Analisis Klaster Pemetaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Klaster 3 pemanfatan sumber daya lokal dengan ciri entry barrier rendah perlindungan produk, kebutuhan investasi, ukuran pasar 100 juta tahun, bahan baku terbatas. Contoh klaster ini adalah fish snack, ikan asap, makanan cepat saji dari talas, minuman saga telik, sari buah pala instan, saus tiram kaya omega3, sari buah murbei, nugget kijing, minuman antanan, mikroenkapsulat sawit merah Tabel 12 Alernatif 2, 3, dan 4 klaster Case 4 Clusters 3 Clusters 2 Clusters 1:EsKriSsKdlai 1 1 1 2:OlhnJrkMdn 1 1 1 3:Yogo fit 1 1 1 4:Coco fit 1 1 1 5:Manado late 1 1 1 6:Soy fit 1 1 1 7:Sweet po 1 1 1 8:OlhnSsSapi 1 1 1 9:MinkcgHijau 1 1 1 10:SirupHonVin 1 1 1 11:Mie Jagu 1 1 1 12:Wortel L 2 2 2 13:PAwetkitosan 1 1 1 14:Fish snack 3 3 1 15:PdingInstnRL 1 1 1 16:BlackForstRL 1 1 1 17:IknAspDrLnk 3 3 1 18:MknCptSjTls 3 3 1 19:MnmnSagaTlk 3 3 1 20:SrbhPlInstn 3 3 1 21:EkstrakVanil 4 1 1 22:StarterYogur 2 2 2 23:SuplmnBrs 1 1 1 24:MkroenkpsSwt 3 3 1 25:SausTiram 3 3 1 26:BubkCinCau 1 1 1 27:SrbhMurbei 3 3 1 28:EkstrakPropl 2 2 2 29:Propolis 2 2 2 30:Nugget kijin 3 3 1 31:MinAntanan 3 3 1 32:Tropicalfrui 1 1 1 H I E R A R C H I C A L C L U S T E R A N A L Y S I S Dendrogram using Average Linkage Within Group Rescaled Distance Cluster Combine C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num +---------+---------+---------+---------+---------+ Nugget kijin 30 ─┐ MinAntanan 31 ─┼───────┐ SausTiram 25 ─┘ ├─┐ MnmnSagaTlk 19 ─┐ │ │ SrbhPlInstn 20 ─┼───────┘ ├─────────┐ MknCptSjTls 18 ─┘ │ ├───────┐ Fish snack 14 ───────────┘ │ │ IknAspDrLnk 17 ─────────────────┬───┘ ├───────────────┐ SrbhMurbei 27 ─────────────────┘ │ │ MkroenkpsSwt 24 ─────────────────────────────┘ │ SirupHonVin 10 ─┐ │ BlackForstRL 16 ─┼─────┐ │ OlhnSsSapi 8 ─┘ ├─────┐ │ Soy fit 6 ───────┘ ├─────────────┐ │ MinkcgHijau 9 ─────────────┘ │ │ PdingInstnRL 15 ───────────────┬───────┐ ├─────┐ ├───┐ Tropicalfrui 32 ───────────────┘ │ │ │ │ │ PAwetkitosan 13 ─┬─────────┐ ├───┘ │ │ │ SuplmnBrs 23 ─┘ ├───────┐ │ │ │ │ Coco fit 4 ───────────┘ │ │ │ │ │ Sweet po 7 ─┬───────┐ ├───┘ ├───┐ │ │ Mie Jagu 11 ─┘ ├───┐ │ │ │ │ │ OlhnJrkMdn 2 ─┐ │ │ │ │ │ │ │ Yogo fit 3 ─┼───────┘ ├─────┘ │ ├───────┘ │ EsKriSsKdlai 1 ─┘ │ │ │ │ Manado late 5 ─────────────┘ │ │ │ BubkCinCau 26 ─────────────────────────────────┘ │ │ EkstrakVanil 21 ─────────────────────────────────────┘ │ EkstrakPropl 28 ─┬───────────────┐ │ Propolis 29 ─┘ ├─────┐ │ Wortel L 12 ─────────────────┘ ├─────────────────────────┘ StarterYogur 22 ───────────────────────┘ Gambar 10 Dendogram analisis klaster

