Hasil Pengolahan dan Analisis Prioritas Strategi komersialisasi

Peran insentif perguruan tinggi dan pemerintah saat ini dianggap masih kecil dalam menyukseskan strategi komersialisai yang efektif. Sehingga perlu didorong pengembangan model institusional sebagai bagian dari rekayasa sosial-ekonomi transfer teknologi. Tujuan Dari segi prioritas tujuan ketiga klaster menempatkan secara berurutan adalah peningkatan pendapatan, dampak jangka panjang dan efisiensi biaya. Peningkatan pendapatan menjadi kunci utama dalam memilih produk yang dapat dikomersialkan. Dampak jangka panjang dapat menaikan citra IPB sebagai universitas yang menciptakan usaha baru entrepreneur, mengurangi pengangguran, dan mentransfer teknologi yang telah dihasilkannya . Hal ini sesuai dengan visi dan misi IPB. Tujuan efisiensi biaya saat ini dianggap belum penting tetapi akan tercipta dengan sendirinya jika pengembangan makanan-minuman menggunakan pendekatan klaster. Skenario Dari segi skenario klaster diversifikasi pangan cenderung memberikan bobot yang sama untuk alternatif joint, lisensi, jual putus, dan usaha baru. Teknologi diversifikasi pangan relatif mudah ditiru demikian pula dengan entry barriernya. Sedangkan klaster nilai tambah memprioritaskan joint atau lisensi karena memiliki entry barrier sedang. Pada klaster pemanfaatan sumber daya lokal diprioritaskan lisensi. Klaster ini memiliki keterbatasan ketersediaan bahan baku sehingga di butuhkan industri yang mampu menjamin ketersediaan bahan baku. 43 Tabel 13 Hasil pengolahan AHP untuk tiap klaster Goal Kriteria Strategi Komersialisasi Klaster Diversifikasi Pangan Yang Efektif Strategi Komersialisasi Klaster Nilai Tambah Pangan Yang Efektif Strategi Komersialisasi Klaster Pemanfaatan sumber daya lokal Pangan Yang Efektif R1 R2 R3 R4 GAB R1 R2 R3 R4 GAB R1 R2 R3 R4 GAB Faktor Pemasaran 0.40 0.25 0.57 0.50 0.45 0.52 0.25 0.39 0.56 0.45 0.60 0.25 0.56 0.34 0.45 Produksi 0.15 0.25 0.04 0.31 0.16 0.11 0.25 0.39 0.26 0.25 0.15 0.25 0.26 0.48 0.28 SDM 0.24 0.25 0.22 0.12 0.21 0.21 0.25 0.15 0.12 0.19 0.15 0.25 0.12 0.12 0.16 Finansial 0.21 0.25 0.17 0.07 0.17 0.16 0.25 0.07 0.06 0.12 0.10 0.25 0.06 0.07 0.11 Aktor Inventor 0.25 0.23 0.11 0.14 0.16 0.18 0.25 0.28 0.13 0.20 0.19 0.25 0.15 0.18 0.19 Perguruan Tinggi 0.25 0.11 0.22 0.22 0.19 0.22 0.09 0.24 0.24 0.19 0.20 0.09 0.19 0.20 0.17 Pebisnis 0.32 0.62 0.58 0.54 0.55 0.48 0.61 0.39 0.52 0.52 0.48 0.61 0.45 0.51 0.53 Pemerintah 0.18 0.04 0.09 0.10 0.09 0.12 0.04 0.09 0.12 0.08 0.12 0.04 0.21 0.11 0.10 Tujuan Peningkatan Pendapatan 0.29 0.49 0.53 0.61 0.51 0.45 0.45 0.47 0.64 0.55 0.44 0.34 0.57 0.63 0.53 Efisiensi Biaya 0.15 0.08 0.26 0.24 0.17 0.17 0.10 0.12 0.25 0.16 0.14 0.14 0.13 0.26 0.16 Dampak Jangka Panjang 0.56 0.44 0.21 0.15 0.31 0.38 0.45 0.42 0.11 0.29 0.42 0.52 0.30 0.11 0.31 Skenario Usaha baru 0.43 0.04 0.39 0.04 0.17 0.14 0.04 0.49 0.05 0.13 0.24 0.04 0.50 0.10 0.18 Lisensi 0.06 0.52 0.25 0.30 0.28 0.28 0.52 0.16 0.13 0.31 0.19 0.52 0.19 0.28 0.34 Jual putus 0.25 0.37 0.11 0.15 0.26 0.14 0.37 0.10 0.17 0.21 0.07 0.37 0.12 0.15 0.18 Joint 0.26 