3. Hasil Pengolahan dan Analisis Prioritas Strategi komersialisasi
Penilaian prioritas strategi dilakukan oleh para pakar yang berkompeten di bidangnya. Contoh pengolahan dapat dilihat pada
Lampiran 4 dengan hasil akhir dari pendapat pakar dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Analisisnya adalah sebagai berikut :
Faktor
Dari aspek faktor yang mempengaruhi strategi komersialisasi, semua klaster menempatkan pemasaran sebagai faktor utama, kemudian faktor
SDM, finansial, dan produksi. Pada klaster pemanfaatan sumber daya lokal, faktor produksi yaitu ketersediaan bahan baku menjadi faktor
penting kedua setelah faktor pasar. Pakar mempertimbangkan pasar dan pemasaran sebagai faktor
utama, hal ini dapat difahami karena tanpa strategi pemasaran yang tepat, komersialisasi akan gagal. Uji coba pasar perlu dilakukan untuk melihat
respon konsumen. Faktor berikutnya adalah tim SDM yang komitmen atau konsentrasi menghubungkan produk dengan pasar, dibutuhkan SDM
yang berjiwa entrepreneur. Kebutuhan tim SDM mengikuti kebutuhan pasar dan produksi. Faktor finansial akan mengikuti kebutuhan pasar,
skala produksi dan kebutuhan SDM.
Aktor
Dari segi aktor yang mempengaruhi strategi komersialisasi, ketiga klaster menempatkan pebisnis sebagai prioritas utama, kemudian inventor,
perguruan tinggi dan pemerintah. Pada klaster diversifikasi pangan, perguruan tinggi lebih penting karena diharapkan ada upaya khusus dari
perguruan tinggi untuk mengembangkan lebih lanjut terutama penyediaan konsultasi, program ketahanan pangan dan paket teknologi.
Pebisnis menduduki proporsi lebih dari 50 , sehingga tanpa kehadiran pebisnis dalam model tradisional, strategi komersialisasi sulit
dijalankan. Faktor berikutnya adalah inventor yang memiliki invensi. Inventor yang memiliki jiwa bisnis lebih mudah melakukan strategi
komersialisasi dibanding yang tidak memiliki jiwa bisnis. Menciptakan entrepreneur baru yang didorong oleh universitas model entrepreneurial.
Peran insentif perguruan tinggi dan pemerintah saat ini dianggap masih kecil dalam menyukseskan strategi komersialisai yang efektif. Sehingga
perlu didorong pengembangan model institusional sebagai bagian dari
rekayasa sosial-ekonomi transfer teknologi. Tujuan
Dari segi prioritas tujuan ketiga klaster menempatkan secara berurutan adalah peningkatan pendapatan, dampak jangka panjang dan
efisiensi biaya. Peningkatan pendapatan menjadi kunci utama dalam memilih produk yang dapat dikomersialkan. Dampak jangka panjang
dapat menaikan citra IPB sebagai universitas yang menciptakan usaha baru entrepreneur, mengurangi pengangguran, dan mentransfer
teknologi yang telah dihasilkannya . Hal ini sesuai dengan visi dan misi
IPB. Tujuan efisiensi biaya saat ini dianggap belum penting tetapi akan tercipta dengan sendirinya jika pengembangan makanan-minuman
menggunakan pendekatan klaster. Skenario
Dari segi skenario klaster diversifikasi pangan cenderung memberikan bobot yang sama untuk alternatif joint, lisensi, jual putus, dan
usaha baru. Teknologi diversifikasi pangan relatif mudah ditiru demikian pula dengan entry barriernya. Sedangkan klaster nilai tambah
memprioritaskan joint atau lisensi karena memiliki entry barrier sedang. Pada klaster pemanfaatan sumber daya lokal diprioritaskan lisensi. Klaster
ini memiliki keterbatasan ketersediaan bahan baku sehingga di butuhkan industri yang mampu menjamin ketersediaan bahan baku.