Penilaian Kinerja Piutang di PT PLN Persero

Bila pelanggan melakukan pembayaran melebihi batas pembayaran siklus yang telah ditetapkan, maka dalam waktu dua bulan kedepan pelanggan tersebut akan dikirim surat pemutusan sementara oleh PT PLN Persero bila pelanggan belum melunasi tagihan listriknya. Perusahaan akan memberikan jangka waktu 3 tiga bulan dan apabila dalam jangka waktu 3 tiga bulan berturut-turut konsumen belum juga membayar tagihan tersebut, maka perusahaan akan mencabut aliran listriknya dan akan menyebabkan piutang yang macet. Setelah aliran listriknya di cabut, maka PT PLN akan melakukan pencatatan untuk mendata konsumen yang belum membayar tagihannya, dan setelah di catat PT PLN akan menghapuskan piutang macet untuk menjadi piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih disini maksudnya adalah Piutang pelanggan yang tidak dilunasi oleh Penanggung Hutang karena sukar ditagih atau diragukan pembayarannya serta telah dilaksanakan pemutusan rampung aliran tenaga listrik. Penyambungan kembali tenaga aliran listrik dilakukan apabila pelanggan sudah melunasi tagihan rekening listriknya ditambah dengan Biaya Keterlambatan BK sebesar 10 dari total tagihan dengan pengakuan sebagai pendapatan lain-lain. Apabila dalam jangka waktu dua bulan sejak tanggal pemutusan sementara pelanggan masih belum juga melunasi tunggakannya, maka PT PLN Persero berhak melakukan pemutusan rampung berupa penghentian penyambungan aliran tenaga listrik dengan mengambil seluruh instalasi milik perusahaan. Jika pelanggan menginginkan penyambungan kembali, maka diperlukan sebagai permintaan penyambungan baru dan pelanggan harus membayar biaya pasang kembali “paskem” sebesar Rp100.000,- serta melunasi seluruh kewajibannya terdahulu yang masih belum dibayar

4.13 Penilaian Kinerja Piutang di PT PLN Persero

Analisis penilaian kinerja piutang ini digunakan untuk menilai tingkat kinerja dari pengelolaan piutang PT PLN Persero. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kinerja piutang perusahaan. Pengukuran yang dipakai adalah dengan menggunakan analisis rasio perputaran piutang Account Receivable Turn-Over Ratio dan periode penagihan rata-rata Average Collection Period. Rasio Perputaran Piutang menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan penagihan piutangnya dalam satu periode. Semakin tinggi rasio maka modal kerja yang ditawarkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio ini semakin rendah berarti terjadi over investment yang dapat mengakibatkan piutang semakin tinggi artinya perusahaan tidak efektif dalam melakukan penagihan. Ketidakefektifan dalam melakukan penagihan akan berpengaruh terhadap periode penagihan rata-rata. Analisis yang sering digunakan untuk melakukan pemantauan adalah analisis rasio penagihan rata-rata. Rasio ini adalah salah satu alat analisis guna melihat keefektifan perusahaan dalam melakukan penagihan dari penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Rasio ini menunjukkan jangka waktu rata-rata yang harus ditunggu perusahaan setelah melakukan penjualan sebelum menerima kas. Semakin lama waktu yang dibutuhkan agar suatu piutang dapat tertagih maka semakin tinggi resiko kemungkinan piutang tersebut menjadi piutang tak tertagih. Rasio perputaran piutang berbanding terbalik dengan periode penagihannya. Apabila masa penagihannya rendah, maka rasio perputaran piutang mempunyai nilai yang tinggi. Begitupun juga sebaliknya. Adapun ringkasan penilaian kinerja piutang PT PLN selama 5 periode disajikan pada Tabel dibawah ini : Tabel 5. Penilaian Kinerja Piutang Tahun 2006-2010 PT PLN Persero Komponen 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata Rasio Perputaran Piutang 32,34 30,57 41,02 37,72 36,95

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode 2010-2012)

4 75 120

Analisis Variansi tentang Pendapat Pelanggan Perusahaan Listrik Negara terhadap Inovasi Listrik Prabayar (Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan)

2 55 51

(Studi Kolerasional Tentang Hubungan Gathering Perusahaan Gas Negara Medan dengan Keakraban Karyawan di Divisi Operasional)

0 44 110

Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

9 158 60

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2011 – 2015)

1 5 126

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 4 8

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011).

1 5 15

SISTEM PENGELOLAAN AKUNTANSI PIUTANG TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus PT Barata Indonesia (persero)) SKRIPSI

0 0 17