Penentuan Erosi yang dapat Ditoleransikan E Penentuan Tingkat Bahaya Erosi TBE
7.2.2.2. Penentuan Erosi yang dapat Ditoleransikan E
tol Penentuan erosi yang dapat ditoleransikan E tol dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Wood dan Dent 1983 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 dengan rumus sebagai berikut : D e – D min E tol = + LPT 7.6 UGT Dimana : D e : kedalaman ekuivalen Arsyad, 2006 : kedalaman efektif tanah mm x faktor kedalaman tanah D min : kedalaman tanah minimum mm yang ditoleransikan UGT : umur guna tanah yaitu 300 tahun untuk pemakaian secara terus-menerus dan intensif. LPT : laju pembentukan tanah, sebesar 1,00 mmtahun Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007. Penentuan degradasi lahan akibat terjadinya erosi dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah tanah yang tererosi dengan jumlah tanah tererosi yang dapat ditoleransikan. Apabila jumlah tanah yang tererosi lebih besar dari jumlah tanah tererosi yang dapat ditoleransikan maka akan terjadi degradasi lahan, tetapi apabila jumlah tanah yang tererosi sama atau lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan maka tidak terjadi degradasi erosif.7.2.2.3. Penentuan Tingkat Bahaya Erosi TBE
Tingkat bahaya erosi TBE ditentukan berdasar atas perbandingan antara jumlah tanah yang tererosi dengan kedalaman efektif tanah tanpa memperhatikan jangka waktu kelestarian yang diharapkan, jumlah erosi yang diperbolehkan maupun kecepatan proses pembentukan tanah. Untuk menentukan tingkat bahaya erosi, Departemen Kehutanan 1986 menggunakan pendekatan tebal solum tanah yang telah ada dan besarnya erosi sebagai dasar Hardjowigeno 121 dan Widiatmaka, 2007. Penilaian tingkat bahaya erosi berdasar atas tebal solum tanah dan besarnya bahaya erosi disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Tingkat bahaya erosi berdasar tebal solum tanah dan besarnya bahaya erosi jumlah erosi maksimum, A Tebal Solum cm Erosi Maksimum A tonhatahun 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 480 90 60 – 90 30 – 60 30 SR R S B S B SB SB S B SB SB B SB SB SB SB SB SB SB Keterangan : SR = sangat rendah, R = rendah, S = sedang, B = berat, SB = sangat berat Sumber: Departemen Kehutanan, 1986 dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007.7.3. Hasil dan Pembahasan
Parts
» Tujuan Penelitian Perumusan Masalah
» Kerangka Pemikiran Manfaat Penelitian
» Kebaruan Novelty PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Penurunan Kualitas Sumberdaya Lahan
» Degradasi Lahan Erosif Pada Lahan Berlereng
» Penerapan Teknologi pada Lahan di Dataran Tinggi
» Kelembagaan Usahatani TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Agroekologi
» Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memilih teknologi
» Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Pengembangan Tanaman Hortikultura TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Mata Pencaharian Penduduk
» Evaluasi Kemampuan Lahan Penentuan Komoditas Unggulan dan Evaluasi Kesesuaian Lahan
» Prediksi Erosi Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Satuan Lahan Berdasarkan Agroekologi
» Model Pengembangan Tanaman Hortikultura Berbasis Agroekologi
» Pendahuluan EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
» Zona Agroekologi Berbasis Elevasi di Hulu DAS Jeneberang
» Klasifikasi Kemampuan Lahan di Hulu DAS Jeneberang
» Kelas Kemampuan Lahan pada Kawasan Areal Penggunaan Lain
» Kesimpulan EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
» Sumber dan Teknik Pengambilan Data Metode Analisis Data
» Metode Analisis Data Tahap Kedua: Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas
» Analisis Komoditas Unggulan Hortikultura di Hulu DAS Jeneberang
» Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Buah-
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Sayuran
» Pendahuluan PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
» Prediksi Erosi Metode Analisis Data
» Penentuan Erosi yang dapat Ditoleransikan E Penentuan Tingkat Bahaya Erosi TBE
» Prediksi Erosi Tanah pada Lahan Berlereng di Daerah Hulu DAS
» Erosi Yang Dapat Ditoleransikan
» Kesimpulan PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
» Metode Analisis Data Analisis Keberlanjutan Budidaya Tanaman Hortikultura Buah-
» Analisis Keberlanjutan Budidaya Tanaman Hortikultura Sayuran
» Kesimpulan ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG
» Metode Analisis Data Metode Penelitian 1.
» Hasil dan Pembahasan Submodel Produksi Hortikultura Buah-Buahan
» Model Pengembangan Tanaman Hortikultura Buah-Buahan Zona
» Analisis Kelayakan Usahatani Rambutan sesuai dengan Model Pengembangannya
» Submodel Pengendalian Erosi Submodel Produksi Tanaman Hortikultura Sayuran
» Sub Model Pengendalian Erosi
» Analisis Kelayakan Usahatani Kentang berdasarkan Skenario Model Pengembangannya
» Saran KESIMPULAN DAN SARAN 11.1. Kesimpulan
» Tujuan Penelitian PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Manfaat Penelitian Kebaruan Novelty
» Analisis Data Metode Penelitian 1. Sumber dan Teknik Pengambilan Data
» Satuan Lahan pada Setiap Zona Agroekologi di Hulu DAS Jeneberang
» Karakteristik Fisik Lahan di Hulu DAS Jeneberang
» Kelas Kemampuan Lahan pada Kawasan Areal Penggunaan Lain APL di Hulu DAS Jeneberang
» Sumber dan Teknik Pengambilan Data
» Dominansi Relatif Tutupan Lahan Eksisting pada Satuan LahanTitik- Titik Pengamatan
» . . EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
Show more