Kelembagaan Usahatani TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
2.6. Kelembagaan Usahatani
Kelembagaan atau institusi dapat digunakan sebagai salah satu sudut pandang untuk menelaah sesuatu, situasi atau kondisi, sehingga apabila dipergunakan untuk memecahkan masalah dalam usahatani, maka akan menghasilkan rekomendasi pemecahan masalah yang sangat khas. Oleh karena itu rumusan dan batasan serta kegunaan kelembagaan sebagai instrument untuk memecahkan masalah juga beragam, sangat tergantung pada tujuan serta jenis permasalahan yang dihadapi. Kontribusi utama kelembagaan dalam proses pembangunan adalah mengkoordinasikan para pemilik input dalam proses transformasi dari input menjadi output dan pada saat yang bersamaan juga mengkoordinasikan distribusi output kepada para pemilik input. Pemilik input tersebut dapat berupa individu, organisasi, pemerintah, dan lain-lain, tergantung dari satuan analisis yang digunakan. Kemampuan suatu kelembagaan mengkoordinasikan, mengendalikan, atau mengontrol interdependensi antar pihak-pihak sangat ditentukan oleh kemampuan kelembagaan tersebut mengendalikan sumber interdependensi dari “goods” yang dikelola Kartodihardjo, Murtilaksono, dan Sudadi, 2004. Menurut Syahyuti 2006, suatu kelembagaan merupakan pemantapan perilaku yang hidup pada suatu kelompok orang, merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola. Kelembagaan berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat dan ditentukan oleh sistem sosial tradisional dan modern, atau bisa berbentuk tradisional dan modern. Juga dapat mengefisienkan kehidupan sosial. Dengan demikian kelembagaan adalah kelompok-kelompok sosial yang dijalankan masyarakat, dan semua pihak mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk mewujudkan aturan main diantara mereka, termasuk kesepakatan dalam penggunaan input, sehingga masing-masing pihak mempunyai kepastian hubungan yang sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Kelembagaan yaitu suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah orang dan lembaga untuk tujuan tertentu, memiliki aturan dan norma, serta memiliki struktur. Ada tujuh bentuk kelembagaan usahatani yaitu kelembagaan penyedia saprodi, kelembagaan penyedia permodalan, kelembagaan pemenuhan tenaga 31 kerja, kelembagaan penyedia lahan dan air irigasi, kelembagaan pengolahan hasil pertanian, kelembagaan pemasaran hasil pertanian, dan kelembagaan penyedia informasi.2.7. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Agroekologi
Parts
» Tujuan Penelitian Perumusan Masalah
» Kerangka Pemikiran Manfaat Penelitian
» Kebaruan Novelty PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Penurunan Kualitas Sumberdaya Lahan
» Degradasi Lahan Erosif Pada Lahan Berlereng
» Penerapan Teknologi pada Lahan di Dataran Tinggi
» Kelembagaan Usahatani TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Agroekologi
» Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memilih teknologi
» Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Pengembangan Tanaman Hortikultura TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kemampuan Lahan
» Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Mata Pencaharian Penduduk
» Evaluasi Kemampuan Lahan Penentuan Komoditas Unggulan dan Evaluasi Kesesuaian Lahan
» Prediksi Erosi Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Satuan Lahan Berdasarkan Agroekologi
» Model Pengembangan Tanaman Hortikultura Berbasis Agroekologi
» Pendahuluan EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
» Zona Agroekologi Berbasis Elevasi di Hulu DAS Jeneberang
» Klasifikasi Kemampuan Lahan di Hulu DAS Jeneberang
» Kelas Kemampuan Lahan pada Kawasan Areal Penggunaan Lain
» Kesimpulan EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG
» Sumber dan Teknik Pengambilan Data Metode Analisis Data
» Metode Analisis Data Tahap Kedua: Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas
» Analisis Komoditas Unggulan Hortikultura di Hulu DAS Jeneberang
» Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Buah-
» Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Sayuran
» Pendahuluan PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
» Prediksi Erosi Metode Analisis Data
» Penentuan Erosi yang dapat Ditoleransikan E Penentuan Tingkat Bahaya Erosi TBE
» Prediksi Erosi Tanah pada Lahan Berlereng di Daerah Hulu DAS
» Erosi Yang Dapat Ditoleransikan
» Kesimpulan PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
» Metode Analisis Data Analisis Keberlanjutan Budidaya Tanaman Hortikultura Buah-
» Analisis Keberlanjutan Budidaya Tanaman Hortikultura Sayuran
» Kesimpulan ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG
» Metode Analisis Data Metode Penelitian 1.
» Hasil dan Pembahasan Submodel Produksi Hortikultura Buah-Buahan
» Model Pengembangan Tanaman Hortikultura Buah-Buahan Zona
» Analisis Kelayakan Usahatani Rambutan sesuai dengan Model Pengembangannya
» Submodel Pengendalian Erosi Submodel Produksi Tanaman Hortikultura Sayuran
» Sub Model Pengendalian Erosi
» Analisis Kelayakan Usahatani Kentang berdasarkan Skenario Model Pengembangannya
» Saran KESIMPULAN DAN SARAN 11.1. Kesimpulan
» Tujuan Penelitian PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
» Manfaat Penelitian Kebaruan Novelty
» Analisis Data Metode Penelitian 1. Sumber dan Teknik Pengambilan Data
» Satuan Lahan pada Setiap Zona Agroekologi di Hulu DAS Jeneberang
» Karakteristik Fisik Lahan di Hulu DAS Jeneberang
» Kelas Kemampuan Lahan pada Kawasan Areal Penggunaan Lain APL di Hulu DAS Jeneberang
» Sumber dan Teknik Pengambilan Data
» Dominansi Relatif Tutupan Lahan Eksisting pada Satuan LahanTitik- Titik Pengamatan
» . . EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA DI HULU DAS JENEBERANG
Show more