Sistem Informasi Pengelolaan Piutang

laporan laba rugi. Menurut sumbernya, pendapatan penjualan tenaga listrik PT PLN persero, berasal dari : a. Berasal dari cetak rekening : Pendapatan cetak rekening adalah oendapatan yang berasal dari penjualan normal tenaga listrik. b. Berasal dari Non Cetak Rekening ini misalnya adalah pendapatan tariff multi guna atau yang disebut sebagai pendapatan pesta. Pendapatan ini berasal dari penggunaan tenaga listrik karena adanya permohonan pemasangan listrik yang biasanya pada pesta atau acara tertentu dimana keperluan Kwh-nya lebih besar dari daya yang seharusnya. c. Berasal dari Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik P2TL : P2TL yaitu penertiban penggunaan tenaga listrik atau juga sering disebut dengan OPAL yaitu Operasi Penertiban Aliran Listrik. Sumber ini merupakan pendapatan tenaga listrik akibat dari penggunaan tenaga listrik yang dilakukan masyarakat secara illegal. Dapat juga disebut pencurian aliran. Untuk itu masyarakat yang terbukti melakukan pemakaian listrik secara illegal akan dikenakan pembayaran ganti rugi atas tenaga listrik yang telah dipakainya. Tabel 1. Penjualan Tenaga Listrik PT PLN Persero periode tahun 2006- 2010 berdasarkan klasifikasi pelanggan : Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT PLN Persero dan Anak Perusahaan Dalam Jutaan Rupiah

