4. Lembaran Wortel praktisi 2, BIC
Wortel yang telah diolah berbentuk lembaran dapat disimpan lebih lama, praktis dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Invensi ini dapat
digunakan sebagai pembungkus nasi, siomay dan lain-lain. Pengembangan kerjasama pasar lebih sesuai dengan hotel, restoran, dan katering. Praktisi
melihat peluang pada saluran distribusi ekslusif
5. Tropical Fruit
Ketersediaan buah-buah tropis pada saat panen berlimpah. Akibatnya harga jatuh dan terkadang tidak termanfaatkan. Lebih baik dimanfaatkan
untuk cemilan dengan cara dikeringkan.
6. Puding Rumput Laut
Puding rumput laut instan ini memiliki keungulan tidak perlu direbus tetapi cukup dicampurkan dengan air panas sehingga lebih praktis.
Pengemasan dalam bentuk sachet memudahkan pendistribusian dan lebih tahan lama.
7. Saus Tiram Kaya Omega 3
Saus tiram yang terbuat dari kecap ikan dan kecap kerang memberikan gizi yang lebih baik karena kaya akan protein dan omega 3. Pengemasan
dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti botol dan sachet.
4.6 Implikasi Manajerial
Pengembangan Spin-off melalui model entrepreneurial relatif Allen dan Norling, 1991. Pengembangan Spin-off dengan model tradisional juga relatif
kecil karena perusahaan kurang berminat memanfaatkan hasil penelitian perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Hu dan Mathews 2009 di
Taiwan menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung memanfaatkan intangible asset, sedangkan perusahaan menengah dan kecil cenderung
memanfaatkan untuk kepentingan pemasaran dibanding memanfaatkan hasil penelitian perguruan tinggi.
Statistik menunjukkan komersialisasi lisensi sangat kecil sehingga disarankan untuk mengadopsi juga strategi lain. Joint atau kemitraan dapat
dibangun apabila bersifat komplementer. Didalam memperkuat posisi tawar dan memperbesar peluang komersialisasi, perguruan tinggi diharapkan dapat
melakukan spin-off secara institusional. Saran yang dianjurkan dalam melakukan spin-off adalah berkerjasama dengan yayasan penelitian not for
profit Gregory dan Sheahen, 1991. Terdapat beberapa implikasi manajerial yang dapat dikembangkan
antara lain
1. Sinergi program kelembagaan yang terkait invensi jangka pendek
Visi dan kelembagaan IPB relatif mendukung komersialisasi tetapi membutuhkan sinergisitas kelembagaan IPB. Saat ini lembaga yang
berkaitan dengan invensi seperti Direktorat Riset Kajian Strategis. Direktorat Bisnis dan Kemitraan, F Technopark. pusat studi biofarmaka
dan lembaga yang berkaitan dengan pengembangan wirausaha seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan P3K, belum
sinergis. Hendaknya komersialisasi invensi dikoordinir oleh Direktorat Bisnis dan Kemitraan IPB dengan melihat potensi invensi.
2. Mendorong terbentuknya kelompok lintas bidangsektor peer-group
jangka pendekmenengah
Sudut pandang yang berbeda antara stakeholder inventor, pengambil kebijakan, pakar, pebisnis, dan investor terkadang
menghasilkan prioritas yang berbeda karena masing-masing memiliki akses terhadap sumber daya yang berbeda. Penilaian BIC yang dilakukan
oleh pebisnis nasional menghasilkan prioritas yang berbeda dengan praktisi lokal. Pengembangan produk invensi memungkinkan memiliki
kelas yang beragam sehingga dibutuhkan kelompok penilai dan pengembang komersialisasi lintas sektor yang dapat melibatkan orang luar
institusi..
3. Pengembangan University Spin-off jangka menengah
Tingkat komersialisasi yang rendah dan kurangnya minat pebisnis dapat dijadikan alasan untuk mengembangkan university spin-off. Isu yang
dibutuhkan tidak sekedar inovasi tetapi mendorong inovasi ke pasar. Meningkatnya ketertarikan komersialisasi akan mendorong universitas
menciptakan mekanisme optimasi pasar potensial penelitian mereka. Salah satu jalannya adalah dengan mengusahakan lembaga spin-off untuk