19 3.2.2.2.2.
Data pendukung Selain  data-data  utama  diatas,  digunakan  data  pendukung  seperti:  data
seris debit tahun 1999-2010 untuk Pos Duga Air PDA Nanjung yang digunakan untuk kalibrasi dan validasi program SWAT, dan data kejadian banjir tahun 2000-
2008.
3.3. Tahap Pengerjaan
Tahap  pengerjaan  tesis  ini  dilakukan  dalam  tahap-tahap,  yaitu  1 Persiapan  dan  pengolahan  data  input;  2  Menjalankan  simulasi  SWAT  dengan
menggunakan data histori; 3 Kalibarasi dengan SUFI 2 menggunakan data debit observasi  1999-2005  sebagai  pembanding;  4  Menjalankan  simulasi  SWAT
untuk  skenario  perubahan  penggunaan  lahan  dan  skenario  perubahan  iklim;  5 Menghitung  peluang  perubahan  Debit  yang  menyebabkan  Banjir  skenario  yang
dirancang.
3.3.1. Persiapan dan Pengolahan Data Input
Proses simulasi SWAT membutuhkan data  yang sesuai  dengan format input yang tetah ditetapkan dalam panduan “SWAT InputOutput File Documentation”,
sehingga  data  yang  ada  perlu  diolah  terlebih  dahulu  sebelum  menjadi  input SWAT. Pengolahan data input meliputi:
a. Pengolahan  data  spatial,  seperti  pengkoreksian  peta  DEM,  penggunaan
lahan  dan  tanah  sesuai  dengan  batas  DAS  kawasan  penelitian  serta merubah  system  koordinat  peta  dalam  bentuk  system  proyeksi  UTM
Universal Transverse Mercator Semua data spatial yang digunakan harus diberikan ID tambahan, sebagai
kode yang terhubung dengan database yang ada di
“SWAT 2009.mdb”. b.
Pengolahan data Iklim -
Membuat  file  text  .txt  yang  berisi  list,  ketinggian  dan  koordinat stasiun  dan  pos  penangkar  untuk  kondisi  observasi  hanya
menggunakan  data  curah  hujan,  sedangkan  untuk  kondisi  scenario menggunakan  5  parameter  iklim  yaitu  surah  hujan,  suhu  maksimum
dan  minimum,  kelembaban,  radiasi  dan  kecepatan  angin  yang digunakan. Seperti yang disajikan pada lampiran 3.
- Membuat  file  data  harian  curah  hujan  p__.txt,  suhu  t__.txt,
kelembaban  h__.txt,  radiasi  s__.txt,  kecepatan  angin  w__.txt sepanjang  tahun  simulasi  yang  dilakukan.  Banyaknya  file  untuk
masing-masing  unsur  iklim  tergantung  pada  jumlah  pos  stasiun  yang digunakan  dalam  simulasi  atau  sebanyak  grid  yang  digunakan  untuk
data  skenario.  Tampilan  file  untuk  unsur  iklim  seperti  disajikan  pada lampiran 4.
20
3.3.2. Simulasi SWAT untuk Kondisi Histori
Langkah pertama simulasi SWAT adalah membentuk batas DAS dan sub- DAS menggunakan data DEM, menentukan HRU’s dan  proses pembacaan data
weather  generator,  data  iklim  dan  data  pendukung  lainnya,  serta  setting  dan menjalankan  simulasi  SWAT.  Skematik  dari  model  SWAT  dapat  dilihat  pada
gambar dibawah ini:
Gambar 9. Tahapan penggunaan dari Model SWAT
3.3.2.1. Deliniasi DAS secara Otomatis
Langkah  pertama  dalam  pengolahan  data  hidrologi  adalah  menentukan batas  DAS  dan  Sub-DAS,  dimana  batas  DAS  dan  Sub-DAS  tersebut  dibentuk
berdasarkan  kondisi  topografi  dari  data  DEM  30  x  30  m.  Setiap  Sub-DAS  akan saling berhubungan, dimana aliran sungai suatu Sub-DAS akan mengalir ke Sub-
DAS  lainnya  yang  saling  berdekatan.  Metode  yang  digunakan  dalam  proses deliniasi DAS adalah metode threshold, besar kecilnya threshold yang digunakan
akan  menentukan  jumlah  jaringan  sungai  yang  terbentuk  dan  juga  menentukan banyaknya  Sub  Das  yang  dihasilkan.  Dialog-box  proses  deliniasi  dapat
ditunjukkan pada lampiran 5.
Proses  deliniasi  melalui  3  tahap,  1  Setup  and  Prepocessing, menggunakan  data  DEM  yang  telah  diformat  dalam  ASCII  .asc  dan  data
jaringan  sungai,  2  Flow  direction  and  accumulation,  3  Stream  Network _Create  stream  and  Outlet,  dalam  proses  deliniasi  jaringan  sungai  digunakan
threshold  ambang  batas  2000  ha  sehingga  diharapkan  hasil  deliniasi  yang dihasilkan akan lebih rapat, dan 4 Watershed Outlets Selection and Definition,
dimana  pada  proses  ini  harus  memilih  titik  outlet  yang  telah  dihasilkan  pada
21 langkah  sebelumnya  dan  setelah  dipilih  maka  dilakukan  proses  deliniasi
watershed, dan terakhir 5 Calculate subbasin parameters.
3.3.2.2. Penentuan HRU’s Hidrological Response Units
HRU’s merupakan interaksi dari batas Sub-DAS yang terbentuk dari hasil
overlay  antara  data  penggunaan  lahan,  jenis  tanah  dan  kemiringan.  Setiap  sub- DAS  memiliki  satu  atau  lebih  HRU  yang  sangat  tergantung  pada  option  yang
digunakan  saat  simulasi  dijalankan.  Dialog-box  proses  pembentukan  HRU disajikan pada lampiran 6.
3.3.2.3. Proses pembacaan data Iklim dan data pendukung lainnya
Pada  tahap  ini  dilakukan  proses  pembacaan  data  weather  generator  yang telah dibuat, data iklim yang akan dimasukkan serta data-data pendukung lainnya
seperti  data  parameter  penggunaan  lahan,  tanah  dan  kemiringan  lahan  sebagai input dalam simulasi SWAT.
3.3.2.4. Setting dan menjalankan simulasi SWAT
Tahapan  ini  merupakan  tahapan  untuk  mengatur  tanggal  simulasi, distribusi curah hujan dan satuan dari luaran model harian, bulanan atau tahunan
sebelum  proses  simulasi  dijalankan.  Setelah  semua  pengaturan  selesai  maka simulasi SWAT dapat dijalankan, dimana proses simulasi ini akan membutuhkan
waktu yang sangat tergantung dari luaran data yang diinginkan.
3.3.3. Kalibrasi dan Validasi Menggunakan SUFI 2_SWAT CUP