Rata-rata Rasio Likuiditas selama lima tahun terakhir adalah sebesar 64,07 persen, dimana nilai tersebut hasil bagi setelah kedua rasio, rasio lancar dan rasio
kas dijumlahkan. Meliputi rasio lancar 93,50 persen dan rasio kas sebesar 34,64 persen. Nilai rasio lima tahun terakhir yang sebesar 64.07 ini menggambarkan
kemampuan PT PLN Persero untuk setiap Rp100,00 kewajiban lancarnya dapat dijamin dengan aset lancarnya sebesar Rp64,07. Dari Rasio Likuiditas terlihat
perusahaan tidak cukup likuid karena untuk setiap tahunnya perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva yang dimiliki perusahaan dan
angka rasio likuiditas ini berada dibawah 200 persen. Nilai 200 persen mengacu pada aturan umum yang biasa dipakai, jika rasio likuiditas 2:1 atau lebih baik lagi
maka perusahaan cukup baik secara keuangan, sementara rasio dibawah 2:1 menujukkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2:1 ini menunjukkan bahwa
tersedia asset lancar Rp2 untuk setiap Rp1 kewajiban lancar atau jika dipandang dari sudut lain, nilai asset lancar pada saat likuidasi dapat turun hampir sebesar 50
persen dan perusahaan masih dapat melunasi kewajiban lancar. Sumber likuiditas PT PLN Persero terutama diperoleh dari arus kas masuk
aktivitas usaha dan pendanaan. Perusahaan dan anak perusahaan telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk pengelolaan dana
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan persyaratan likuiditas manajemen. Perusahaan dan anak perusahaan mengatur risiko likuiditas dengan
mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan fasilitas cadangan pinjaman, dengan terus memantau perkiraan dan arus kas aktual, dan
mencocokkan profil jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban.
a. Rasio Lancar Current Ratio
Likuiditas Perusahaan pada penelitian ini dinilai dengan rasio lancar. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
kewajiban lancarnya dengan aset lancarnya. Semakin tinggi nilai rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin baik. Dari hasil perhitungan, rata-rata rasio
lancar PT PLN Persero adalah 93,50 persen yang artinya bahwa setiap Rp100,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp93,50 aset lancarnya. Besarnya aset lancar
pada perusahaan disebabkan oleh jumlah kas dan setara kas, piutang subsidi dan persediaan sebesar 14,53 persen dari total keseluruhan presentase aset lancar .
Tahun
R a
s io
L a
n c
a r
2010 2009
2008 2007
2006 140
130 120
110 100
90 80
70
A ccuracy Measures MA PE
14,315 MA D
13,690 MSD
287,048 Variable
Forecasts A ctual
Fits
Trend Analysis Plot for Rasio Lancar
Quadratic Trend Model Yt = 87.1227 + 2.19867t - 0.0904609t2
Gambar 4. Grafik Perkembangan dan Proyeksi Tren Rasio Lancar PT PLN Persero periode tahun 2006-2010
Jumlah aset lancar pada setiap triwulan mengalami fluktuasi, rata-rata terjadi kenaikan pada triwulan III dan penurunan di triwulan IV. Pada tahun 2006
dan 2007 jumlah aset lancar masih berada pada kisaran
angka yang lebih besar dari pada jumlah kewajiban lancar dan kewajiban lancar tersebut yang sebagian besar
berupa hutang dapat dibayar dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2008, 2009 dan 2010 jumlah aset lancar berada dibawah jumlah kewajiban
lancarnya sehingga nilai aset lancar pada tahun ini dibawah 100 persen.
Rasio Lancar terkecil terjadi pada tahun 2008 hal ini disebabkan karena pada bulan September 2008, terjadi krisis keuangan di Amerika Serikat yang
membawa dampak terjadinya krisis keuangan secara global, termasuk di negara Indonesia dan PT PLN Persero. Pengaruh dari krisis ini mengakibatkan
terjadinya depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas pada triwulan IV tahun 2008 dan tingginya
tingkat suku bunga serta kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula penurunan harga saham dan pengetatan penyediaan kredit PT PLN Persero.
Pada tahun 2009 kondisi ekonomi mulai relatif stabil pada triwulan III yang ditandai dengan berkurangnya fluktuasi kurs mata uang asing dengan nilai
Rupiah cenderung menguat sehingga rasio likuiditas PT PLN Persero pun
menunjukkan perubahan ke angka yang lebih besar. Tahun 2010 rasio lancar perusahaan adalah sebesar 81,6 , menurun dari posisi 98,12 di tahun 2009.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Proyeksi trend Rasio Lancar PT PLN untuk empat 4 periode ke depan disajikan pada Tabel 9 :
Tabel 9. Hasil Proyeksi Trend Rasio Lancar PT PLN Persero
Tahun Periode
Peramalan
2011 Periode 3 Bulan yang berakhir 31 Maret
93,4 Periode 6 Bulan yang berakhir 30 Juni
91,7 Periode 9 Bulan yang berakhir 30 September
89,8 Tahun yang berakhir pada 31 Desember
87,8 Kecenderungan pada proyeksi trend rasio lancar pada empat 4 periode ke
depan adalah menurun dalam satu periode, namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 trend rasio lancar mengalami kenaikan
sebesar 6,18 persen.
b. Rasio Kas Cash Ratio