Tabel 9 Analisis keterkaitan tujuan, metode dan sumber data
No Tujuan
Metode Sumber Data Responden
1 Identifkasi Strategi
Analisis SWOT studi literatur, Dit. RKS, F-
Technopark 2 Penentuan
Parameter Klasifikasi
Indepth Interview studi literatur, Dit.RKS,
P3K, Technopark, 3 Penilaian
invensi Kuesioner
Inventor 4 Klasterisasi
produk Analisis Klaster
Hasil Kuesioner
5 Prioritas strategi
komersialisasi AHP
FGD atau indepth interview
Technopark, inventor, Dit. BK IPB
Berikut adalah gambaran pengolahan data : 1. Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan melalui diskusi dengan pakar dari Dit. RKS IPB dan F-Technopark.
2. Penentuan Klaster Dari 27 responden dengan 67 produk makanan-minuman yang
terdaftar dalam buku Teknologi IPB untuk Industri makanan-minuman, yang bersedia mengisi ada 17 Responden dengan 32 produk. Dipilih
beberapa variabel pasar, aspek produksi teknis-teknologis dan aspek finansial. Kemudian klaster di beri nama sesuai dengan ciri dan saran
pakar. 3. Pemilihan prioritas strategi komersialisasi
Penyusunan hierarki mengacu pada Marimin dan Maghfiroh 2010 dengan menyusun klaster hierarki terdiri dari Level 1 : Fokus Sasaran
utama, Level 2:, Faktor F1 F2 F3, Level 3: Aktor A1 A2 A3, Level 4: Tujuan O1 O2 O3, dan Level 5 : Alternatif S1 S2 S3.
Pembobotan kriteria menggunakan perbandingan berpasangan pairwise comparison. Pengolahan prioritas menggunakan pendekatan
metode approximasi Saaty, 2008. Kemudian dicek konsistensinya. Inkonsistensi Consistency Ratio yang ditoleransi tidak boleh melebihi
10 Saaty, 2008, Marimin dan Maghfiroh 2010. Revisi dilakukan bila perlu dan seminimal mungkin tanpa mengubah urutan hasil akhir pendapat
aslinya. Penentuan prioritas yang direvisi dibantu dengan program Expert Choice 2000. Pendapat para pakar dapat di gabung dengan pendekatan
rataan geometrik Marimin dan Maghfiroh 2010.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis SWOT
Kebijakan pengembangan invensi sudah dirumuskan dalam Rencana Strategis IPB 2008-2013. Visi IPB 2008-2013 adalah “Menjadi perguruan
tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”. Visi ini merupakan bagian
dari Visi IPB 2025 yaitu “ Menjadikan IPB sebagai perguruan tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS
dengan kompetensi utama di bidang pertanian”. Misi yang terkait dengan pengembangan invensi adalah misi ke dua
yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada
masa yang akan datang yang semakin kompetitif. Misi ke tiga yaitu membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter
kewirausahaan, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Sedangkan tujuan yang harus dicapai terkait dengan pengembangan invensi adalah tujuan kedua
yaitu memberikan inovasi IPTEKS ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional melalui perwujudan negara agraris, bahari dan
memperbaiki kesejahteraan umat manusia. Program strategis IPB 2008-2013 yang terkait dengan pengembangan
invensi adalah kelompok program strategis kedua dan keempat. Program kedua yaitu peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat melalui 1 pembinaan kualitas penelitian khususnya penelitian terobosan bertaraf internasional, 2 pengelolaan dan pemanfaatan hasil
penelitian, 3 pengembangan kelembagaan penelitian yang terarah. Program keempat yaitu peningkatan kapasitas sumberdaya yang terdiri dari 1
pengembangan jiwa kewirausahaan sivitas akademika, 2, pengembangan satuan usaha, 3 penguatan peran eksternal, dan 4 penguatan jejaring
kerjasama. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa komersialisasi
invensi merupakan salah satu manifestasi visi, misi dan program IPB 2008-
2013 yang harus terwujud. Hasil identifikasi dan diskusi produk invensi terutama dengan pakar dan pengambil kebijakan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Kekuatan
a. Kuantitas invensi yang terdaftar di Dit.RKS 2011 cukup banyak, lebih dari 100 buah Lampiran 1
b. Kualitas produk invensi juga cukup kompetitif hal ini ditunjukkan dengan terpilihnya 95 invensi IPB pada buku inovasi Indonesia paling
prospektif KNRT 2008; BIC 2009, 2010. Jumlah yang dipatenkan untuk kategori bidang makanan minuman sudah mencapai 27 buah
Dit.RKS. 2010a. c. Bahanmaterialnya berbasis sumber daya lokal sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan mendorong pergerakan perekonomian lokal.
d. Penelitian dan pengembangan produk relatif dinamis. e. Jumlah pakar dosen yang pakar dibidangnya dalam hal ini pangan
cukup banyak demikian juga dengan fasilitas pendukungnya seperti laboratorium.
f. Program promosi juga dilakukan oleh Direktorat RKS dalam bentuk expo, temu bisnis dan publikasi melalui website. Sudah ada beberapa
perusahaan yang sedang menjajagi kemungkinan kerjasama Dit. RKS, 2010a.
2. Identifikasi Kelemahan
a. Produk invensi umumnya berorientasi technologiproduct driven sehingga perlu dilakukan upaya khusus untuk menyambungkan dengan
pasar. b. Tahapan invensi sebagain besar masih berskala laboratorium
c. Ketersediaan dana untuk scale up terbatas. Umumnya produk invensi dikembangkan melalui insentif hibah atau penelitian mahasiswa yang
dananya terbatas sehingga pengambangan tidak berlanjut sampai skala komersial.
d. Mitra baik investor ataupun entrepreneur yang berminat mengembangkan produk invensi masih kurang.