Pasal 20 ayat 1 memberi kemudahan hukum pada kreditor pemegang hak tanggungan dalam hal debitor cidera janji yaitu
1. Hak untuk atas kekuasaan sendiri menjual objek hak tanggungan yang disebut
dalam pasal 6. Hal ini dapat dilaksanakan jika didukung oleh janji yang disebut dalam pasal 11 ayat 2 huruf e, yang dalam bahasa belanda dikenal sebagai beding
van eigenmachtige verkoop, Jika debitor cidera janji pemegang hak tanggungan
dapat langsung minta pada kantor lelang negara untuk menjual dalam pelelangan umum objek hak tanggungan yang bersangkutan, dan mengambil dari hasilnya
sebagian atau seluruhnya untuk pelunasan piutangnya dengan hak mendahulu dari pada kreditor kreditor lain, ini tata cara yang paling singkat dan paling mudah.
2. Kreditor tidak perlu mengajukan permohonan eksekusi kepada pengadilan.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus eksekusi hak tanggungan belum ada, yang ada sekarang adalah peraturan eksekusi hipotik.
Ketentuan khusus mengenai eksekusi hipotik diatur dalam pasal 224 Het Herziene Indonesisch Reglement
dan Pasal 258 Rechtsreglement Buitengewesten. Selama peraturan khusus tersebut mengenai eksekusi hak tanggungan yang dimaksud belum
ada untuk sementara dipergunakan ketentuan eksekusi hipotik yang dikenal dengan istilah “parate executie”
D. Hak Kreditor Separatis Dalam Pelelangan Eksekusi Hak Tanggungan
Berdasarkan pasal 12A Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan maka bank
umum sebagai kreditor dapat membeli dalam pelelangan umum objek hak
Universitas Sumatera Utara
tanggungan tersebut, bahkan penyerahan agunan secara sukarela berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan kreditor dapat membeli agunan
tersebut. Pembelian tersebut baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan dengan syarat agunan yang dibeli tersebut wajib dicarikan dijual secepatnya.
Kreditur harus mempunyai alas hak untuk melakukan eksekusi tersebut yaitu dengan sita eksekutorial. Pelelangan ini dapat diikuti oleh seluruh warga negara Indonesia
yang cakap hukum.
E. Akibat Eksekusi Hak Tanggungan
Akibat eksekusi hak tanggungan maka perikatan yang berkaitan dengan pemberian hak tanggungan, yaitu akta pemberian hak tanggungan dan sertipikat hak
tanggungan menjadi berakhir. Demikian pula apabila hasil eksekusi hak tanggungan itu telah cukup untuk melunasi hutang debitor maka perikatan melalui perjanjian
kredit juga telah berakhir pula. Berdasarkan pasal 1381 KUH PerdataBW perikatan dapat hapus:
1. Karena pembayaran
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
3. Karena pembaharuan hutang
4. Karena perjumpaan utang atau kompensasi
5. Karena pencampuran hutang
6. Karena pembebasan hutangnya
7. Karena musnahnya barang yang terutang
8. Karena kebatalan atau pembatalan
9. Karena berlakunya suatu syarat batal yang diatur dalam bab kesatu buku ini
10. Karena lewatnya waktu hal mana akan diatur dalam bab tersendiri.
Universitas Sumatera Utara
Dengan hapusnya perikatan maka kreditur akan mengeluarkan surat roya dan dengan dasar surat roya inilah dan sertipikat hak tanggungan pembeli akan memohon
pencabutan hak tanggungan di kantor pertanahan setempat.
F. Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Tanggungan