Kadar Metoksil METODOLOGI PENELITIAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Pengujian dengan instrument GC-MS Kondisi GC-MS yang diguakan yaitu GC-MS Shimdzu QP-5000, kolom DB-10 25 m, diameter 0,25 mm, gas pembawanya adalah helium dengan kecepatan aliran gas 3 mLmenit dan tekanan kolom 70 kpa. Suhu kolom diprogram dari 50 o C sampai 250 o C dengan 2 tahap kenaikan. Pada tahap awal suhu kolom dibuat konstan 50 o C selama 5 menit, lalu dinaikkan sampai 80 o C dengan kecepatan kenaikan 2 o Cmenit. Pada 80 o C suhu dipertahankan selama 1 menit dan selanjutnya dinaikkan menjadi 250 o C dengan kecepatan kenaikan 4 o Cmenit. Kondisi pada suhu 250 o C ini dipertahankan selama 4,5 menit. Suhu injektor selama analisis berlangsung diprogram konstan pada suhu 225 o C, sedangkan suhu detektor Elektron Impact konstan pada suhu 270 o C dengan energi 1,25 kv. Proses ini memakan waktu 68 menit. Spektrum massa masing- masing puncak hasil Kromatogram GC-MS selanjutnya dicocokkan dengan spektrum massa autentik yang ada pada bank NIST National Institute of Standard Technology library Sulianti, Sri Budi, 2008; dalam Alfrida 2013. Pengujian dengan instrument GC-MS ini dilakukan pada hari ke-0 dan pada hari ke-34. Pengujian dengan instrument GC-MS dilakukan dengan cara membandingkan area under curve AUC yang didapatkan setelah mengekstraksi minyak atsiri dalam bahan adsorben di hari ke-0 dengan AUC yang didapatkan dari ekstraksi minyak atsiri dalam bahan adsorben di hari ke-34. Cara mengekstraksi minyak atsiri dalam adsorben menggunakan n-heksan sebanyak 100 kali dari bobot minyak atsiri yang digunakan pada masing-masing adsorben, kemudian setelah itu dikocok-kocok selama 2 menit dan hasilnya disaring dengan pipet yang diberi sumbatan kapas pada ujungnya untuk memperoleh cairan jernih. Cairan jernih yang didapat diambil sebanyak 1,5 ml untuk ditempatkan pada vial wadah sampel GC-MS untuk diinjeksikan ke dalam GCMS sebanyak 1 µL agar komponen minyak atsiri kemangi dalam masing- masing bahan adsorben dapat terdeteksi dan AUC nya dapat terukur. Hasil kromatogram yang didapat dari ekstraksi hari ke-0, kemudian dibandingkan dengan hasil kromatogram yang didapat dari hari ke-34.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Perlakuan Bahan Baku dan Konsentrasi Asam Terhadap Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

2 10 105

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Pengaruh variasi perlakuan bahan baku dan konsentrasi asam terhadap ekstraksi dan karakteristik pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana BBB)

6 21 105

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76