Pemerian Pektin Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.3 Sifat Fisikokimia Pektin Hasil Ekstraksi

Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan sifat fisikokimia pektin hasil ekstraksi. Tabel 4.2 Sifat Fisiko Kimia Pektin Hasil Ekstraksi No Parameter Nilai Standar IPPA 2003 Pektin Hasil Ekstraksi 1 Rendemen - 13,81 2 Kadar Air 12 8,30 3 Berat Ekivalen 600-800 4550 4 Kadar Metoksil - Pektin bermetoksil tinggi - Pektin bermetoksil rendah 7,12 2,5 – 7,12 6,81 5 Rata-rata Distribusi Ukuran Partikel - 26,43 µm 1. Rendemen Rendemen adalah perbandingan hasil minyak atsiri dengan bagian tanaman yang diolah yang dinyatakan dalam persen Haris, 1994. Persen rendemen dari hasil ekstraksi pektin dari simplisia limbah kulit pisang kepok kuning adalah 13,81. Persen rendemen dihitung untuk memperkirakan jumlah simplisia kulit pisang yang dibutuhkan untuk menghasilkan pektin dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan untuk suatu kebutuhan seperti dalam memformulasi suatu sediaan. 2. Kadar Air Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan daya tahan produk selama penyimpanan dan terkait dengan aktivitas mikroorganisme selama penyimpanan. Produk yang memiliki kadar air tinggi lebih mudah rusak karena mudah menjadi media yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan produk dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang daripada produk dengan kadar air yang tinggi Pardede, et al., 2013. Syarat kadar air maksimum untuk pektin kering menurut IPPA International Pectin Producers Association 2003 adalah tidak lebih dari 12. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil uji kadar air Pektin hasil ekstraksi adalah 8,30. Dengan demikian kadar air pektin hasil ekstraksi sudah sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh IPPA. 3. Berat Ekivalen Berat ekivalen merupakan kandungan gugus asam galakturonat bebas yang tidak teresterifikasi dalam rantai molekul pektin. Asam pektat murni merupakan zat pektat yang seluruhnya tersusun dari asam poligalakturonat yang bebas dari gugus metil ester atau tidak mengalami esterifikasi. Semakin rendah kadar pektin menyebabkan berat ekivalen semakin rendah Ranganna, 1977. Berat ekivalen pektin hasil ekstraksi adalah 4550, sedangkan berat ekivalen berdasarkan standar IPPA 2003 berkisar antara 600-800. Sehingga pada penelitian ini pektin hasil ekstraksi memiliki berat ekivalen yang tidak memenuhi standar IPPA 2003. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya dikerjakan Utami, 2014; Suffy, 2015, peneliti sebelumnya juga menghasilkan pektin hasil ekstraksi dari kulit pisang kepok yang memiliki berat ekivalen lebih tinggi dari standar IPPA 2013, yaitu berkisar antara 4090,47 – 9534,71 dan 4725,7974 – 8119,1172. Kemungkinan besar yang mempengaruhi nilai berat ekivalen adalah sifat pektin hasil ekstraksi itu sendiri, serta proses titrasi yang dilakukan Fitria, 2013. Hasil titrasi untuk perhitungan berat ekivalen akan mempengaruhi perhitungan kadar metoksil. 4. Kadar Metoksil Kadar metoksil didefinisikan sebagai jumlah metoksil yang terdapat di dalam pektin yang dapat menentukan sifat fungsional larutan pektin dan mempengaruhi struktur serta tekstur dari gel pektin yang terbentuk. Pektin disebut bermetoksil tinggi jika kadar metoksil sama dengan atau lebih dari 7 dan disebut bermetoksil rendah jika kadar metoksil kurang dari 7 Goycoolea dan Adriana, 2003. Kadar metoksil pektin hasil ekstraksi adalah 6,81, dengan demikian pektin hasil ekstraksi dari simplisia limbah kulit pisang kepok kuning tergolong dalam pektin bermetoksil rendah. hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Suffy. Q,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Perlakuan Bahan Baku dan Konsentrasi Asam Terhadap Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

2 10 105

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Pengaruh variasi perlakuan bahan baku dan konsentrasi asam terhadap ekstraksi dan karakteristik pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana BBB)

6 21 105

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76