Kedua hal tersebut merupakan alasan untuk melakukan penelitian yang menguji pengaruh umpan dan posisi pintu masuk terhadap hasil tangkapan
lobster. Secara khusus, penelitian ini akan menguji efektivitas kanikil Chiton sp. untuk menangkap lobster. Penelitian ini dilaksanakan dengan membandingkan
kinerja bubu lipat modifikasi terhadap bubu lipat berpintu di samping dan pintu atas membandingkan efektivitas kanikil terhadap ikan tembang sebagai umpan
untuk menangkap lobster.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan membandingkan: 1 Efektivitas bubu lipat modifikasi pintu samping dan pintu atas terhadap bubu
lipat rajungan bubu standar dalam penangkapan lobster Panulirus spp. 2 Efektivitas umpan kanikil Chiton sp terhadap umpan standar ikan tembang
Sardinella fimbriatta dalam penangkapan lobster Panulirus spp.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari penelitian diperoleh informasi tentang jenis bubu lipat yang paling efektif dan jenis umpan yang paling baik untuk menangkap lobster Panulirus
spp.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Udang Barong Spiny Lobster
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi
Klasifikasi udang barong atau spiny lobster menurut Burukovskii 1974 diacu dalam Lesmana 2006 adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda Class : Crustacea
Sub Class : Malacostraca Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Reptantia Seksi : Palinura
Famili : Palinuridae Genus : Panulirus
Spesies : Panulirus homarus Panulirus penicillatus
Panulirus ornatus Panulirus versicolor
Panulirus longipes Panulirus polyphagus
Menurut Purnomo 1988 diacu dalam Adyanawati 1994, ordo Decapoda terdiri atas empat famili lobster, lobster sejati true lobster, udang
barong spiny lobster, udang watang cray fish dan udang pasir Spanish lobster. Famili pertama hanya terdapat di perairan subtropis dan perairan dingin
sedangkan famili kedua terdapat di perairan subtropis dan tropis, termasuk perairan Indonesia Subani 1981 diacu dalam Adnyanawati 1994.
Di Indonesia, spiny lobster dikenal dengan nama udang barong. Udang barong juga dikenal sebagai udang karang karena hampir sepanjang hidupnya
memilih tempat-tempat di karang, baik di peraran berbatu-karang rock maupun terumbu karang coral reefs yang masih hidup maupun yang mati di perairan
pantai Subani 1981 diacu dalam Adnyanawati 1994.
Morfologi spiny lobster sangat berbeda dari true lobster. True lobster memiliki capit besar yang terbentuk dari pertumbuhan sempurna pasangan kaki
pertama dari kaki jalannya periopod. Sementara itu, ujung kaki-kaki jalan spiny lobster tidak bercapit tetapi tumbuh menjadi kuku lancip. Udang barong atau
spiny lobster termasuk kelompok jenis udang besar, panjang badannya dapat mencapai 50 cm seperti pada lobster mutiara Fischer 1978. Panjang badan ini
kira-kira sebanding dengan panjang karapas sebesar 24 cm atau lobster dengan panjang badannya 50 cm = panjang karapasnya 24 cm . Morfologi spiny lobster
dapat dilihat pada Gambar 1.
antena pertama
Sumber : Nontji 1993 diacu dalam Nawangwulan 2001 Gambar 1 Morfologi spiny lobster Panulirus spp.
pleura somite
telson pale band
eksopod duri
Lempeng antenula antenu
karapas antena kedua
Tangkai antena flagelata
periopod
abdomen