Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

Gambar 6 Tahapan penelitian strategi komersialisasi invensi produk IPB

3.3 Penentuan, Sumber dan Pengolahan Data

Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil menggunakan indepth interview dan bantuan kuesioner pakar. Data sekunder didapat melalui studi literatur dari buku, jurnal, dan internet. Pakar yang diambil dalam strategi komersialisasi dari Direktorat Bisnis dan Kemitraan, Direktorat Riset dan Kajian Strategis, dan F- Technopark Tabel 9. Klaster I Produk Invensi IPB Analisis strategi komersialisasi invensi Klaster … Klaster … Prioritas Strategi Komersialisasi AHP ‐ New Venture ‐ Licensing ‐ Penjualan ‐ Joint Venture Analisis SWOT Pemetaan Produk analisis klaster Identifikasi faktor internal Identifikasi faktor eksternal Tabel 9 Analisis keterkaitan tujuan, metode dan sumber data No Tujuan Metode Sumber Data Responden 1 Identifkasi Strategi Analisis SWOT studi literatur, Dit. RKS, F- Technopark 2 Penentuan Parameter Klasifikasi Indepth Interview studi literatur, Dit.RKS, P3K, Technopark, 3 Penilaian invensi Kuesioner Inventor 4 Klasterisasi produk Analisis Klaster Hasil Kuesioner 5 Prioritas strategi komersialisasi AHP FGD atau indepth interview Technopark, inventor, Dit. BK IPB Berikut adalah gambaran pengolahan data : 1. Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan melalui diskusi dengan pakar dari Dit. RKS IPB dan F-Technopark. 2. Penentuan Klaster Dari 27 responden dengan 67 produk makanan-minuman yang terdaftar dalam buku Teknologi IPB untuk Industri makanan-minuman, yang bersedia mengisi ada 17 Responden dengan 32 produk. Dipilih beberapa variabel pasar, aspek produksi teknis-teknologis dan aspek finansial. Kemudian klaster di beri nama sesuai dengan ciri dan saran pakar. 3. Pemilihan prioritas strategi komersialisasi Penyusunan hierarki mengacu pada Marimin dan Maghfiroh 2010 dengan menyusun klaster hierarki terdiri dari Level 1 : Fokus Sasaran utama, Level 2:, Faktor F1 F2 F3, Level 3: Aktor A1 A2 A3, Level 4: Tujuan O1 O2 O3, dan Level 5 : Alternatif S1 S2 S3. Pembobotan kriteria menggunakan perbandingan berpasangan pairwise comparison. Pengolahan prioritas menggunakan pendekatan metode approximasi Saaty, 2008. Kemudian dicek konsistensinya. Inkonsistensi Consistency Ratio yang ditoleransi tidak boleh melebihi 10 Saaty, 2008, Marimin dan Maghfiroh 2010. Revisi dilakukan bila perlu dan seminimal mungkin tanpa mengubah urutan hasil akhir pendapat aslinya. Penentuan prioritas yang direvisi dibantu dengan program Expert Choice 2000. Pendapat para pakar dapat di gabung dengan pendekatan rataan geometrik Marimin dan Maghfiroh 2010.