4.7 Sistem Informasi Pengelolaan Piutang

Seiring dengan pertumbuhan jumlah pelanggan dan perkembangan teknologi informasi, sistem pengelolaan piutang pelanggan di PT PLN Persero dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Pedoman Tata Usaha Langganan TUL tahun 1994 yang berbasis manual untuk terakhir kali menjadi 2006 2007 2008 2009 2010 Umum 65.376.925 70.452.488 77.792.961 83.106.215 94.797.099 Pemerintah 2.728.538 3.027.220 3.395.280 3.671.535 4.489.597 BUMN 2.201.851 2.349.475 2.545.628 2.812.670 2.936.997 TNI dan Polri 427.837 457.012 515.857 581.680 749.838 Jumlah 70.735.151 76.286.195 84.249.726 90.172.100 102.973.531 acuan penyelenggaraan administrasi pengelolaan piutang, dimana unsur ketergantungan terhadap SDM pelaksana sangan dominan. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, sistem Tata Usaha Langganan TUL 1994 mengalami metamorfosis, membentuk sistem baru berbasis teknologi informasi dalam pengelolaan piutang pelanggan yang dikenal dengan Sistem Administrasi Pengelolaan Piutang Pelanggan SAP3, selanjutnya terakhir dikenal sebagai Sistem Informasi Piutang SIP3. Dengan SIP3 presentasi aspek kendali manual dalam operasi pengelolaan piutang pelanggan mulai berkurang dan beralih kepada suatu sistem yang berbasis teknologi informasi. Hal ini perlu dilakukan mengingat tingkat pertumbuhan pelanggan yang berbanding lurus dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan pelanggan. Payment Point Online Back PPOB merupakan salah satu generasi lanjutan dari sistem informasi pengelolaan piutang pelanggan SIP3. Salah satu ciri utama dari sistem ini adalah berkurangnya peran atau keterlibatan SDM di unit pelaksana suatu cabang dalam mengelola piutang pelanggan, terutama berkaitan dengan transaksi pembayaran dari pelanggan. Payment Point Online Back PPOB sistem, yaitu sistem pembayaran rekening secara tunai melalui teknologi tinggi dengan menggunakan perangkat lunak yang di desain secara khusus dengan mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi. Perubahan ini dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi wireless seperti GPRS serta kemampuan bank-bank memberdayakan para mitranya. Server data tagihan PLN dihubungkan dengan server bank-bank. Bank- bank tersebut mengembangkan aplikasi layanan pembayaran secara online dengan menggunakan EDC Electronic Data Capture. EDC berhubungan dengan server bank melalui komunikasi saluran telepon tetap atau lewat jaringan seluler dengan teknologi GPRS. Bentuk tujuan sistem PPOB adalah peningkatan pelayanan dan pengamanan pendapatan dengan mengalihkan penerimaan pembayaran tagihan PLN langsung ke bank. Pengamanan pendapatan atau revenue protection di PT PLN Persero merupakan salah satu fungsi operasi dari sistem pengelolaan piutang secara administrasi pengelolaan piutang, tetapi secara administrastif struktural merupakan bagian dari fungsi keuangan. Pengamatan pendapatan atau revenue protection adalah bagian dari manajemen piutang pelanggan account receivable management yang harus dikelola dengan baik untuk menjamin kelangsungan operasional perusahaan berkaitan dengan target cash in flow yang harus dicapai. Salah satu dampak dari implementasi Payment Point Online Bank PPOB adalah tumbuh pesatnya payment point baru. Collecting agent sebagai mitra kerja, dapat menambah payment point dowline hanya dengan ijin tertulis dari PLN, semua infrastruktur payment point disediakan collecting agent, memungkinkan jumlah payment point tumbuh dengan cepat tanpa memerlukan biaya investasi dari PT PLN Persero. Dengan sistem PPOB, terjadi transparansi dan akuntabilitas yang mengarah pada peningkatan kepuasan konsumen PLN, dengan begitu PLN dapat lebih berkonsentrasi pada peningkatan kinerja pelayanan ketenagalistrikan keandalan penyaluran, mutu tegangan dan peningkatan kualitas pasokan listrik. Dengan diberlakuknnya sistem tersebut, PLN berupaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembayaran. Kebijakan ini diambil karena banyak kendala yang dihadapi atas pembayaran dari masyarakat yang dilakukan melalui payment point konvensional. Selain masalah ketidaktepatan waktu penerimaan juga kadang ada kasus uang PLN dari masyarakat yang disalahgunakan dan tidak dibayarkan oleh kolektor. Dengan melakukan Payment Point PP tagihan listrik oleh mitra-mitra bank, proses bisnis PLN akan menjadi sangat efisien, dan PLN terhindar dari risiko-risiko penanganan uang kas seperti perampokan dan penggelapan. PLN telah melakukan pengelompokkan pelanggan yang dapat mempermudah pengelolaan piutang dalam hal penagihan. PLN juga telah memberlakukan system on line untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan dan memberikan kemudahan atau nilai tambah bagi pelanggan agar dapat melunasi tagihan rekeningnya dengan memilih layanan tempat pembayaran sesuai dengan yang diinginkan secara tepat waktu, akurat, mudah dan otomatis. Pembayaran di luar wilayah perusahaan menggunakan sistem Pembayaran Rekening Listrik Fleksibel dan Otomatis “PRAQTIS” Online, perusahaan melakukan perjanjian dengan Bank-bank rekanan perusahaan dan dibayarkan lewat ATM Automatic Teller Machine, Auto Debet Rekening; Phone Banking; Internet Banking; Mobile Banking; Kartu Kredit; SMS Short Messsage Service setelah melakukan pembayaran di bank maka pihak bank menyerahkan daftar pembayaran tagihan rekening listrik dan memberikan laporan penambahan rekening perusahaan yang terdapat di bank, selanjutnya perusahaan membuat laporan pelunasan piutang. Perusahaan rekanan tersebut bank bekerjasama saling menguntungkan dengan PT PLN. Kontrak kerjasama tersebut menggunakan jasa timbal balik saling menguntungkan, perusahaan rekanan mendapatkan fee atau pendapatan dari para pelanggan yang akan dibayarkan perusahaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.8 Klasifikasi Piutang Usaha

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

4 75 120

Analisis Variansi tentang Pendapat Pelanggan Perusahaan Listrik Negara terhadap Inovasi Listrik Prabayar (Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan)

2 55 51

(Studi Kolerasional Tentang Hubungan Gathering Perusahaan Gas Negara Medan dengan Keakraban Karyawan di Divisi Operasional)

0 44 110

Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

9 158 60

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

1 5 126

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 4 8

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).

1 5 15

SISTEM PENGELOLAAN AKUNTANSI PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus PT Barata Indonesia (persero)) SKRIPSI

0 0 17