Super Corridor, Vinnova Program di Swedia, Small Industry-University Cooperation Program di Taiwan 2002 Krop dan Zolin, 2005, Hu and
Mathews, 2009. Penelitian tentang konsep evaluasi program SBIR sedang diteliti oleh Kropp dan Zolin 2005. Kerangka kerjanya mengeksplorasi
relasi antara orientasi entrepreneurial perusahaan dan keinginan berpartisipasi dalam program SBIR. Faktor yang diukur dalam orientasi entrepreneurial
adalah autonomy, innovativeness, Risk Taking, Proaactivness, Competitive aggressiveness dihubungkan dengan kinerja pertumbuhan penjualan, pangsa
pasar, profitability, kinerja keseluruhan dan kepuasan stakeholder. Hu and Mathews 2009 meneliti tentang efek inovasi terhadap
hubungan universitas-industri- pemerintah UIG linkages di Taiwan. Efek inovasi menggunakan ukuran transfer teknologi, lisensi teknologi, perusahaan
yang diinkubasi dan paten yang didapatkan. Pengaruh UIG linkages dibedakan dalam ukuran perusahaan, tipe inovasi orientasi product atau
proses, tahapan siklus teknologi, dan aturan pemerintah. Estimasi hubungan menggunakan metode SEM Structural Equation Modelling. Temuan utama
adalah perusahaan besar memanfaatkan UIG linkages untuk mendapatkan tenaga kerja yang unggul dan trampil. Sedangkan perusahaan kecil SME’s
memanfaatkan UIG Linkages untuk keuntungan pemasaran terutama untuk start-up dalam industri baru.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya
semakin baik. Hal ini sebagai salah satu bentuk tanggungjawab perguruan tinggi dalam transfer teknologi. Invensi di perguruan tinggi khususnya di
IPB banyak yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Invensi ini umumnya technology driven bukan market driven. Menurut Crawford dan
Benedetto 2008 invensi yang dikendalikan oleh teknologi technology drivers memiliki kekuatan laboratorium sedangkan produk invensi yang
dikendalikan oleh pasar market drivers memiliki kekuatan berdasarkan pada permasalahan konsumen. Pendekatan lainnya adalah kombinasi dari
keduanya. Menurut Giannisis et al 1991, spin-off didefinisikan sebagai
perusahaan yang memproduksi produk atau jasa yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh universitas. Ada 3 tiga model yang
berkembang yaitu model entrepreneurial, model tradisional dan model institusional.
Pendiri usaha dan pengembangnya dalam model entrepreneurial
adalah anggota fakultas dosen, staff atau mahasiswa. Pendekatan entrepreneurial dilakukan dengan mendorong terciptanya wirausaha baik
secara alami maupun didesain dilatih. IPB memiliki lembaga yang berfungsi mendesain, melatih dan membina wirausaha. Lembaga ini dikenal
sebagai lembaga inkubator. Salah satu lembaga yang bertugas mendorong terciptanya wirausaha baru adalah P3K Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kewirausahaan, sedangkan lembaga yang berfungsi sebagai inkubator teknologibisnis adalah F-Technopark.
Pengembang dalam model tradisonal adalah entitas bisnis dari luar,
universitas diakui sebagai sumber inovasi ide dan teknologi. Melalui beberapa pertemuan, entitas bisnis mendekati inventor atau universitas
untuk mengembangkan invensi yang dimiliki universitas dan biasanya
dibutuhkan proposal dalam pengembangannya. Sukses model ini tergantung referensi jaringan industri dan universitas. Hasil-hasil invensi IPB saat ini
dikelola dan dipasarkan oleh Dit.RKS.
Komersialisasi model institusional dikelola oleh organisasi atau unit
khusus dalam universitas yang bertujuan non profit biasanya berbentuk yayasan. Pengembangan dilakukan melalui proses formal identifikasi,
evaluasi dan pengembangan. Universitas membantu dalam strategi baik dalam paten, lisensi atau komersialisasi teknologi. Pendekatan institusional
merupakan pendekatan yang lebih progressif dalam mengkomersialisasi invensi. Diharapkan dengan adanya pendekatan ini dapat mempercepat
penciptaan usaha baru, menciptakan lapangan kerja dan mempercepat transfer teknologi sehingga dapat meningkatkan citra perguruan tinggi.
Dibutuhkan kebijakan, program dan adaptasi terutama terkait sosial budaya sehingga invensi dapat sukses dipasarkan. Agar tidak tumpang-
tindih diperlukan koordinasi dan sinergisitas kelembagaan di level universitas. Diharapkan kelembagaan yang tepat dan strategi komersialisasi
yang tepat dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga dapat meningkatkan penjualan, pemasukan, dan menaikkan citra IPB Gambar 4