Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Kemangi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Uji Daya Adsorpsi Pektin

4.4.1 Pengujian dengan Instrument GC-MS

Pengujian dengan instrument GC-MS ini dilakukan pada hari ke-0 dan di hari ke-34. Hal ini dilakukan untuk melihat penurunan Area Under Curve AUC kandungan minyak atsiri dalam bahan adsorben selama masa penyimpanan. Adsorben yang mengandung minyak atsiri diekstrak dengan menggunakan n-hexane sebanyak 100 kali dari bobot minyak atsiri yang sebelumnya ditimbang untuk bahan adsorben tersebut Fattah, M., 2015. Berikut ini merupakan tabel hasil pengukuran AUC yang didapatkan dari instrumen GC-MS pada masing-masing bahan adsorben pada hari ke-0 dan hari ke-34. Tabel 4.5 Hasil AUC dari GC-MS dan penurunan AUC No. Adsorben Hasil pengukuran AUC Penurunan AUC Hari ke-0 Hari ke-34 1 Aerosil 518443038 373416274 27,97 2 Pektin komersial 450963952 104136715 76,90 3 Pektin hasil ekstraksi 471618618 257393003 45,42 Dari tabel tersebut dapat diketahui penurunan kadar minyak atsiri pada masing-masing adsorben. Tabel tersebut menjelaskan bahwa daya adsorpsi pektin hasil ekstraksi lebih baik dibandingkan dengan pektin komersil, tetapi bila dibandingkan dengan aerosil, daya adsorpsi pektin masih di bawah daya adsorpsi aerosil. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.2 Pengujian dengan Metode Gravimetri.

Berikut ini merupakan hasil pengujian gravimetri yang dilakukan selama 31 hari dengan pengujian bertahap pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-13, hari ke-19, hari ke-25, hari ke-31. Tabel 4.6 Penurunan Kadar Minyak Atsiri Selama 31 Hari No. Adsorben Jumlah kadar minyak atsiri yang hilang pada hari ke- 7 13 19 25 31 1 Aerosil 0,2 mg 1 mg 2 mg 3,1 mg 3,3 mg 4,3 mg 2 Pektin komersial 0,3 mg 5,7 mg 16,2 mg 17,1 mg 17,6 mg 18,8 mg 3 Pektin pisang 0 mg 5,2 mg 7,7 mg 13,2 mg 14,1 mg 15,5 mg Gambar 4.5 Kurva Penurunan Kadar Minyak Atsiri Selama Penyimpanan 31 hari Tabel dan kurva tersebut menggambarkan kemampuan masing-masing adsorben dalam mempertahankan minyak atsiri. Bila hasil tersebut diubah dalam bentuk persen , maka penurunan kadar minyak atsiri setelah 31 hari pada pektin hasil ekstraksi, pektin komersil dan aerosil secara berturut-turut yaitu 37,25, 45,08 dan 10,02. Hasil tersebut menunjukkan daya adsorpsi pektin hasil ekstraksi lebih baik dibandingkan dengan pektin komersil, tetapi bila dibandingkan dengan aerosil, daya adsorpsi pektin masih di bawah daya adsorpsi aerosil. Semua hasil uji daya adsorpsi baik uji pengukuran AUC menggunakan GC- MS maupun uji gravimetri yang telah dikerjakan menunjukan pola hasil yang sama yaitu daya adsorpsi pektin hasil ekstraksi lebih baik dibandingkan dengan 5 10 15 20 7 13 19 25 31 ju m lah m in y ak atsi ri y an g h il an g m g Hari Ke- aerosil pektin komersil pektin pisang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pektin komersil, tetapi bila dibandingkan dengan aerosil, daya adsorpsi pektin masih di bawah daya adsorpsi aerosil. Hasil tersebut sudah sesuai bila ditinjau dari salah satu faktor yang menentukan kemampuan adsorpsi suatu adsorben yaitu ukuran partikel dan luas permukaan adsorben. Setelah dilihat distribusi ukuran partikel dari masing-masing adsorben, diketahui ukuran diameter serbuk adsorben mulai dari yang terkecil hingga terbesar secara berurutan adalah aerosil lebih kecil ukurannya dari pektin hasil ekstraksi, dan pektin hasil ekstraksi lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan dengan pektin komersil, Sehingga kemampuan aerosil sebagai adsorben lebih baik dibandingkan dengan pektin hasil ekstraksi, dan kemampuan pektin hasil ekstraksi lebih baik dibandingkan dengan pektin komersil.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Perlakuan Bahan Baku dan Konsentrasi Asam Terhadap Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

2 10 105

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Pengaruh variasi perlakuan bahan baku dan konsentrasi asam terhadap ekstraksi dan karakteristik pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana BBB)

6 21 105

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76