0.07 0.25 0.51 0.29 0.44 0.07 0.24 0.66 0.34 0.50 0.07 0.19 0.47 0.30 Ket.: R1= Inkubator Dr.Ir.Slamet Budijanto,M.Agr R2= Inventor Dr.Ir.Sugiyono, M.App.Sc. R3= Perguruan Tinggi Dr.Ir.Meika Syahbana Rusli,M.Sc.Agr R4= Pengusaha makanan-minuman Sutie Rahyono 44 Tabel 14 Prioritas strategi tiap klaster Kriteria Strategi Komersialisasi Klaster Diversifikasi Pangan Yang Efektif Strategi Komersialisasi Klaster Nilai Tambah Pangan Yang Efektif Strategi Komersialisasi Klaster Pemanfaatan Sumber daya Lokal Pangan Yang Efektif Goal Nilai Prioritas Nilai Prioritas Nilai Prioritas Faktor Pemasaran 0.452 1 0.447 1 0.450 1 Produksi 0.163 4 0.246 2 0.282 2 SDM 0.214 2 0.188 3 0.162 3 Finansial 0.171 3 0.119 4 0.106 4 Inventor 0.165 3 0.201 2 0.189 2 Aktor Perguruan Tinggi 0.195 2 0.191 3 0.173 3 Pebisnis 0.549 1 0.523 1 0.534 1 Pemerintah 0.092 4 0.085 4 0.104 4 Tujuan Peningkatan Pendapatan 0.511 1 0.547 1 0.529 1 Efisiensi Biaya 0.174 3 0.164 3 0.164 3 Dampak Jangka Panjang 0.315 2 0.290 2 0.308 2 Skenario Usaha baru 0.169 4 0.135 4 0.176 4 Lisensi 0.281 2 0.305 2 0.342 1 Jual putus 0.258 3 0.215 3 0.184 3 Joint 0.292 1 0.345 1 0.298 2 Analisis Prioritas Strategi Komersialisasi Strategi komersialisasi klaster diversifikasi pangan yang efektif Faktor yang dianggap penting berurutan adalah faktor pemasaran, SDM, finansial dan produksi. Tingkat kepentingan faktor pemasaran adalah 3 kali faktor produksi, 2.5 kali faktor finansial, dan 2 kali faktor SDM. Aktor yang dianggap penting berurutan adalah pebisnis, perguruan tinggi, inventor, dan pemerintah. Tingkat kepentingan pebisnis 6 kali pemerintah, 3.5 kali inventor, dan 3 kali kepentingan pemerintah. Tujuan utama berurutan adalah peningkatan pendapatan, dampak jangka panjang, dan efisiensi biaya. Tingkat kepentingan peningkatan pendapatan 3 kali efisiensi biaya dan 1.5 kali dampak jangka panjang. Skenario berurutan adalah joint, lisensi, jual putus, dan usaha baru. Prioritas skenario joint 2 kali usaha baru, sedangkan prioritas lisensi dan jual putus relatif sama. Pada klaster diversifikasi pangan cenderung pada mekanisme pasar karena sifat penghalang masuknya rendah baik dari segi teknologi dan modal, ukuran pasar kecil Rp 500 jutatahun. Peranan pebisnis sangat besar, peranan kebijakan ketahanan pangan dari pemerintah belum signifikan. Prioritas klaster ini adalah peningkatan pendapatan sehingga produk yang berkualitas belum tentu akan dikembangkan kalau tidak menguntungkan. Prioritas klaster ini adalah joint atau lisensi sehingga produk yang sudah pernah dipasarkan tes pasar lebih mudah di evaluasi kebutuhan joint-nya. Kalau tidak joint dapat disarankan lisensi. Pengembangan wirausaha dapat dimulai dari klaster ini karena kebutuhan modalnya relatif kecil. Harapan usaha baru didukung oleh pendapat pakar dari perguruan tinggi dan inkubator. Peranan perguruan tinggi sedikit lebih tinggi dibanding inventor. Strategi komersialisasi klaster peningkatan nilai tambah pangan yang efektif Faktor yang dianggap penting secara berurutan adalah faktor pemasaran, produksi, SDM, dan finansial. Tingkat kepentingan