UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Pengendapan Pektin Proses pengendapan pektin bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penambahan alkohol
Penambahan alkohol yang bersifat sebagai penghidroksi dengan bobot molekul rendah akan bercampur sempurna dengan air melalui ikatan
hidrogen dan akan mengurangi jumlah ion atau molekul air yang mengelilingi pektin, sehingga keseimbangan antara pektin dan air akan
terganggu dan pektin akan mengendap. 2.
Pengendapan dengan aseton Pengendapan dengan aseton lebih disukai karena dapat membentuk
endapan yang mudah dipisahkan dari asetonnya, sedangkan bila pengendapan dengan etanol akan menghasilkan pektin yang kurang murni
karena tidak hanya menghasilkan pektin namun juga senyawa lain seperti dekstrin dan hemiselulosa Akhmalludin dan Kurniawan, 2009.
c. Pencucian Pektin Susilowati, et al., 2013 melakukan pencucian pektin dengan menggunakan
alkohol hingga pH filtrat netral dan menghasilkan pektin dengan warna yang lebih bersih dan putih.
d. Pengeringan Pektin Tahap terakhir dari produksi pektin adalah pengeringan endapan pektin, di
mana dianjurkan pada tekanan rendah agar pektin tidah terdegradasi. Hanum, et al., 2012 melakukan pengeringan pektin dalam oven pada suhu 40
C selama 8 jam. Azad, et al., 2014 menggunakan cabinet drier untuk mengeringkan pektin
dengan suhu 40 C selama 24 jam.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Tanaman Kemangi 2.4.1 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Kemangi US
Departement of Agriculture
Tanaman kemangi secara taksonomi mempunyai klasifikasi ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisa : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum L.
Spesies : Ocimum canum Sims.
2.4.2 Nama Lain Tanaman Kemangi Siemonsma dan Piluek, 1994
1. Sinonim
: Ocinum africanum Lour, Ocinumamericanum L, Ocinum brachiatum Blume.
2. Nama Asing
: selaseh, kemangi, ruku-ruku Malaysia; american basil, hoary basil, lemon basil, wild basil Inggris; suraung Sunda, selasih putih,
kemangi Indonesia; maengklak Thailand; rau h[us]ng Vietnam.
2.4.3 Morfologi Tanaman Kemangi
Kemangi merupakan tanaman tegak, bercabang banyak, tanaman semusim, herbal aromatik yang tingginya dapat mencapai 0,3-1 m. Batang dan cabangnya
berbentuk segi empat, berwarna hijau kekuningan dan terdapat bulu pada batang terutama pada batang muda Siemonsma dan Pileuk, 1994.
Bentuk daun sederhana dan saling berhadapan silang dengan ujung daun berbentuk runcing serta panjang tangkai daun mencapai 2 cm. Helai daun
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berbentuk bulat panjang dengan ukuran panjang daun mencapai 5 cm dan lebar mencapai 2,5 cm Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008.
Bunga kemangi merupakan bunga majemuk yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, tersusun berhadapan silang dengan 6 bunga membentuk
lingkaran karangan semu yang masing-masing terpisah dengan jarak mencapai 3 cm, berbentuk sederhana bercabang. Ibu tangkai bunga dan porosnya berbentuk
segi empat. Panjang daun pelindung pada bunga adalah 2 - 3 mm, sangat bengkok pada bagian atas. Kelopak bunga berbelah dua dengan panjang 2 - 2,5 cm dan
berbulu putih pada bagian luarnya serta berwarna putih. Mahkota bunga berbentuk tabung berbibir dua dengan ukuran 4 mm dan berwarna putih. Terdapat
4 benang sari yang berbentuk ramping dengan 2 benang sari lebih panjang. Putik dengan 4 bakal biji dan 4 bakal buah serta 2 kepala putik Siemonsma dan Piluek,
1994.
2.4.4 Kandungan Kimia Tanaman Kemangi
Kandungan kimia pada Ocinum americanum L. antara lain : minyak atsiri, karbohidrat, fitosterol, alkaloid, senyawa fenolik, tanin, lignin, pati, saponin,
flavonoid, terpenoid dan antrakuinon Dhale et al., 2010; Sarma dan Babu, 2011. Sedangkan kandungan utama minyak atsiri pada Ocinum americanum L. adalah
champor, limonene, methyl cinnamate dan linalool Hadipoeyanti dan wahyuni, 2008.
2.4.5 Isolasi Minyak Atsiri Kemangi
Metode destilasi yang digunakan adalah destilasi uap air karena metode tersebut sangat cocok utuk ekstraksi senyawa kandungan yang mudah menguap
minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari
ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan yang menguap ikut terdestilasi menjadi destilat
air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. Pada destilasi uap bahan simplisia benarbenar tidak tercelup ke air yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi Depkes RI. 2000.
Penyulingan dengan uap air dibuat dengan cara bahan diletakkan di atas rak atau saringan berlubang, ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak
jauh di bawah saringan, air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh basah dan bertekanan rendah. Ciri khas metode ini adalah uap selalu dalam
keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman hanya berhubungan dengan uap, tidak dengan air panas Guenther, 1987.
Cara destilasi dengan air dan uap ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia kering harus dimaserasi lebih
dahulu, sedangkan untuk simplisia segar yang baru dipetik tidak perlu dimaserasi. Cara destilasi ini sudah banyak dilakukan sebagai industri rumah, karena
peralatan mudah didapat dan hasil yang diperoleh cukup baik Depkes RI. 1985.
2.4.6 Manfaat Minyak Atsiri Kemangi
Kegunaan minyak atsiri bagi tanamannya sendiri berguna untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan, sebagai cadangan makanan, untuk
mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan lain dan mempengaruhi proses transpirasi. Dalam industri minyak atsiri sering digunakan untuk zat
tambahan dalam sediaan kosmetik, obat, makanan, rokok dan sebagainya. Selain itu minyak atsiri dari daun kemangi banyak digunakan sebagai obat anti kuman
dan kapang Dzulkarnain dkk., 1996.
2.5 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat pada permukaan padatan Nasruddin, 2005. Walaupun adsorpsi biasanya
dikaitkan dengan perpindahan dari suatu gas atau cairan ke suatu padatan, perpindahan dari suatu gas ke suatu permukaan cairan juga bisa terjadi. Substansi
yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai adsorbat dan material yang dimana adsorbat terakumulasi didefinisikan sebagai adsorben Hines, A.L
dan Robert N. Maddox, 1985.