terlibat penelitian akan menjalankan usaha dan mungkin meninggalkan universitas untuk menjalankannya perusahaan sebagai entrepreneur.
Contoh perusahaan spin-off adalah Hewlett-Packard dari Stanford University dan Digital Equipment Corporation dari MIT Brett, et.al.
1991. Beberapa alasan meningkatnya aktivitas spin-off adalah promosi diversifikasi ekonomi, menciptakan lapangan kerja lokal, menarik dan
meningkatkan kualitas fakultas, tanggung jawab sosial dalam mewujudkan idea ke dalam produk yang berguna dan menciptakan sumber pendapatan.
b. Lisensi Lisensi dapat dilakukan oleh inventor pemegang paten kepada pihak
lain untuk menjalankan usahanya. Lisensi biasanya dilakukan untuk teknologi canggih advance technology. Didalam bisnis makanan salah
satu bentuknya adalah franchise. c. Penjualan Jual putus
Penjualan dapat dilakukan untuk paket-paket teknologi. Beberapa perusahaan lebih menyukai sistem ini. Misalkan membeli atau memesan
teknologi khusus kepada inventor. d. Joint
Joint atau kerjasama dapat dilakukan dalam beberapa hal. Misalkan joint modal, joint perusahaan produksi, pemasaran atau pengembangan.
Bentuk –bentuk kemitraan Taufiq, 2004 antara lain 1. kerjasama pengelolaan joint operation, 2. kerjasama patungan joint venture modal
ventura, 3. Model alternatif misalnya bangun operasikan-serahkan BOT, bangun-miliki-sewakan, kontrak manajemen, kontrak pelayanan,
pengaturan keuntungan bersama, kontrak sewa, konsesi kelonggaran. Didalam melakukan joint diperlukan persyaratan antara lain
kebutuhan atau permintaan atas barang yang akan dimitrakan relatif tinggi, keberadaan desain teknis yang inovatif, keberadaan proposal pembiayaan
program yang menarik, merupakan program yang strategis, program yang diusulkan terkait dengan strategi pembangunan sektoral guna
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, keberadaan persiapan teknis yang lengkap, dukungan analisis resiko dan sensitivitas dari
indikator finansial, kelengkapan kajian analisis dampak lingkungan, keberadaan resiko dan usulan pembagian resiko.
2.4 Pemetaan klasterisasi
Klasifikasi produk invensi yang berkembang cukup beragam diantaranya adalah klasifikasi produk berdasarkan WIPO World Intelectual
Property Rights Organization, klasifikasi berdasarkan SIC Standar Industrial Classification, klasifikasi produk berdasarkan pemasaran. Di
bidang pemasaran, klasifikasi produk selain terkait dengan segmentasi, targetting dan positioning, juga bertujuan untuk mengidentifikasi bauran
pemasaran yang lebih tepat. Berikut adalah contoh-contoh klasifikasi produk dalam pemasaran Tabel 5.
Tabel 5 Klasifikasi produk dalam pemasaran
Peneliti Tahun Klasifikasi
Copeland 1921
convenience, shopping , speciality goods Henderson and Quandt,
1958 substitute-complement
Krugman 1965
high involvement-low involvement goods Nelson
1974, 1976 search-experience goods
Kotler Armstrong 1999
Private-public goods Dhar and Werttenbroch
2000 hedonic-utilitarian goods
Sumber : Bhatnagar, 2004 Data diolah
Pasar produk dibedakan ke dalam pasar industrial dan konsumen Havaldar, 2006; Kotler dan Armstrong, 2008. Perbedaan dirinci pada
perbedaan karakteristik pasar, produk, jasa, perilaku pembelian, saluran distribusi, promosi dan harganya. Produk dan jasa dapat diklasifikasikan
ke dalam dua jenis yaitu produk konsumen dan produk industri Kotler dan Armstrong, 2008. Produk konsumen dibagi terdiri dari empat jenis
yaitu produk kebutuhan sehari-hari convenience product, produk belanja shopping product dan produk khusus speciality product dan produk
tidak dicari unsought product. Sedangkan produk industri meliputi 3 tiga kategori yaitu bahan dan suku cadang, barang-barang modal, dan
persediaan serta pelayanan.
Produk teknologi menurut Cantlon dan Koenig 1991 dapat dibagi ke dalam 3 kategori yaitu Transitional Technogies, Cutting-Edge Technologies,
dan Emerging Technologies. Transitional Technologies adalah teknologi yang sudah siap dan biasanya tersedia dan digunakan oleh industri seperti
teknologi CAD Computer Aided Design, teknologi polimer, media penumbuh bakteri. Cutting-Edge Technologies adalah teknologi yang sedang
dikembangkan dan dicoba oleh industri perusahaan canggih misal teknologi robot berbasis sensor, rekayasa genetika mikrobial, desain mikroprosessor.
Emerging Technologies adalah teknologi yang masih dikembangkan dan akan menjadi penting di masa mendatang misal Artificial Intelegence AI,
rekombinasi DNA, dan electrooptic system. Selain kategori tersebut di atas juga dapat digunakan analisis klaster
untuk membedakan kelompok produk berdasarkan karakteristik tertentu. Analisis klaster termasuk dalam analisis multivariat Simamora, 2005;
Suliyanto, 2005. Klaster produk dapat disusun menggunakan pendekatan persamaan variabel produk.
2.5 Kriteria Kelayakan Komersialisasi
Kelayakan komersialisasi menjadi salah satu ukuran penting bagi investor atau wirausaha baru. Salah satu ukuran penting adalah studi
kelayakan usaha bisnis. Studi kelayakan bisnis ini dapat dilakukan bila informasi mencukupi atau asumsi-asumsi terpenuhi.
Jumlah invensi yang tercatat di Direktorat Riset Kajian Strategis IPB lebih dari 100 produk, sehingga diperlukan klasifikasi dan pemrioritasan
sebelum dilakukan studi kelayakan usaha. Berikut adalah beberapa parameter penilaian yang digunakan dalam klasifikasi pengembangan produk industri
Tabel 7 dan aplikasi parameter komponen penilaian valuasi komersialisasi produk invensi IPB Tabel 8.