II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Piutang
Piutang adalah tagihan kepada perorangan atau badan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit tanpa disertai dengan janji tertulis secara
formal Manullang dan Sinaga, 2005 Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Manullang dan Sinaga 2005,
piutang dipakai dalam arti yang sempit, yaitu hanya menunjukkan tagihan yang akan dilunasi dengan uang. Piutang dapat digolongkan atas :
a. Piutang usaha : Piutang usaha merupakan segala tagihan dari penjualan
barang-barang atau jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan. Jika tagihan itu didukung dengan tagihan tertulis oleh debitor kepada
perusahaan untuk membayar pada suatu tanggal tertentu, piutang tersebut adalah piutang wesel.
b. Piutang lain-lain : Adapun piutang lain-lain merupakan tagihan yang tidak
berasal dari penjualan barang maupun jasa dalam kegiatan normal perusahaan.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang
Menurut Riyanto 2001, Faktor yang dapat mempengaruhi piutang adalah a.
Volume Penjualan Kredit : Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam piutang juga demikian.
Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang, dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan
meningkat. b.
Syarat Pembayaran Penjualan Kredit : Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat
pembayaran yang ketat, artinya keselamatan kredit lebih diutamakan daripada profitabilitas. Syarat pembayaran yang ketat antara lain tampak
dari batas waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang yang terlambat. Umumnya, syarat
pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term tertentu, misalnya
210 net 30. Ini berarti bahwa apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu pembayaran barang, si pembeli akan mendapatkan
potongan waktu penyerahan barang, si pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2 dari harga penjualan, dan pembayaran
selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan barang. Jadi, batas waktu pembayaran adalah 30 hari. Semakin
panjang waktu pembayarannya, semakin besar jumlah investasi dalam piutang.
c. Ketentuan tentang pembatasan Kredit : Dalam penjualan secara kredit,
perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafon bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi plafon yang diberikan
kepada para pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. Selain itu, penentuan kriteria pihak yang akan diberi kredit
juga dapat memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian, pembatasan kredit di sini dapat bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. d.
Kebijakan dalam Penagihan Piutang : Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif maupun pasif, dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan
yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas
ini, namun dapat memperkecil risiko dan tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran hutang
tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara memungut secara langsung dan memberi peringatan dengan mengirim surat kepada
pelanggan e.
Kebiasaaan Pembayaran Pelanggan : Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash
discount, sedangkan sebagian lagi tidak demikian. Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada penilaian mereka tehadap kedua
alternatif tersebut untuk mencari yang terbaik dan yang paling menguntungkan. Kebiasaan pelanggan untuk membayar dalam cash
discount period atau sesudahnya akan berefek terhadap besarnya investasi
dalam piutang. Apabila sebagian besar pelanggan membayar dalam masa discount, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas.
Artinya, investasi dalam piutang semakin kecil
2.3 Likuiditas