57
V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
5.1. Pendahuluan
Pemenuhan kebutuhan manusia untuk kehidupannya dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan lahan untuk usaha pertanian. Pemanfaatan lahan
untuk pertanian secara optimal dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan penggunaan lahan dengan kemampuan lahannya Oluwatosin et al., 2006.
Penggunaan tanah harus sesuai dengan syarat –syarat yang diperlukan, agar tanah
dapat berfungsi dengan baik tanpa mengurangi tingkat kesuburannya. Semakin meningkat jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula kebutuhan akan
lahan. Akibatnya lahan-lahan pertanian yang subur dan potensial semakin berkurang, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan
sektor non pertanian, sehingga diperlukan teknologi tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya lahan secara berkelanjutan Shekinah,
Saha, dan Rahman, 2004. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lahan secara terarah dan efisien diperlukan tersedianya data informasi yang lengkap mengenai
keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan terutama tanaman-tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi cukup baik. Lahan pada dasarnya mempunyai kemampuan yang berbeda untuk
mendukung penggunaan tertentu. Untuk mengetahui kemampuan suatu lahan maka perlu dilakukan klasifikasi kemampuan lahan. Klasifikasi kemampuan lahan
Land Capability Classification adalah penilaian lahan dengan komponen –
komponennya secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat
– sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaanya secara lestari Arsyad, 2006. Kemampuan disini dipandang
sebagai kapasitas lahan untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum. Lahan dengan kemampuan tinggi diharapkan berpotensi besar untuk
berbagai penggunaan, sehingga memungkinkan penggunaannya efektif untuk berbagai macam kegiatan. Untuk mempertahankan produktifitas lahan perlu suatu
cara pengelolaan yang tepat agar dapat dicapai produktivitas yang optimal dan
58
tidak menimbulkan kerusakan pada lahan. Sesuai dengan sifat dan faktor pembatasnya, lahan mempunyai daya guna yang berbeda satu dengan yang
lainnya Shekinah, Saha, dan Rahman, 2004. Pada penentuan kelas kemampuan lahan, sifat dan faktor pembatas yang dipakai adalah yang menentukan mudah
tidaknya tanah diolah jika lahan tersebut dijadikan suatu usaha pertanian Kusumaseta, 1987. Sifat dan faktor pembatas lahan yang sangat mempengaruhi
kemampuan lahan di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh batuan, iklim, tanah, bentuk lahan, panjang dan kemiringan lereng dan proses yang bekerja di lahan
tersebut Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007. Kondisi hulu DAS Jeneberang dengan potensi lahan yang ada saat ini,
baik yang sudah dimanfaatkan maupun belum dimanfaatkan merupakan modal dasar bagi pengembangan wilayah Kabupaten Gowa, khususnya untuk bidang
pertanian. Potensi lahan yang ada bila tidak mendapat perhatian khusus, maka selamanya akan menjadi potensi saja bukan keluaran produk yang penting dan
bermanfaat. Salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Gowa adalah potensi lahan pertanian yang berada di hulu DAS Jeneberang. Namun saat ini potensi
tersebut belum diusahakan secara optimal sehingga belum memberikan sumbangan yang menonjol. Agar harapan tersebut dapat terwujud, diperlukan
suatu usaha agar dapat mengetahui secara pasti tentang potensi yang ada di hulu DAS Jeneberang dengan cara mengetahui kemampuan lahan di daerah tersebut
yang selanjutnya dapat diubah kesesuaian lahannya sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal.
Secara morfologis, rona fisik wilayah hulu DAS Jeneberang sebagian besar bentang lahannya berbentuk perbukitan dan pegunungan dengan kondisi
kelerengan yang cukup bervariasi. Melihat potensi yang ada di wilayah hulu DAS Jeneberang, yaitu potensi lahannya cukup baik untuk berbagai peruntukan
misalnya untuk permukiman, lahan pertanian, irigasi dan sebagainya. Pemanfaatan suatu wilayah sebaiknya didasarkan pada evaluasi tentang
kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, sehingga di wilayah itu dapat digolongkan menurut penggunaannya yang tepat. Survei kemampuan lahan
merupakan salah satu survei sumberdaya lahan yang bertujuan mengetahui kemampuan lahan suatu daerah dan menentukan penggunaan lahan beserta
59
pengelolaanya yang tepat sehingga dapat dicapai produktivitas yang optimal atau sedikit menimbulkan kerusakan lahan. Evaluasi kemampuan lahan pada
hakekatnya merupakan proses untuk mengarahkan potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaan Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007.
Evaluasi kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang perlu dilakukan agar penggunaan lahan disesuaikan dengan kemampuan lahannya. Dengan demikian
degradasi lahan dapat diminimalkan dan pemanfaatan lahan dapat lestari dan berkelanjutan.
5.2. Metode Penelitian 5.2.1. Sumber dan Teknik Pengambilan Data