94 dan SP17, komoditas bawang daun SP1, SP13, SP14, dan SP15, komoditas wortel
SP5, SP12, dan SP20, komoditas sawi SP8, komoditas markisah SP16, dan komoditas tomat SP9. Komoditas kentang sebagai dominansi relatif tutupan terluas,
hal ini sesuai dengan hasil analisis komoditas unggulan hortikultura sayuran, dimana nilai LQ dari komoditas kentang tertinggi yaitu 2,75 dibandingkan dengan komoditas
lainnya.
6.3.4. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura
Klasifikasi kesesuaian lahan menggunakan kriteria CSRFAO Staff 1983 dan disesuaiakan dengan kriteria kesesuaian untuk masing-masing komoditas. Penilaian
kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan matching antara kualitas lahan dari masing-masing satuan lahan hasil analisis tanah dan data-data sekunder seperti curah
hujan, temperatur, dan kelembaban dengan persyaratan tumbuh untuk tanaman hortikultura buah-buahan dan sayuran. Komoditas hortikultura yang dipilih yaitu
komoditas yang masuk kategori komoditas unggulan di daerah hulu DAS Jeneberang Tabel 12 dan Tabel 13. Komoditas unggulan hortikultura buah-buahan meliputi
komoditas rambutan, mangga, pisang, dan durian. Sedangkan komoditas unggulan hortikultura sayuran meliputi komoditas kentang, kubis, bawang daun, sawi, dan wortel.
Kriteria kesesuaian lahan untuk komoditas hortikultura buah-buahan dan sayuran tertera pada Tabel Lampiran 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14.
6.3.4.1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Buah-
Buahan, Zona Agroekologi pada Elevasi 700 m dpl
Kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian lahan saat ini current suitability atau kelas kesesuaian lahan alami merupakan kesesuaian lahan yang dianalisis pada kondisi
penggunaan lahan sekarang, tanpa masukan atau usaha-usaha perbaikan atau belum mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada disetiap satuan lahan. Sedangkan kesesuaian lahan potensial merupakan kesesuaian lahan yang dilakukan
pada kondisi setelah diberikan masukan atau usaha-usaha perbaikan atau kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian
lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat
produktivitas dari suatu lahan Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007.
95 Hasil analisis kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman buah-buahan
yang tergolong komoditas unggulan tersaji dalam Tabel 16. Berdasarkan data pada Tabel 16 terlihat bahwa tingkat kesesuaian lahan aktual untuk komoditas buah-buahan
tanaman rambutan, mangga, pisang, dan durian termasuk kelas kesesuaian S2 dan S3. Faktor pembatas yang dominan adalah bahaya erosi e, daerah perakaran r, dan
retensi hara f. Berdasarkan kriteria CSR FAO Staff 1983, tingkat kesesuaian S2 dikategorikan sebagai lahan yang cukup sesuai dimana produktivitas tanaman dibatasi
oleh beberapa faktor pembatas yang tergolong sedang. Tingkat kesesuaian S3 dikategorikan sebagai lahan yang memiliki kesesuaian marginal. Pada tingkat S3 ini
faktor pembatas tergolong sangat berat untuk penggunaan lahan yang lestari. Pembatas- pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau keuntungan karena akan
menaikkan masukan yang diperlukan. Pada zona agroekologi elevasi 700 m dpl di hulu DAS Jeneberang, kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman rambutan pada satuan lahan PL4 adalah kelas S2 dengan faktor pembatas retensi hara f. Apabila retensi hara diperbaiki maka kelas
kesesuaiannya kelas kesesuaian lahan potensial akan meningkat menjadi sangat sesuai S1. Pada satuan lahan PL1, PL2, dan PL5, kelas kesesuaian lahan aktual adalah S2
dengan faktor pembatas retensi hara, bahaya erosi dan media perakaran. Apabila faktor pembatas tersebut dikelola dan diperbaiki maka kelas kesesuaiannya tetap S2 tapi faktor
pembatasnya berkurang menjadi bahaya erosi dan media perakaran. Satuan lahan PL3, PL7, dan PL8, mempunyai kelas kesesuaian lahan aktual marginal S3 dengan
faktor pembatas retensi hara, bahaya erosi dan media perakaran. Apabila faktor pembatas tersebut dikelola dan diperbaiki maka kelas kesesuaian lahan potensial tetap
S3 tapi faktor pembatasnya berkurang menjadi bahaya erosi dan media perakaran. Peta kesesuaian lahan aktual pada areal penggunaan lain di hulu DAS Jeneberang untuk
komoditas rambutan tersaji pada Gambar 9.
