untuk pengingkatan curah hujan sebesar 5-25, debit meningkat sebesar 2,7-21 saat musim kemarau dan 0,2- 0,8 saat musim hujan. Perbedaan debit hasil simulasi SWAT diakibatkan perubahan iklim dan penggunaan lahan dapat dilihat dari perbedaan parameter-parameter distribusi datanya Tabel 20. Tabel 20. Parameter-parameter sebaran Gamma 3 parameter distribusi debit hasil simulasi Skenario Parameter sebaran Gamma Periode Iklim Penggunaan lahan Bentuk Skala Lokasi 1991-2010 2000 1.029 87.98 0.679 2010 1.018 89.00 0.669 2025 1.013 89.54 0.711 2011-2030 2000 0.966 92.88 0.575 2010 0.959 93.63 0.559 2025 0.954 94.23 0.603 2031-2050 2000 1.074 84.50 1.090 2010 1.057 85.93 1.138 2025 1.055 86.22 1.126 2051-2070 2000 1.023 93.23 0.644 2010 1.017 93.94 0.631 2025 1.014 94.30 0.648 2071-2090 2000 0.909 98.09 0.329 2010 0.902 99.03 0.319 2025 0.895 99.82 0.336 45 Analisis secara statistik menggunakan distribusi gamma 3 parameter untuk melihat perbedaan distribusi debit hasil simulasi untuk masing-masing skenario. Parameter skala tertinggi adalah pada penggunaan lahan tahun 2025 untuk periode tahun 2071-2090 99,82, hal ini disebabkan pada kondisi tersebut sebaran hutan di DAS Citarum Hulu yang sudah banyak berubah menjadi penggunaan lahan lainnya. Sehingga debit hasil simulasi banyak pada nilai-nilai ekstrim tinggi yang menyebabkan peluang banjir semakin tinggi dan ekstrim rendah yang menyebabkan peluang kekeringan juga tinggi. Berdasarkan parameter bentuk skala dapat dilihat keberagaman antara masing-masing skenario dengan menggunakan perhitungan Rancangan Acak Kelompok RAK dengan selang kepercayaan 95, sehingga dihasilkan tabel sidik ragam untuk parameter bentuk dan skala. Hasil perhitungan RAK untuk parameter bentuk, didapat nilai p_value lebih kecil dari n ilai α = 0.05 atau dapat dinyatakan bahwa pengaruh periode iklim dan penggunaan lahan berbeda nyata antara masing-masing skenario terhadap debit yang dihasilkan Tabel 21. Tabel 21. Sidik ragam pengaruh perubahan iklim dan penggunaan lahan terhadap parameter bentuk Kategori JK Db KT Fhitung p-value F tabel Periode Iklim 0.04649 4 0.01162 1766.781 8.17E-12 3.84 Penggunaan Lahan 0.00051 2 0.00026 39.277 7.30E-05 4.46 Error 0.00001 8 0.0000066 Total 0.04706 14 Hasil perhitungan RAK untuk parameter skala juga menyatakan bahwa pengaruh perubahan iklim dan penggunaan lahan juga berbeda nyata antara masing-masing skenario terhadap debit yang dihasilkan Tabel 22, hal ini dilihat dari nilai p_value yang lebih kecil d ari nilai α = 0.05. Tabel 22. Sidik ragam pengaruh perubahan iklim dan penggunaan lahan terhadap parameter skala Kategori JK Db KT Fhitung p-value F tabel Periode Iklim 318.0295 4 79.5074 2383.91 2.47E-12 3.84 Penggunaan Lahan 5.692253 2 2.8461 85.34 4.02E-06 4.46 Error 0.266813 8 0.0333 Total 323.9886 14 Uji beda nyata juga dilakukan untuk masing-masing periode iklim terhadap parameter bentuk dari debit hasil simulasi, pengujian dilakukan dengan metode uji Duncan. Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat pengaruh masing-masing periode iklim terhadap parameter bentuk hasil simulasi berbeda nyata dan dalam proses perhitungan pengaruh penggunaa lahan dihilangkan atau 46 No Perlakuan Rataan a b c d e Notasi 5 2071-2090 0.902 0.902 a 2 2011-2030 0.960 0.960 b 4 2051-2070 1.018 1.018 c 1 1991-2010 1.020 1.020 d 3 2031-2050 1.062 1.062 e No Perlakuan Rataan a b c d e Notasi 3 2031-2050 85.550 85.550 a 1 1991-2010 88.840 88.840 b 2 2011-2030 93.580 93.580 c 4 2051-2070 93.823 93.823 d 5 2071-2090 98.980 98.980 e dijadikan sebagai kondisi ulangan perlakuan. Hasil uji Duncan untuk parameter bentuk dan skala dapat dilihat pada tabel 23 dan 24. Pada perhitungan uji Duncan dihitung rata-rata dari masing parameter bentuk dan skala untuk setiap perlakukan periode iklim, kemudian dihitung perbedaan dari masing-masing nilai rata-rata tersebut setelah diurutkan terlebih dahulu. Melihat nilai rata-rata dari masing-masing periode yang sama dan yang berbeda dengan cara membandingan nilai rata-rata tersebut dengan nilai rentang t studen nyata terkecil R p dengan menggunakan persamaan: dimana: R p = nilai rentang t studen nyata terkecil r α = nilai selang kepercayaan yang digunakan f = derajat bebas p = banyaknya perlakukan b = banyaknya ulangan Pengaruh perubahan iklim terhadap parameter bentuk dari hasil uji Duncan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh perlakuan periode iklim berbeda nyata untuk masing-masing parameter bentuk dari debit hasil simulasi tabel 23. Tabel 23. Hasil Uji Duncan pengaruh perubahan iklim terhadap parameter bentuk catatan: = perbandingan dengan peringkat berikutnya = pemberian notasi baru pindah kolom berikutnya Pengaruh perubahan iklim terhadap parameter bentuk dari hasil uji Duncan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh perlakuan periode iklim berbeda nyata untuk masing-masing parameter skala dari debit hasil simulasi tabel 24. Tabel 24. Hasil Uji Duncan pengaruh perubahan iklim terhadap parameter bentuk catatan: = perbandingan dengan peringkat berikutnya = pemberian notasi baru pindah kolom berikutnya 47

4.6. Perubahan Peluang Distribusi Debit Yang Menyebabkan Banjir