Jika LQ = 1, artinya komoditas tersebut tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
Jika LQ 1, artinya komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi
kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar. d. Komoditas diperdagangkan antar wilayah, dengan indikator penilaian
adalah nilai LQ produksi komoditas.
6.2.2. Tahap Kedua: Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura
6.2.2.1. Sumber dan Teknik Pengambilan Data
Data untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman hortikultura diambil dari survey tanah di hulu DAS Jeneberang yang ditanami tanaman hortikultura.
Lokasi pengambilan sampel didasarkan pada peta satuan lahan unit lahan yang dihasilkan dari overlay peta dasar berdasarkan agroekologi lokasi penelitian.Titik
koordinat pengambilan sampel tanah disajikan pada Tabel Lampiran 2. Pengambilan contoh tanah menggunakan Stratified Random Sampling untuk
masing-masing unit lahan. Jumlah contoh tanah untuk keperluan analisis sifat kimia dan fisik tanah sangat tergantung pada banyaknya satuan lahan. Contoh
tanah untuk analisis sifat fisik menggunakan ring sampel. Untuk analisis sifat kimia, setiap satuan unit lahan dipilih secara acak sebanyak lima contoh tanah,
kemudian dikompositkan. Pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat kimia tanah menggunakan bor tanah sedalam lapisan olah 0 – 30 cm dari permukaan
tanah. Contoh tanah tersebut kemudian dianalisis di Laboratorium. Analisis sifat kimia tanah meliputi kapasitas tukar kation KTK, pH, N-total, P-tersedia, K
dapat ditukar, C-organik, salinitas dan kejenuhan basa. Analisis sifat fisik tanah meliputi tekstur dan permeabilitas.
Pengamatan di lapang untuk sifat fisik-kimia tanah dilakukan dengan mengukur beberapa variabel meliputi drainase, kedalaman efektif, kemiringan
lereng, panjang lereng, jenis komoditas, dan tutupan vegetasi. Pengukuran
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
6 6
d d
d d
d d
d d
L L
L L
L L
d k
P m
k ta
ta t
ta t
t t
ta ta
ta t
ta t
ta ta
t t
a t
t a
t t
a a
t t
t ta
a t
t t
ta a
t t
ta a
a t
t t
t a
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
ta t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
ta ta
t t
t ta
t ta
t t
t t
t ta
ta t
t t
t t
t ta
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t t
t k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k k
k d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
d d
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
m m
l l
le le
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l l
l ll
l l
l l
l l
l l
l
kedalaman efektif, kedalaman solum, menggunakan metode minipit, yaitu dengan cara menggali tanah berukuran : panjang, lebar dan kedalaman masing-masing 60
cm, kemudian diukur setiap lapisankedalamannya menggunakan meteran. Pengukuran panjang lereng dan kemiringan lereng menggunakan alat abney level.
Satuan panjang lereng adalah meter dan kemiringan lereng adalah persen . Data sekunder yang diperlukan untuk analisis kesesuaian lahan yaitu curah hujan,
luas panen komoditas hortikultura buah-buahan dan sayuran tingkat kabupaten dan kecamatan.
Pengamatan komoditas dominan yang ditemukan di lapangan pada setiap satuan lahan dilakukan untuk data dasar dalam melaksanakan analisis kesesuaian
lahan dan prediksi erosi yang terjadi. Setiap satuan lahan dari komoditas dominan di plotkan dalam areal di hulu DAS Jeneberang, kemudian dibuatkan peta
dominansi relatif tutupan lahan untuk komoditas hortikultura buah-buahan dan sayuran.
6.2.2.2. Metode Analisis Data