Uji Daya Adsorpsi Minyak Atsiri Kemangi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Pengujian dengan metode gravimetri Pengujian ke-dua yaitu metode gravimetri, pengujian dilakukan dengan pengovenan sampel pada suhu 105 o C hingga mendapatkan bobot tetapnya. Dimana : W = Bobot isi awal Wa = Bobot isi + wadah sebelum dioven Wb = Bobot + wadah setelah dioven Setelah didapatkan kadar air + kadar minyak atsiri pada adsorben sampel dan kadar air pada adsorben blanko, kadar minyak atsiri dalam sampel dapat dihitung dengan cara : Kadar minyak atsiri pada adsorben = kadar air + minyak atsiri adsorben sampel – kadar air adsorben blanko UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Produksi Pektin

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pektin adalah simplisia kulit pisang kepok kuning yang telah tersedia di lab PDR 1. Simplisia tersebut berasal dari kulit pisang kepok kuning yang belum matang. Pada umumnya protopektin lebih banyak terdapat pada buah-buahan yang belum matang Winarno dan Aman, 2002. Protopektin bersifat tidak larut air yang bila dihidrolisis menggunakan asam atau secara enzimatik akan menghasilkan pektin yang sifatnya dapat larut air Hanum, et al., 2012. Produksi pektin dilakukan melalui proses ekstraksi menggunakan pelarut HCl 0,075 N pada suhu 90 o C selama 80 menit. Suhu dan waktu dalam proses ekstraksi ini ditetapkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Suffy. Q, 2015 yang menyatakan bahwa rendemen tertinggi yang diperoleh dari ekstraksi simplisia kulit pisang kepok dengan menggunakan pelarut HCl adalah pada suhu 90 o C selama 80 menit. Ekstraksi pektin dilakukan menggunakan metode pemanasan langsung. Hanun et al. 2012 mengungkapkan bahwa ekstraksi pektin dapat dilakukan dengan hidrolisis asam atau secara enzimatis. Pada penelitian ini, ekstraksi pektin dilakukan dengan hidrolisis asam yaitu dengan HCl dengan konsentrasi 0,075N. Penentuan konsentrasi HCl pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Suffy. Q, 2015 yang menyatakan bahwa pektin hasil ekstraksi dari limbah kulit pisang kepok kuning paling optimum dan yang paling sesuai dengan karakteristik pektin dalam Farmakope Indonesia Edisi V 2014 dan sesuai dengan standar mutu International Pectin Producers Association IPPA 2013 adalah pektin yang diekstraksi menggunakan HCl dengan konsentrasi 0,075N. Pada proses ekstraksi pektin, simplisia kulit pisang kepok kuning yang digunakan adalah sebanyak 42 gram kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2000 ml setelah itu ditambahkan HCl 0,075 N sebanyak 840 mL 1:20. 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Selanjutnya ke dalam erlenmeyer tersebut dimasukkan pengaduk magnet lalu pada leher erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil.

4.2 Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi

4.2.1 Pemerian Pektin

Pemerian pektin dari simplisia kulit pisang ini berupa serbuk kasar, berwarna kecoklatan, tidak berbau dan mempunyai rasa musilago. Hasil tersebut sesuai dengan pemerian pektin yang dijelaskan dalam buku Farmakope Edisi V 2014 yaitu pemerian pektin berupa serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau, dan mempunyai rasa musilago dan dalam Food Chemicals Codex 2004 yang menjelaskan pemerian pektin yaitu berupa serbuk putih kasar hingga halus, berwarna putih, kekuningan, kelabu, atau kecoklatan. Berikut ini merupakan gambar pektin yang dihasilkan dari proses isolasi kulit pisang kepok kuning. Gambar 4.1 Pemerian Pektin Hasil Isolasi sumber : koleksi pribadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Identifikasi Kualitatif Pektin

Berikut ini merupakan tabel hasil identifikasi kualitatif pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning. Tabel 4.1 Identifikasi Pektin Hasil Isolasi No Uji yang dilakukan Gambar Hasil Keterangan Syarat FI V 1 Larutan Pektin 1 1 gram dalam 100 mL, diambil 5 mL, lalu ditambahkan etanol P dengan volume yang sama. Terbentuk endapan bening seperti gelatin terbentuk endapan putih seperti gelatin perbedaan dengan kebanyakan gom. 2 5 mL larutan pektin 1 ditambahkan 1 mL NaOH 2 N, dibiarkan pada suhu ruang selama 15 menit. Membentuk gel terbentuk gel atau semi-gel perbedaan dengan tragakan. 3 Gel yang diperoleh dari pengujian di atas diasamkan dengan HCl 3 N, lalu dikocok. Terbentuk endapan putih yang bergumpal ketika dipanaskan terbentuk endapan seperti gelatin, tidak berwarna, yang menjadi putih dan bergumpal bila dididihkan asam pektat.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Perlakuan Bahan Baku dan Konsentrasi Asam Terhadap Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

2 10 105

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

2 24 100

Uji Aktivitas Ekstrak Air Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenesis Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

4 13 96

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) terhadap Kualitas Sperma Dan Densitas Sel Spermatogenik Tikus Sprague-Dawley Jantan secara In Vivo

1 12 100

Pengaruh variasi perlakuan bahan baku dan konsentrasi asam terhadap ekstraksi dan karakteristik pektin dari limbah kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana BBB)

6 21 105

Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Stabilitas Fisik Obat Kumur Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

10 81 76