Level Skenario Level ini terkait dengan tujuan peningkatan pendapatan, efisiensi
biaya, dan dampak jangka panjang Usaha baru : Usaha baru dapat diusahakan oleh inventor, staf dan
mahasiswa atau satuan usaha di level fakultas universitas bila memiliki kemampuan untuk
mengusahakan. Lisensi
: Produk yang dipatenkan dan inventor tidak mau repot, dapat menggunakan skema ini. Tetapi tidak semua
produk efektif. Jual
putus : Produk yang tidak dipatenkan tetapi inventor
menguasai teknologiprosesnya dapat mengembangkan dengan skema jual putus.
Joint :
Produk yang membutuhkan pengembangan dan mengharuskan inventor ambil bagian maka dapat
dikembangkan dengan joint finansial, produksi, pemasaran atau SDM.
2. Penyusunan Hierarki
Hasil identifikasi elemen disusun dalam hierarki sebagai berikut Goal
Strategi Komersialisasi Invensi Makanan-Minuman yang Efektif
Faktor Pemasaran Produksi
SDM Finansial
Aktor Inventor Perguruan Tinggi
Pebisnis Pemerintah
Tujuan Peningkatan
pendapatan Efisiensi
produksi Dampak
jangka panjang
Skenario Usaha baru
Lisensi Jual putus
Joint Gambar 11 Struktur umum strategi komersialisasi invensi
makanan- minuman IPB.
3. Hasil Pengolahan dan Analisis Prioritas Strategi komersialisasi
Penilaian prioritas strategi dilakukan oleh para pakar yang berkompeten di bidangnya. Contoh pengolahan dapat dilihat pada
Lampiran 4 dengan hasil akhir dari pendapat pakar dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Analisisnya adalah sebagai berikut :
Faktor
Dari aspek faktor yang mempengaruhi strategi komersialisasi, semua klaster menempatkan pemasaran sebagai faktor utama, kemudian faktor
SDM, finansial, dan produksi. Pada klaster pemanfaatan sumber daya lokal, faktor produksi yaitu ketersediaan bahan baku menjadi faktor
penting kedua setelah faktor pasar. Pakar mempertimbangkan pasar dan pemasaran sebagai faktor
utama, hal ini dapat difahami karena tanpa strategi pemasaran yang tepat, komersialisasi akan gagal. Uji coba pasar perlu dilakukan untuk melihat
respon konsumen. Faktor berikutnya adalah tim SDM yang komitmen atau konsentrasi menghubungkan produk dengan pasar, dibutuhkan SDM
yang berjiwa entrepreneur. Kebutuhan tim SDM mengikuti kebutuhan pasar dan produksi. Faktor finansial akan mengikuti kebutuhan pasar,
skala produksi dan kebutuhan SDM.
Aktor
Dari segi aktor yang mempengaruhi strategi komersialisasi, ketiga klaster menempatkan pebisnis sebagai prioritas utama, kemudian inventor,
perguruan tinggi dan pemerintah. Pada klaster diversifikasi pangan, perguruan tinggi lebih penting karena diharapkan ada upaya khusus dari
perguruan tinggi untuk mengembangkan lebih lanjut terutama penyediaan konsultasi, program ketahanan pangan dan paket teknologi.
Pebisnis menduduki proporsi lebih dari 50 , sehingga tanpa kehadiran pebisnis dalam model tradisional, strategi komersialisasi sulit
dijalankan. Faktor berikutnya adalah inventor yang memiliki invensi. Inventor yang memiliki jiwa bisnis lebih mudah melakukan strategi
komersialisasi dibanding yang tidak memiliki jiwa bisnis. Menciptakan entrepreneur baru yang didorong oleh universitas model entrepreneurial.