UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
larutan NaNO
2
, etanol 96, etanol 70, asam oksalat 0,1 N, pektin Danisco
®
, aerosil, indikator phenolptalein, dan serbuk KBr.
3.3 Prosedur Pengerjaan
3.3.1 Produksi Pektin
a. Ekstraksi Pektin
Serbuk kulit pisang ditimbang sebanyak 42 gram, kemudian dicampurkan HCl 0,075 N simplisia sebanyak 840 mL perbandingan simplisia dengan HCl
1:20 dan dipanaskan di atas hot plate stirrer dengan pengaturan suhu 80
o
-100
o
C disertai pengadukan yang konstan dengan magnetic stirrer selama 80 menit.
Penghitungan waktu ekstraksi dimulai saat tercapainya suhu 80
o
C pada bahan percobaan. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan penyaringan filtrat
menggunakan kertas saring dengan bantuan vacuum Buchner untuk memisahkan filtrat dari residunya, dan filtrat didinginkan pada suhu ruang. Filtrat yang
didapatkan disebut filtrat pektin Hanum et al., 2012, dalam Qadrina 2015.
b. Pengendapan Pektin
Filtrat hasil ekstraksi yang telah dingin diendapkan menggunakan aseton dengan perbandingan tiap 1 liter filtrat ditambahkan dengan 1,5 liter aseton,
kemudian didiamkan selama 18 jam agar pengendapannya terjadi secara sempurna. Endapan pektin yang terbentuk dipisahkan dari filtratnya menggunakan
kertas saring dengan bantuan vacuum Buchner Fitria, 2013.
c. Pencucian Pektin
Endapan pektin yang terbentuk dicuci dengan etanol 96 sambil dilakukan pengadukan. Pemisahan endapan pektin dengan etanol 96 dilakukan dengan
kertas saring dengan bantuan vacuum Buchner. Hal ini dilakukan beberapa kali hingga pektin bebas aseton, asam, dan klorida. Pektin yang telah bebas asam
adalah pektin yang berwarna kuning saat ditetesi dengan indikator metil merah, adapun pektin yang telah bebas klorida yaitu apabila tidak terbentuk endapan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
putih AgCl pada larutan bekas pencucian pektin dengan etanol 96 yang ditambahkan dengan beberapa tetes perak nitrat AgNO
3
Fitria, 2013.
d. Pengeringan Pektin
Pektin basah hasil pencucian yang telah bebas aseton, asam, dan klorida selanjutnya dikeringkan pada suhu ruangan selama 16 jam. Hasil yang diperoleh
disebut dengan pektin kering Hanum, et al.,2012.
3.3.2 Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi
a. Pemerian Pektin
Pemerian pektin dilihat dari fisik pektin hasil ekstraksi yang meliputi bentuk, warna dan bau. Dalam buku farmakope Edisi V 2014 menyebutkan
bahwa pemerian pektin berupa serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau, dan memiliki rasa musilago. Selain itu, dalam
Food Chemicals Codex 2004 menjelaskan pemerian pektin yaitu berupa serbuk kasar hingga halus, berwarna putih, kekuningan, kelabu, atau kecoklatan.
b. Identifikasi Kualitatif Pektin
Identifikasi pektin secara kualitatif dilakukan dengan cara : 1.
Larutan pektin 1 1 gram dalam 100 mL, diambil 5 mL, lalu ditambahkan etanol P dengan volume yang sama, akan terbentuk endapan bening seperti
gelatin perbedaan dengan kebanyakan gom. 2.
5 mL larutan pektin 1 ditambahkan 1 mL NaOH 2 N, dibiarkan pada suhu ruang selama 15 menit, akan terbentuk gel atau semi-gel perbedaan dengan
tragakan. 3.
Gel yang diperoleh dari pengujian di atas diasamkan dengan HCl 3 N, lalu dikocok, akan terbentuk endapan seperti gelatin, tidak berwarna, yang
menjadi putih dan bergumpal bila dididihkan asam pektat. Sumber : Farmakope Indonesia Edisi V, 2014