4.4 Analisis Strategi Komersialisasi

Hasil identifikasi dan diskusi dengan pakar menggunakan pendekatan proses hirarki analitik, menghasilkan beberapa kategori dan struktur umum sebagai berikut :

1. Identifikasi elemen

Level Faktor Pemasaran : Potensi pasar, jenis produk, strategi pemasaran menjadi pertimbangan dalam mencapai strategi yang efektif. Produksi : Pengembangan produksi teknologis, teknis, lokasi, ketersediaan bahan baku lokal skala komersial, menjadi pertimbangan untuk mencapai strategi yang efektif. SDM : Leadership, networking, jiwa entrepreneurship, kemampuan menjadi pertimbangan untuk mencapai strategi yang efektif. Finansial : Biaya komersialisasi, sumber pendanaan, profitabilitas menjadi pertimbangan untuk mencapai strategi yang efektif. Level Aktor Inventor : Sebagai penghasil invensi, inventor mengembangkan produk juga memikirkan pasar yang tepat, pengembangan produk inovasi, mengembangkan kapasitas networkingmenjadi entrepreneur. PT : Sebagai pengelola dan pendorong invensi. Perguruan tinggi dapat berpartisipasi dalam mencarikan pasar dalam hal ini dilakukan oieh Dit.rks, mengembangkan kapasitas inventor melalui pelatihan, temu bisnis atau mencarikan insentif scale up. Pebisnis : Berpartisipasi dalam mencarikan pasar dan pemasok, mengembangkan industri lama atau baru. Pemerintah : Sebagai pengatur dan pengambil kebijakan invensi, berpartisipasi dalam mencarikan pasar misal sebagai oleh-oleh khas daerah, memberikan insentif, mengembangkan wirausaha baru. Level Tujuan Peningkatan pendapatan : Komersialisasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan untuk inventor, perguruan tinggi, pebisnis maupun pemerintah. Efisiensi biaya : Komersialisasi membutuhkan biaya, strategi komersialisasi yang tepat dapat mengefisienkan biaya, produksi dapat lebih murah dari yang sudah ada. Hal ini menjadi pertimbangan para pelaku. Dampak Jangka panjang : Komersialisasi produk dapat meningkatkan citra, menambah lapangan kerjawirausaha dan memberikan nilai tambah. Level Skenario Level ini terkait dengan tujuan peningkatan pendapatan, efisiensi biaya, dan dampak jangka panjang Usaha baru : Usaha baru dapat diusahakan oleh inventor, staf dan mahasiswa atau satuan usaha di level fakultas universitas bila memiliki kemampuan untuk mengusahakan. Lisensi : Produk yang dipatenkan dan inventor tidak mau repot, dapat menggunakan skema ini. Tetapi tidak semua produk efektif. Jual putus : Produk yang tidak dipatenkan tetapi inventor menguasai teknologiprosesnya dapat mengembangkan dengan skema jual putus. Joint : Produk yang membutuhkan pengembangan dan mengharuskan inventor ambil bagian maka dapat dikembangkan dengan joint finansial, produksi, pemasaran atau SDM.

2. Penyusunan Hierarki

Hasil identifikasi elemen disusun dalam hierarki sebagai berikut Goal Strategi Komersialisasi Invensi Makanan-Minuman yang Efektif Faktor Pemasaran Produksi SDM Finansial Aktor Inventor Perguruan Tinggi Pebisnis Pemerintah Tujuan Peningkatan pendapatan Efisiensi produksi Dampak jangka panjang Skenario Usaha baru Lisensi Jual putus Joint Gambar 11 Struktur umum strategi komersialisasi invensi makanan- minuman IPB.