Tabel 16. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan untuk komoditas hortikultura buah-buahan rambutan, mangga, pisang, dan durian pada setiap satuan lahan di hulu DAS Jeneberang
Satuan Lahan
Tingkat Kesesuaian Lahan Rambutan
Mangga Pisang
Durian A
I P
A I
P A
I P
A I
P PL1
S2rf Mi
S2r S2rf
Mi S2r
S3f Mi
S2r S2rf
Mi S2r
PL2 S2ref
Mi-Hi S2re
S3f Mi
S2re S3f
Mi S2e
S3f Mi
S2re PL3
S3ref Mi-Hi
S3re S3ref
Mi-Hi S3re S3ef
Mi-Hi S3e S3ref
Mi-Hi S3re
PL4 S2f
Mi S1
S3f Mi
S2r S3f
Mi S2f
S3f Mi
S2r PL5
S2er Hi
S2r S3f
Mi-Hi S2re S3f
Mi S2e
S3f Mi
S2re PL6
S3ef Hi
S3e S3ef
Mi-Hi S3e S3ef
Mi-Hi S3e S3ef
Mi-Hi S3e
PL7 S3er
Hi S3r
S3ref Mi-Hi S3re
S3ref Mi-Hi S3re
S3ref Mi-Hi
S3re PL8
S3er Hi
S3r S3re
Mi-Hi S3r S3ref
Mi-Hi S3re S3ref
Mi-Hi S3re
Keterangan : A = kesesuaian lahan aktual; I = tingkat input; P = kesesuaian lahan potensial; f = retensi hara; e = bahaya erosi; r = media perakaran; Mi = medium input; Hi = high input input tinggi.
97 Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga pada satuan lahan
PL1 adalah kelas S2 dengan faktor pembatas retensi hara f dan media perakaran r. Apabila retensi hara diperbaiki maka kelas kesesuaian kesesuaian potensial
menjadi S2 dengan faktor pembatas media perakaran. Pada satuan lahan PL2, PL3, PL4, PL5, PL6, PL7, dan PL8, kelas kesesuaian lahan aktual adalah S3
dengan faktor pembatas retensi hara, bahaya erosi dan media perakaran. Apabila ketiga faktor pembatas ini dikelola dan diperbaiki maka kelas kesesuaian potensial
meningkat menjadi S2 untuk PL2, PL4, dan PL5, sedangkan satuan lahan PL3, PL6, PL7, dan PL8 tetap S3 dengan faktor pembatasnya berkurang menjadi
bahaya erosi dan media perakaran. Peta kesesuaian lahan aktual pada areal penggunaan lain APL untuk komoditas mangga disajikan pada Gambar 10.
Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman pisang menunjukkan bahwa semua satuan lahan berada pada kelas S3 dengan faktor pembatas retensi hara f
dan media perakaran r. Apabila retensi hara diperbaiki maka kelas kesesuaian potensial menjadi S2 dengan faktor pembatas media perakaran dan bahaya erosi
untuk satuan lahan PL1, PL2, PL4, dan PL5. Sedangkan satuan lahan PL3, PL6, PL7, dan PL8, kelas kesesuaian lahan potensial tetap di S3 dengan faktor
pembatas bahaya erosi dan media perakaran. Peta kesesuaian lahan aktual pada areal penggunaan lain APL untuk komoditas pisang tersaji pada Gambar 11.
Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman durian pada satuan lahan PL1 adalah kelas S2 dengan faktor pembatas retensi hara f dan media perakaran
r. Apabila retensi hara diperbaiki maka kelas kesesuaian potensial menjadi S2 dengan faktor pembatas media perakaran. Pada satuan lahan PL2, PL3, PL4, PL5,
PL6, PL7, dan PL8, kelas kesesuaian lahan aktual adalah S3 dengan faktor pembatas retensi hara, bahaya erosi dan media perakaran. Apabila ketiga faktor
pembatas ini dikelolah dan diperbaiki maka kelas kesesuaian potensial meningkat menjadi S2 untuk PL2, PL4, dan PL5, sedangkan satuan lahan PL3, PL6, PL7,
dan PL8 tetap S3 dengan faktor pembatasnya berkurang menjadi bahaya erosi dan media perakaran. Peta kesesuaian lahan aktual untuk komoditas durian tersaji
pada Gambar 12.
98
Gambar 9. Peta kesesuaian lahan aktual komoditas rambutan pada areal penggunaan lain di hulu DAS Jeneberang.
99
Gambar 10. Peta kesesuaian lahan aktual komoditas mangga di area hulu DAS Jeneberang.
100
Gambar 11. Peta kesesuaian lahan aktual komoditas pisang di area hulu DAS Jeneberang.
101
Gambar 12. Peta kesesuaian lahan aktual komoditas durian di area hulu DAS Jeneberang.
Tabel 17. Luas areal ha berdasarkan kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk komoditas hortikultura buah-buahan
Komoditas Unggulan
Luas Areal Berdasarkan Kelas Kesesuaian Lahan ha Aktual
Potensial S1
S2 S3
N S1
S2 S3
N Rambutan
- 5.061,00
174,38 -
1.484,55 3.576,45
174,38 -
Mangga -
485,81 4.749,58
- -
2.901,93 2.333,46
- Pisang
- -
5.235,39 -
- 2.929,20
2.306,18 -
Durian -
485,81 4.749,58
- -
2.901,93 2.333,45
-
103
Luas areal masing-masing kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk komoditas hortikultura buah-buahan pada areal penggunaan lain APL
disajikan dalam Tabel 17. Data dalam Tabel 17 menunjukkan bahwa luas lahan yang sesuai moderat S2 aktual untuk komoditas rambutan yaitu 5.061,00 ha,
dan kelas sesuai marginal S3 yaitu 174,38 ha. Apabila dilakukan perbaikan pada faktor pembatas retensi unsur hara f maka kelas kesesuaian lahan aktual S2
akan meningkat menjadi kelas kesesuaian potensial S1 dengan luas 1.484,55 ha. Dengan demikian luas kelas S2 potensial menurun menjadi 3.576,45 ha, dan luas
lahan yang masuk kategori kelas S3 adalah 174,38 ha, dengan faktor pembatas yang semakin sedikit yaitu media perakaran dan bahaya erosi.
Komoditas mangga dan durian penyebarannya sama, yaitu untuk kelas cukup sesuai S2 aktual luasannya 485,81 ha, dan sesuai marginal S3 yaitu
4.749,58 ha. Apabila dilakukan perbaikan pada faktor pembatas retensi unsur hara f maka kelas kesesuaian lahan potensial S2 luasannya meningkat menjadi
2.901,93 ha, dan luas lahan yang masuk kategori kelas S3 menurun menjadi 2.333,46 ha.
Kelas kesesuaian lahan aktual untuk komoditas pisang yaitu semua unit lahan masuk kategori kelas S3 yaitu 5.235,39 ha. Jika dilakukan perbaikan pada
faktor pembatas retensi unsur hara f maka ada perubahan dari kelas aktual S3 menjadi kelas kesesuaian lahan potensial S2 dengan luasan 2.929,20 ha, dengan
demikian luas lahan yang masuk kategori kelas S3 menurun menjadi 2.306,18 ha.
6.3.4.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Hortikultura Sayuran