faktor pasar adalah 4 kali faktor finansial, 2.5 kali faktor SDM dan 2 kali faktor produksi. Aktor yang dianggap penting berurutan adalah pebisnis, inventor, perguruan tinggi, dan pemerintah. Tingkat kepentingan pebisnis 6 kali kepentingan pemerintah, 2.5 kali perguruan tinggi dan 2.5 kali inventor. Bobot perguruan tinggi sedikit diatas inventor. Tujuan utama berurutan adalah peningkatan pendapatan, dampak jangka panjang, dan efisiensi biaya. Tingkat kepentingan peningkatan pendapatan 3,5 kali efisiensi biaya dan 2 kali tingkat kepentingan dampak jangka panjang. Skenario berurutan adalah joint, lisensi, jual putus, dan usaha baru. Prioritas joint 2 kali usaha baru, 1,5 kali jual putus, dan hampir sama dengan lisensi. Pada klaster pemberian nilai tambah faktor pemasaran sangat dominan, entry barriernya sedang baik teknologi maupun kebutuhan modalnya dengan ukuran pasar sedang Rp 500 juta – Rp 10 Milyar tahun. Faktor pebisnis relatif dominan dengan prioritas kepentingan peningkatan pendapatan. Prioritas skenario adalah joint dan lisensi. Kebutuhan modal dan potensi pasar sedang dan membutuhkan perhitungan yang lebih cermat. Strategi komersialisasi klaster pemanfaatan sumber daya lokal Faktor yang dianggap penting secara berurutan adalah faktor pemasaran, produksi, SDM, dan finansial. Tingkat kepentingan faktor pemasaran adalah 4.5 kali faktor finansial, 3 kali faktor SDM dan 1.5 kali faktor produksi. Aktor yang dianggap penting berurutan adalah pebisnis, inventor, perguruan tinggi, dan pemerintah. Tingkat kepentingan pebisnis 5 kali kepentingan pemerintah, 3 kali perguruan tinggi, dan 3 kali inventor. Tingkat kepentingan perguruan tinggi sedikit lebih tinggi dibanding inventor. Tujuan utama secara berurutan adalah peningkatan pendapatan, dampak jangka panjang, dan efisiensi biaya. Tingkat kepentingan peningkatan pendapatan 3 kali efisiensi biaya dan 1.5 kali tingkat kepentingan dampak jangka panjang. Skenario berurutan adalah lisensi, joint, jual putus, dan usaha baru. Prioritas lisensi 2 kali usaha baru, 2 kali jual putus, dan sedikit di atas joint. Klaster pemanfaatan sumber daya lokal memprioritaskan faktor pemasaran dan faktor produksi terutama ketersediaan bahan baku. Pebisnis lebih dominan dibanding aktor lain. Tujuan utama peningkatan pendapatan dengan prioritas strategi lisensi atau joint. Strategi lisensi atau joint dapat dipahami karena selain entry barriernya rendah dari segi kebutuhan modal, dan teknologi, ukuran pasar kecil Rp 500 jutatahun juga pertimbangan ketersediaan bahan baku. Secara umum, klaster Diversifikasi Pangan lebih sesuai untuk program-program kebijakan ketahanan pangan dan pengembangan usaha mikro-kecil. Paket-paket teknologi dan konsultansi pengembangan untuk wirausaha lebih diutamakan. Klaster Pemberian Nilai Tambah dititik beratkan pada pengubahan bentuk sehingga menambah umur simpan atau manfaat. Dibutuhkan investor kelas kecil atau menengah dalam pengembangannya. Klaster Pemanfaatan Sumberdaya lokal lebih mengutamakan ketersediaan bahan baku dan kerjasama dengan pengusaha lokal serta pemerintah daerah.

