yang bersangkutan. Kreditur Pemegang Hak tanggungan dapat melelang terlebih dahulu objek hak tanggungan untuk pelunasan piutangnya dan sisa hasil penjualan
tersebut dimasukkan dalam budel pailit pemberi hak tanggungan. Tujuan dari diadakannya hak-hak jaminan oleh undang-undang, seperti hak tanggungan, hipotek,
dan gadai adalah untuk memberikan kedudukan yang didahulukan bagi seorang kreditor tertentu terhadap kreditur- kreditur lain. Hal ini pula yang menjadi dasar dari
eksitensi hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Hak
Tanggungan UUHT.
123
1. Sifat-Sifat dan Ciri-Ciri
Hak tanggungan mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi artinya bahwa hak tanggungan membebani secara utuh objek hak tanggungan setiap bagian
daripadanya. Telah dilunasinya sebagian dari utang yang dijamin, tidak berarti terbebasnya sebagian objek hak tanggungan dari beban hak tanggungan, melainkan
hak tanggungan tetap membebani seluruh objek hak tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi.
124
123
Setelah pemerintah menetapkan dan memberlakukan UUHT maka segala ketentuan mengenai hipotik yang berkenaan dengan masalah tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah yang diatur dalam KUH Perdata menjadi tidak berlaku lagi karena telah diatur dalam UUHT. Istilah mengenai hak hipotik pun diganti dengan hak tanggungan sesuai ketentuan di dalam UUHT.
Undang-Undang tentang Hak tanggungan atas tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan tanah, UU Nomor 4 Tshun 1996, LN Nomor 42 Tahun 1996, TLN Nomor 3632 bagian penjelasan
umum jo pasal 29.
124
Undang-Undang tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, UU Nomor 4 tahun 1996, LN Nomor 42 tahun 1996, TLN Nomor
3632Undang-Undang Hak Tanggungan, pasal 2
Universitas Sumatera Utara
Menurut pasal 2 ayat 1 jo ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan, sifat tidak dapat dibagi-baginya hak tanggungan dapat disimpangi oleh para pihak apabila para
pihak menginginkan hal yang demikian itu dengan memperjanjikan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT, namun penyimpangan itu dapat dilakukan
sepanjang.
125
a. Hak tanggungan itu dibebankan kepada beberapa hak atas tanah.
b. Pelunasan utang yang dijamin, dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya
sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah yang merupakan bagian dari objek hak tanggungan yang akan dibebaskan dari hak tanggungan tersebut
sehingga kemudian hak tanggungan itu hanya membebani sisa objek hak tanggungan untuk menjamin sisa hutang yang belum dilunasi.
Sedangkan dalam penjelasan umum angka 3 Undang-Undang Hak Tanggungan dikemukan bahwa hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang
kuat dan mempunyai ciri-ciri pokok yaitu hak tanggungan memberikan kedudukan yang diutamakan bagi kreditor tertentu. Kreditur tertentu yang dimaksud adalah yang
menjadi pemegang hak tanggungan tersebut. Yang dimaksud dengan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditor –kreditor lain, mengenai hal ini
telah dijelaskan dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Hak Tanggungan yaitu bila debitor cidera janji, kreditor pemegang hak tanggungan berhak menjual melalui
pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersangkutan dengan hak mendahului daripada kreditor-
kreditor lain . Kedudukan diutamakan tersebut sudah barang tentu tidak mengurangi
125
Undang-Undang tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, UU Nomor 4 tahun 1996, LN Nomor 42 tahun 1996, TLN Nomor
3632Undang-Undang Hak Tanggungan, penjelasan umum Angka 3
Universitas Sumatera Utara
preferensi piutang-piutang menurut ketentuan hukum yang berlaku.
126
Azas yang berlaku terhadap pemegang hak tanggungan ini dikenal dengan nama droit de
preference.
127
Hal ini berarti bahwa objek hak tanggungan tidak termasuk dalam boedel kepailitan, sebelum kreditor mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
penjualan benda yang bersangkutan. Kreditor pemegang hak tanggungan dapat melelang dahulu objek hak tanggungan untuk pelunasan piutangnya dan sisa hasil
penjualan tersebut dimasukkan dalam boedel kepailitan pemberi hak tanggungan, yaitu pihak yang menunjuk harta kekayaan sebagai jaminan. pihak pemberi hak
tanggungan sendiri tidak selalu debitor sebagai pihak yang berutang tetapi juga bisa pihak lain. Hak tanggungan mengikuti objeknya dimanapun hak tanggungan itu
berada. Hak tanggungan tidak akan berakhir sekalipun objeknya pindah ke pihak lain,
hal ini ditegaskan dalam pasal 7 Undang-Undang Hak Tanggungan yang merupakan perwujudan dari asas yang disebut droit de suite
128
atau zaakgevolg. droit de suite atau zaakgevolg adalah hak untuk melakukan eksekusi jaminan jika debitur cidera
janji meskipun tanah dan bangunan telah beralih dari milik debitur menjadi milik pihak lain.
129
Azas ini juga diatur dalam pasal 1163 ayat 2 dan pasal 1198 KUH
126
Undang-Undang tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, UU Nomor 4 tahun 1996, LN Nomor 42 tahun 1996, TLN Nomor 3632,
Angka 4 penjelasan umum
127
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan: Hak Tanggungan, Jakarta: Prenada Media, 2005, hal. 115
128
Dalam Black”s Law Dictionary, droit de suite dijelaskan sebagai: The Right of a creditor to pursue debtors property into the hands of the third persons for the enforcement of this claim
129
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Bandung: CV. Alfabeta, 2003, hal. 155
Universitas Sumatera Utara
Perdata.
130
Azas atau sifat hak tanggungan ini memberikan kepastian kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan dari hasil penjualan atas tanah meskipun hak
tanggungan itu dijual oleh pemiliknya kepada pihak ketiga.
131
2. Subjek Hak Tanggungan