Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN

dibutuhkan proposal dalam pengembangannya. Sukses model ini tergantung referensi jaringan industri dan universitas. Hasil-hasil invensi IPB saat ini dikelola dan dipasarkan oleh Dit.RKS. Komersialisasi model institusional dikelola oleh organisasi atau unit khusus dalam universitas yang bertujuan non profit biasanya berbentuk yayasan. Pengembangan dilakukan melalui proses formal identifikasi, evaluasi dan pengembangan. Universitas membantu dalam strategi baik dalam paten, lisensi atau komersialisasi teknologi. Pendekatan institusional merupakan pendekatan yang lebih progressif dalam mengkomersialisasi invensi. Diharapkan dengan adanya pendekatan ini dapat mempercepat penciptaan usaha baru, menciptakan lapangan kerja dan mempercepat transfer teknologi sehingga dapat meningkatkan citra perguruan tinggi. Dibutuhkan kebijakan, program dan adaptasi terutama terkait sosial budaya sehingga invensi dapat sukses dipasarkan. Agar tidak tumpang- tindih diperlukan koordinasi dan sinergisitas kelembagaan di level universitas. Diharapkan kelembagaan yang tepat dan strategi komersialisasi yang tepat dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sehingga dapat meningkatkan penjualan, pemasukan, dan menaikkan citra IPB Gambar 4 23 Gambar 4 Alur pikir strategi komersialisasi produk invensi IPB Penelitian ini dilandasi pemikiran bahwa jumlah invensi yang cukup banyak dan beragam di IPB membutuhkan kebijakan pengelolaan invensi. Pengelola dapat membuat alternatif-alternatif strategi komersialisasi yang efektif sesuai dengan karakteristik produk. Selain itu, pengelola juga dapat membantu mencari mitra yang sesuai baik pengusahaindustri, calon pembeli teknologi, calon wirausaha, investor, dan pemerintah. Dengan adanya mitra membutuhkan strategi kerjasama yang menarik dan sesuai sehingga dapat menaikkan tingkat komersialisasi dan pendapatan. Aktivitas kerjasama juga dapat menaikkan aktivitas penelitian yang akhirnya juga dapat menaikkan kualitas dan kuantitas invensi. Aktivitas penelitian akan meningkatkan jumlah dan kualitas invensi. Strategi komersialisasi yang efektif diharapkan dapat menaikkan tingkat komersialisasi. Komersialisasi yang berhasil dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan. Pendapatan yang lebih baik akan menarik minat peneliti untuk meningkatkan aktivitas penelitian yang menghasilkan invensi. Suksesnya komersialisasi dan menghasilkan profit, membutuhkan manajemen pengelolaan bagi hasil. Bagi hasil yang atau pengelolaan yang kreatif dapat menarik mitra sehingga dapat menaikkan tingkat komersialisasi. Alur pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Hubungan sebab akibat strategi komersialisasi yang efektif Tingkat Pendapatan Tingkat Komersialisasi Aktivitas penelitian inventor Strategi Komersialisasi yang efektif Kualitas kuantitas Mitra kualitas kuantitas invensi Manajemen kebijakan pengelolaan invensi

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2010 – April 2011. Penelitian dilakukan di IPB Bogor. Tahapan awal dimulai dengan analisis lingkungan environmental scanning terdiri dari analisis internal dan eksternal Wheelen-Hunger, 2004; Rangkuti 2005. Analisis internal terdiri dari identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam hal ini yang diidentifikasi adalah produk invensi IPB. Analisis eksternal terdiri dari peluang dan ancaman terhadap produk invensi IPB. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan matriks SWOT dan formulasi penciptaan strategi dari analisis internal- eksternal yang berkembang. Identifikasi analisis internal dan eksternal didapatkan melalui studi literatur dan survei pakar atau pengambil kebijakan. Tahap berikutnya adalah klasifikasi produk sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Penentuan karakteristik yang dapat digunakan untuk strategi komersialisasi didapatkan melalui studi literatur dan wawancara dengan pakar. Kriteria variabel komersialisasi hasil evaluasi studi literatur dan wawancara pendahuluan dapat dikategorikan kedalam tiga aspek yaitu aspek pemasaran, aspek teknis-teknologis dan aspek finansial. Tiga aspek tersebut diuraikan lebih lanjut dalam kuesioner Lampiran 2. Produk invensi ini umumnya relatif baru sehingga penilaian dapat dilakukan oleh inventor, pakar, praktisi atau pengambil kebijakan. Tahap berikutnya adalah membuat analisis klaster produk. Analisis pada prinsipnya digunakan untuk mengelompokkan objek responden, produk dan lain-lain atau merupakan proses meringkaskan jumlah objek menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai klaster. Analisis klaster yang digunakan adalah analisis klaster hierarki Simamora, 2005; Suliyanto, 2005. Klaster-klaster komersial memerlukan prioritas strategi. Pemilihan prioritas strategi komersialisasi menggunakan pendekatan AHP Analytic Hierarchy Process. Alternatif pilihan strategi berdasarkan studi literatur dan wawancara adalah penciptaan usaha baru new venture, licensing, penjualan dan joint. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Tahapan penelitian strategi komersialisasi invensi produk IPB

3.3 Penentuan, Sumber dan Pengolahan Data

Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil menggunakan indepth interview dan bantuan kuesioner pakar. Data sekunder didapat melalui studi literatur dari buku, jurnal, dan internet. Pakar yang diambil dalam strategi komersialisasi dari Direktorat Bisnis dan Kemitraan, Direktorat Riset dan Kajian Strategis, dan F- Technopark Tabel 9. Klaster I Produk Invensi IPB Analisis strategi komersialisasi invensi Klaster … Klaster … Prioritas Strategi Komersialisasi AHP ‐ New Venture ‐ Licensing ‐ Penjualan ‐ Joint Venture Analisis SWOT Pemetaan Produk analisis klaster Identifikasi faktor internal Identifikasi faktor eksternal