Sifat Fisikokimia Pektin Hasil Ekstraksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 10 20 30 40 50 60 10 20 30 40 50 J um la h P a rt ik el Ukuran Partikel µm Pektin Hasil Ekstraksi Aerosil Pektin Komersil 2015, di mana pektin yang diekstraksi dari limbah kulit pisang kepok kuning memiliki kadar metoksil rendah. Pektin bermetoksil rendah dapat menghasilkan pembentukan gel yang tidak bergantung pada kadar gula dan tidak sensitif terhadap pH serta memerlukan adanya sejumlah kalsium atau kation divalen lainnya untuk pembentukan gel Sriamonsak, 2003; Hui, 2006. 5. Distribusi Ukuran Partikel Masing-masing Serbuk Adsorben Distribusi ukuran partikel merupakan evaluasi fisik pada serbuk pektin yang ditujukan untuk mengetahui diameter rata-rata partikel. Metode yang digunakan adalah metode mikroskopis dengan mikroskop optik pada perbesaran 10 kali. Ukuran partikel dari serbuk pektin hasil ekstraksi, pektin komersil, dan aerosil akan mempengaruhi kemampuannya sebagai adsorben karena molekul- molekul yang dapat diadsorpsi merupakan molekul-molekul yang diameternya lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben. Selain itu, jumlah molekul adsorbat akan meningkat dengan bertambahnya luas permukaan dari bahan adsorben Suryawan, 2004; Arfan, 2006. Berikut ini merupakan gambar diagram hasil distribusi ukuran partikel serbuk pektin hasil ekstraksi, pektin komersil, dan aerosil secara berturut-turut : Gambar 4.2 Diagram Distribusi Ukuran Partikel Serbuk Adsorben UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Profil distribusi ukuran partikel menunjukkan ukuran partikel dari masing- masing serbuk adsorben dimulai dari yang terkecil hingga yang terbesar secara berturut-turut adalah aerosil, pektin hasil ekstraksi, dan pektin komersil dengan ukuran rata-rata aerosil adalah 12,61 µm, pektin hasil ekstraksi adalah 26,43 µm, dan pektin komersil 27,49 µm.

4.3 Parameter Minyak Atsiri Kemangi

4.3.1 Organoleptik

Hasil pengamatan organolpetik yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Organoleptik Minyak Atsiri Kemangi Bentuk Cairan Warna Kuning muda Bau Khas aromatik Rasa Kelat Gambar 4.3 Minyak Atsiri Kemangi Sumber : koleksi pribadi Organoleptik minyak atsiri tersebut sesuai dengan organoleptik minyak atsiri kemangi yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya Nurhadi.G, 2015 yaitu minyak atsiri berwarna kuning muda dengan bau khas aromatik kemangi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.2 Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Kemangi

Analisi komponen kimia minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan instrumen GC-MS. Hasil dari analisis oleh GC-MS adalah sebagai berikut : Gambar 4.4 Hasil Kromatogram Minyak Atsiri Kemangi Sumber: koleksi pribadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.4 Hasil Analisis GCMS Komponen Kimia Minyak Atsiri NO Waktu Retensi Area Komponen Quality 1 23,333 1,862 Linalool 92 2 24,098 27,855 ß-Citral 97 3 25,740 37,698 Citral 99 4 29,769 0,162 Citronellal 91 5 30,070 2,677 Cis-Geraniol 90 6 35,033 1,411 Trans Nerol 93 7 36,778 6,961 Caryophyllene 97 8 37,562 1,166 Trans- α-Bergamotene 90 Hasil analisis kimia minyak atsiri kemangi dengan GC-MS menunjukkan terdapat 8 komponen senyawa di dalamnya. Senyawa yang paling dominan di antaranya citral 37,698 dan ß-Citral 27,855. Hasil tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penelitian sebelumnya Nurhadi.G, 2015 yang menjelaskan citral 45,505 dan ß-Citral 32,879 merupakan komponen utama dari Ocimum americanum L., Sehingga minyak atsiri yang digunakan dalam penelitian ini masih sesuai dengan minyak atsiri yang digunakan pada penelitian sebelumnya Nurhadi.G, 2015. Minyak atsiri kemangi yang digunakan pada penelitian ini memiliki komponen kimia terbesar yaitu citral. Citral merupakan monoterpen yang sudah diketahui memiliki aktivitas farmakologi, termasuk di dalamnya sebagai anti- bakteri, anti-jamur, anti-insektisida, dan anti-biofilm Lima et. al., 2012; Kalia, 2015; Chaimovitsh et. al., 2010.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Perlakuan Bahan Baku dan Konsentrasi Asam Terhadap Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

2 10 105

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Pengaruh variasi perlakuan bahan baku dan konsentrasi asam terhadap ekstraksi dan karakteristik pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana BBB)

6 21 105

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76