Deskripsi ikan tembang Sardinella fimbriatta

2.3.2 Deskripsi Kanikil Chiton sp

Klasifikasi kanikil atau Chiton sp menurut Schwabe 2007 adalah sebagai berikut: Filum : Mollusca Class : Polyplacophora Ordo : Neoloricata Family : Leptochitnidae Ischnochitonidae Callistoplacidae Cryptoplacidae Acanthocthitonidae Genus : Parachiton Ishnochiton Callistochiton Cryptolax Achanthicitona Spesies : Lepidoplearus acuminatus Ishnochiton baliensis Callistochiton palmulatus Cryptoplax oculata Menurut Schwabe 2010 beberapa ilustrasi spesimen Chiton sp yang terdapat dalam koleksi dari Bavarian State Collection of Zoology ZSM dapat dijelaskan berdasarkan bagian yang tersusun secara lengkap dari sebagian besar morfologi tubuh hingga kharakteristik taksonomi yang relevan seperti girdle gelang. Mofologi tubuh kanikil atau Chiton sp yang diilustrasikan seperti Gambar 5 dan 6 berikut ini : Sumber : Schwabe 2010 Gambar 5 Ilustrasi morfologi kanikil atau Chiton sp Menurut Schwabe 2010, kanikil memiliki cangkang punggung yang terdiri dari delapan kepingan kapur berbentuk pipih dan tersusun seperti genting dan dikelilingi oleh girdle gelang yang tebal. Kepingan atau katup tersebut dihitung dari anterior yang biasanya dicatat dengan menggunakan angka romawii-viii; katup pertama i disebut sebagai katup atau kepingan kepala, katup terakhir atau posteriorviii sedangkan katup kedua sampai ke tujuh ii-vii disebut katup menengah. Sumber : Schwabe 2010 Gambar 6 Ilustrasi morfologi kanikil atau Chiton sp Tubuh kanikil berbentuk oval tetapi ada beberapa spesies yang berbentuk lebih luas atau memanjang seperti ulat Gambar 5. Bentuk tubuh lonjong dan pipih dorsoventral, panjang tubuh antara 3 mm sampai 40 cm dan berwarna gelap. Pada bagian dorsal terdapat 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti genting dan dikelilingi mantel tebal girale. Kepala tersembunyi dibawah anterior girale, tidak mempunyai mata maupun tentrakel, mempunyai radula yang besar dengan deretan gigi banyak sekali, kaki lebar dan datar serta susunan cangkang seperti genting. Diantara kaki dan tepi mantel pada kedua sisi tubuh kanikil terdapat rongga mantel. Di dalam rongga mantel terdapat insang 6 sampai 88 pasang Suwarni 2008. Menurut Kaas and van Belle 1990 kanikil memiliki habitat yang berbeda di setiap genusnya. Genus Parachiton dengan contoh spesies Lepidoplearus acuminatus hidup di daerah karang atau pantai di perairan yang kedalamannya 30- 50 m. Jenis ini tersebar di perairan tropis dan subtropis serta perairan dingin atau banyak ditemukan di perairan Sicilia, Portopalo, dan Yugoslovia. Genus Ishnochiton dengan contoh Callochiton herberti hidup di daerah karang atau pantai di perairan yang kedalamannya 9-20 m. Jenis ini tersebar di perairan tropis dan subtropis atau ditemukan di perairan selatan Australia. Genus Callistochiton dengan contoh spesies Calistochiton carpentrianus hidup di daerah karang atau pantai di perairan yang kedalamnya 9-45 m. Jenis ini tersebar di perairan tropis dan subtropis atau ditemukan di perairan Indonesia dan Banda. Genus Cryptolax dengan contoh Chiton oculatus hidup di daerah karang atau pantai di perairan yang kedalamnya 2-3 m. Jenis ini tersebar tropis dan subtropis dikawasan Indo-Pasifik atau ditemukan di perairan Indonesia, Irian Jaya. Terakhir, genus Achanthicitona dengan contoh Chiton fascicularis hidup di daerah karang atau pantai di perairan yang kedalamnya 2-150 m. Jenis ini berdistribusi tropis dan subtropics di kawasan seluruh dunia kecuali di perairan Antartika. Pada umumnya kanikil bersifat dioecius, pembuahan di luar atau di dalam tubuh. Sperma meninggalkan individu jantan bersama aliran air keluar. Pembuahan terjadi di dalam telur dan disimpan dalam rongga mantel, dimana terjadi pembuahan dengan sperma yang masuk bersama aliran masuk. Telur menetas menjadi larva trocophore yang berenang bebas Suwarni 2008. Kanikil disebut hewan moluska laut karang atau pantai batu-batuan karena hewan ini hidup di permukaan keras, seperti di bawah batu, atau tersembunyi di celah- celah batu. Kanikil memiliki struktur yang sesuai dengan kebiasaan merayap perlahan dan melekat pada batu karang dan menunujukkan perilaku homing, kembali ke