3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daerah Aliran Sungai [DAS]
Daerah Aliran Sungai DAS dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang dibatasi oleh topografi alami, dimana air yang jatuh pada DAS tersebut keluar
melalui satu aliran tunggal yang akhirnya sampai pada satu titik tertentu atau sering disebut outlet. Menurut Pawitan 1999, DAS merupakan satu satuan
wilayah berupa sistem lahan dengan tutupan vegetasi, dibatasi oleh batas-batas topografi alami seperti punggung-punggung bukit yang menerima curah hujan
sebagai masukan, mengumpulkan dan menyimpan air, sedimen dan unsur hara lainnya, serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai untuk akhirnya keluar
melalui satu sungai utama ke laut atau danau.
Karateristik suatu DAS sangat bergantung kepada kondisi alam dan iklim diantaranya jenis tanah, topografi, tata guna lahan dan besarnya curah hujan.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi besar-kecilnya aliran permukaan yang terjadi, dimana laju aliran suatu DAS akan semakin cepat dengan semakin
besarnya kemiringannya.
Bagian hulu dari suatu DAS memegang peranan penting terhadap keseluruhan DAS, karena keberlangsungan kondisi air dari hulu sampai hilir
sangat dipengaruhi bagaimana kondisi DAS dibagian hulu tersebut. Alih fungsi lahan dibagian hulu tidak hanya mempengaruhi kondisi didaerah tersebut, akan
tetapi juga mempengaruhi bagaimana kualitas air, debit, dan sedimen yang nantinya akan sampai dibagian hilir. Sebagaimana terdapat dalam peraturan
Dirjen Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial No: P.04V-SET2009 juga disebutkan bahwa perubahan kondisi hidrologis suatu DAS yang berdampak
negatif seperti erosi dan sedimen, penurunan produktifitas lahan dan degradasi lahan dipicu oleh faktor kegiatan manusia, selain faktor peristiwa alam. Sehingga
diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung proses identifikasi kondisi DAS sehingga dapat direncanakan pengelolaan DAS yang sesuai.
Pengelolaan DAS merupakan usaha untuk memamfaatkan sumberdaya tanah, vegetasi, air dan lainnya pada DAS secara rasional untuk mendapatkan
penggunaan lahan yang berkelanjutan demi tercapainya produksi maksimum dan optimum dalam jangka waktu yang tidak terbatas akan tetapi juga menekan
kerusakan seminimal mungkin sehingga didapat kualitas dan distribusi air yang baik Sinukaban, 2007a. Pengelolaan suatu DAS dikatakan berhasil apabila
terpenuhi beberapa hal sebagai berikut: 1 tercapainya kondisi hidrologis yang optimal, 2 meningkatnya produktifitas lahan yang diikuti oleh perbaikan
kesejahteraan masyarakat, 3 terbentuknya kelembagaan masyarakat yang muncul dari bawah sesuai dengan sosial budaya masyarakat setempat dan 4
4 terwujutnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan
berkeadilan.
2.2. Siklus Hidrologi