4.5 Analisis Prioritas Pengembangan Invensi

Usaha mengkomersialisasikan produk inovasi membutuhkan strategi yang tepat. Menurut pendapat praktisi ada beberapa pertimbangan dalam mengembangkan produk baru antara lain faktor pasar tingkatan segmentasi, produk dikenal umum, promosi, biaya invenstasi, dan kontinuitas ketersediaan bahan baku dan tidak musiman. Saluran distribusi ekslusif mensyaratkan kesesuaian dengan positioningnya. Misalnya Serambi Botani mengutamakan kesesuaian dengan konsep healthy life style, keunikan produk, dan desain kemasan dari distributor. Hasil penilaian praktisi bisnis dengan skala 1-5 5= sangat potensial, 4=potensial, 3=potensial, 2= kurang potensial, 1= tidak potensial terhadap 32 produk yang diteliti cukup beragam Tabel 15. Pendapat praktisi dari saluran distribusi ekslusif praktisi 2 cenderung berbeda dengan praktisi dari pasar modern praktisi 2 dan pasar tradisional praktisi 3. Kompetisi BIC tahun 2008, 2009, 2010 dinilai oleh para juri dari kalangan pebisnis nasional dari berbabagai bidang. Kriteria seleksi meliputi inovasi keaslian idenya, kompetitor kesulitan ditiru, konsumen daya tarik inovasi dan nilai tambah, profesional potensi pengembangan dan potensi ekspansi pasar, dan investor persepsi resiko bisnis dan resiko operasional. Kemudian dilakukan penilaian prospek inovasi yang meliputi tiga kategori yaitu kesiapan inovasi telah dikomersialkan 3, siap dikomersialkan 2, prototype sudah ada1, kerjasama bisnis terbuka 3, luas 2, dan terbatas1, peringkat inovasi paling prospektif 3, sangat prospektif 2, dan prospektif1. Diantara 32 invensi makanan-minuman yang diteliti terdapat 10 produk yang terseleksi Tabel 15. Usaha-usaha penilaian potensi sudah dilakukan antara lain oleh tim dari IPB. Laporan Dit.RKS tahun 2009 Dit. RKS 2010a menunjukkan ada 32 invensi yang dikaji ekonomi patennya, 18 invensi dinilai mempunyai potensi ekonomi tinggi dan 4 diusulkan untuk studi kelayakan bisnisnya. Diantara 32 invensi makanan-minuman yang diteliti terdapat beberapa invensi yang sedang atau sudah dipatenkan. Perbedaan sudut pandang memberikan penilaian yang berbeda. Para praktisi umumnya menilai berdasarkan intuisi seperti pengalaman dalam mengembangkan produk baru, kondisi pasar, dan produk yang sejenis. Penilaian BIC oleh para pengusaha nasional dari berbagai bidang lebih menitikbertkan keunikan dan prospek jangka panjang. Penilaian Dit.RKS yang dilakukan oleh akademisi yang memiliki jiwa bisnis lebih dititikberatkan pada potensi ekonomi paten. Prioritas komersialisasi invensi dalam jangka pendek sebaiknya lebih menitikberatkan pada potensi daya tarik pasar. Oleh karena itu pendapat praktisi bobotnya dianggap lebih tinggi. Asumsi bobot praktisi sama dengan penilaian rata-rata minimum 4 maka prioritas klaster diversifikasi pangan adalah tropical fruit dan puding rumput laut. Sedangkan klaster penilaian tambah adalah Mikrokapsul dan ekstraksi propolis, stater yogurt, dan wortel lembaran. Prioritas klaster pemanfaatan sumber daya lokal adalah saus tiram kaya omega 3 dan mikroenkapsulat sawit merah.