Kualitas Jasa Pelayanan TELAAH PUSTAKA

C. Kualitas Jasa Pelayanan

Yamit 2004, mengemukakan lima karakteristik jasa pelayanan adalah : 1. Tidak dapat diraba intangability Jasa adalah sesuatu yang seringkali tidak dapat disentuh atau tidak dapat diraba. 2. Tidak dapat disimpan inability to inventory Salah satu ciri khusus dari jasa adalah tidak dapat disimpan. Misalnya, ketika menginginkan jasa tukang potong rambut, maka apabila pemotongan telah dilakukan tidak dapat sebagiannya disimpan untuk besoknya. 3. Produksi dan konsumsi secara bersama Jasa adalah sesuatu yang dilakukan secara bersama dengan produksi. Misalnya, tempat praktek dokter, restoran, asuransi, dan lain lain. 4. Memasukinya lebih mudah Mendirikan usaha di bidang jasa membutuhkan investasi yang lebih sedikit, mencari lokasi lebih mudah dan banyak tersedia, dan tidak membutuhkan teknologi tinggi. Untuk kebanyakan usaha jasa hambatan untuk memasukinya lebih rendah. 5. Sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar Jasa sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti; teknologi, peraturan pemerintah, dan kenaikan harga energi. Sektor jasa keuangan merupakan yang paling banyak dipengaruhi oleh peraturan dan perundang-undangan pemerintah, dan teknologi komputer dengan kasus millenium bug abad dua puluh satu lalu Menurut Wykof dalam Tjiptono 2002, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut Berry, et al dalam Tjiptono 1985, mendefinisikan bahwa kualitas jasa sangat dipengaruhi oleh tingkat kecocokan antara ekspektasi expected service dan persepsi perceive service konsumen. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan perceive service sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima konsumen lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik buruknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Terdapat dua pendekatan pelayanan berkualitas yang populer. Pendekatan pertama dikemukakan oleh Karl Albrcht yang mendasarkan pendekatannya pada dua konsep pelayanan berkualitas, yaitu a service triangle dan b total quality service Yamit, 2004. 1. Service Triangle Suatu model interaktif manajemen pelayanan yang menghubungkan antara perusahaan dengan para pelanggannya. Model tersebut terdiri dari tiga elemen dengan pelanggan sebagai titik fokus, yaitu : a. Strategi pelayanan b. Sumber daya manusia yang memberikan pelayanan c. Sistem pelayanan 2. Total Quality Service Pelayanan mutu terpadu adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada orang yang berkepentingan dengan pelayanan stakeholders, yaitu pelanggan, pegawai dan pemilik. Pelayanan mutu terpadu memiliki lima elemen penting yang saling terkait, yaitu: a. Market and customer research b. Strategy formulation c. Education d. Process Improvement e. Assessment Parasuraman et al 1995 telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima dimensi karakteristik tersebut adalah : 1. Tangibles bukti langsung, yaitu meliputi fasilitas fisik 2. Reliability keandalan, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan 3. Responsiveness daya tangkap, yaitu memberikan pelayanan secara cepat dan tanggap sesuai kebutuhan pasien. 4. Assurance jaminan, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai dan karyawan, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan 5. Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam berhubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan

D. Konsep Kepuasan Pelanggan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Penentuan Parameter Penyebab Kerusakan Kantong Semen pada Proses Longitudinal Glue Machine Menggunakan Analisis Triz (Theory of Inventive Problem Solving)

0 2 8

Theory Of Inventive Problem Solving.

0 2 113

Penerapan Theory Of Inventive Problem Solving (TRIZ) dalam Perancangan Ruang Kelas TI 201 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1