35
ekstensif di padang rumput alami, semuanya bisa menjadi bagian dari suatu sistem pertanian.
Dalam suatu sistem usahatani, sumberdaya fisik seperti tanah, air dan udara berinteraksi hingga menciptakan kondisi suhu, angin, curah hujan tertentu
dan lain-lain yang unik. Kondisi ini mempengaruhi berfungsinya sumberdaya biologis. Organisme yang hidup, dengan daur hidup dari kelahiran, pertumbuhan,
perkembangbiakan dan kematian, masing-masing berinteraksi satu sama lain dalam proses, seperti persaingan, penurunanregenerasi, simbiosis dan alelopati.
Berbagai sumber daya dan proses biologis dan fisik secara sengaja dimanipulasi oleh sumberdaya manusia di dalam sistem tersebut, yaitu keluarga petani dengan
segala pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan energinya. Sistem usahatani merupakan sistem yang terbuka, berbagai input diterima dari luar, dan sebagian
dari output meninggalkan sistemnya Reijntjes, Haverkort dan Bayer, 1999.
2.9. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara
bersama-sama memecahkan berbagai persoalan. Pembagian kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat keikutsertaan level of involvement masyarakat
dalam suatu kegiatan. Partisipasi masyarakat bertujuan untuk mencari solusi permasalahan yang lebih baik dalam suatu komunitas dengan membuka lebih
banyak kesempatan bagi masyarakat untuk ikut memberikan kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efesien, dan berkelanjutan.
Stakeholder usahatani berkelanjutan secara umum dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu: i beneficiaries, masyarakat yang mendapat manfaatdampak secara langsung maupun tidak langsung, ii intermediaries, kelompok masyarakat atau
perseorangan yang dapat memberikan pertimbangan atau fasilitasi dalam usahatani berkelanjutan antara lain: konsultan, pakar, LSM, dan profesional di
bidang pertanian, dan iii decisionpolicy makers, lembaga yang berwenang membuat keputusan dan landasan hukum seperti lembaga pemerintahan.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program- program pemerintah maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sudut
36
pandang sejauh mana partisipasi masyarakat dan pihak terkait stakeholder lainnya dalam program pembangunan. Partisipasi masyarakat dilakukan mulai
dari tahapan kegiatan pembuatan konsep, konstruksi, operasional-pemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan.
Penentuan dan pemilahan stakeholder dilakukan dengan metode Stakeholders Analysis
yang dilakukan melalui 4 empat tahap proses yaitu: a identifikasi stakeholder; b penilaian ketertarikan stakeholder terhadap kegiatan
usahatani berkelanjutan; c penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan setiap stakeholder
; dan d perumusan rencana strategi partisipasi stakeholder dalam usahatani berkelanjutan pada setiap fase kegiatan McCracken, Jennifer and
Narayan, 1998. Semua proses dilakukan dengan cara mempromosikan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan potensi masyarakat untuk secara aktif
berpartisipasi, serta menyediakan kesempatan untuk ikut bagian dan memiliki kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya dalam
kegiatan usahatani berkelanjutan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan usahatani berkelanjutan terdiri dari 7 tujuh tingkatan yang didasarkan pada
mekanisme interaksinya, yaitu: i Penolakan resistanceopposition; ii Pertukaran informasi information-sharing; iii Konsultasi consultation with no
commitment ; iv Konsensus dan Pengambilan Kesepakatan Bersama concensus
building and agreement ; v Kolaborasi collaboration; vi Pemberdayaan
dengan pembagian risiko empowerment-risk sharing; dan vii Pemberdayaan dan Kemitraan empowerment and partnership Zonneveld, 2001.
Rumusan jenis dan tingkat partisipasi masyarakat akan berbeda tergantung pada jenis kebijakan atau kegiatan. Untuk memudahkan identifikasi jenis dan
tingkat partisipasi masyarakat dalam kebijakan atau kegiatan, Bank Dunia memperkenalkan social assessment yang umumnya mengelompokkan 4 empat
jenis kebijakan atau kegiatan yaitu: i indirect social benefits and direct social costs
; ii significant uncertainty or risks; iii large number of beneficiaries and few social cost
; dan iv targeted assistance The Word Bank, 1994 .
Indirect benefits , direct social cost. Suatu kebijakan atau kegiatan yang
memberikan manfaat tidak langsung kepada masyarakat tetapi menimbulkan
37
biaya sosial. Contoh kegiatan ini antara lain pembangunan insfrastruktur, keanekaragaman hayati, structural adjustment, dan privatisasi.
Significant uncertainty or risk. Suatu kebijakan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang bentuk penyelesaiannya belum jelas dan tidak cukup tersedia informasi dan komitmen dari kelompok sasaran. Contoh kegiatan ini antara lain
intervensipembangunan wilayah pasca konflik. Large number of beneficiaries and few social cost.
Suatu kebijakan atau kegiatan yang jumlah penerima manfaat atau dampaknya sangat besar tetapi hanya sedikit
menimbulkan biaya sosial. Contoh kegiatan ini antara lain pembangunan kesehatan, pendidikan, penyuluhan pertanian, dan desentralisasi.
Targeted assistance . Suatu kebijakan atau kegiatan yang kelompok dan jumlah
penerima manfaat atau dampaknya telah terdefinisikan secara jelas. Contoh kegiatan ini yaitu penanggulangan kemiskinan di suatu wilayah, penanganan
pengungsi, reformasi kelembagaan institutional reform, dan korban bencana alam.
2.10. Pengembangan Tanaman Hortikultura