adanya lembaga pembiayan diluar bank selaku kreditor, baik berbentuk perseorangan maupun badan hukum.
Yang dapat memegang hak tanggungan meliputi :
136
1. Warga Negara Indonesia WNI
2. Warga Negara Asing WNA baik yang berdomisili di Indonesia maupun di
mancanegara 3.
Badan Hukum Indonesia PT, koperasi, perseroan. 4.
Badan hukum asing BHA baik yang mempunyai kantor perwakilan di Indonesia maupun yang berkantor pusat di mancanegara.
3. Objek Hak Tanggungan
Pada prinsipnya objek hak tanggungan adalah hak atas tanah. Untuk dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak atas tanah maka benda yang
bersangkutan harus memenuhi beberapa syarat yaitu
137
1. Dapat dinilai dengan uang, atau bernilai ekonomis karena utang yang dijamin
berupa uang maka benda yang menjamin pelunasan utang tersebut haruslah dapat dinilai dengan uang.
2. Mempunyai sifat dapat dipindahtangankan, sifat ini harus melekat pada benda
yang dijadikan agunan atau jaminan karena apabila debitur cidera janji, benda yang dijadikan jaminan tersebut akan dijual untuk pelunasan utang tersebut.
3. Benda yang mempunyai alas hak yang wajib didaftar menurut peraturan tentang
pendaftaran tanah yang berlaku karena harus dipenuhi syarat publisitas. 4.
Penunjukkan benda yang dapat dijaminkan tersebut, haruslah dengan penujukkan khusus oleh suatu undang-undang.
136
Sutan Remy Sjahdeini 1, Op.cit., hal. 79
137
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia-Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi Dan Pelaksanaannya,
Jilid I Hukum Tanah Nasional, Jakarta: Djambatan, 1997, hal. 386 selanjutnya disebut Boedi Harsono 1
Universitas Sumatera Utara
Didalam praktik perbankan dan lembaga-lambaga pembiayaan lainnya, tanah dengan hak pakai seringkali pula oleh bank dan lembaga-lembaga pembiayaan
dijadikan agunan kredit. Bank dan lembaga-lembaga pembiayaan mendasarkan kepada kenyataan bahwa hak pakai adalah hak atas tanah yang terdaftar pada daftar
umum pada kantor pertanahan dan dapat dipindahtangankan. Namun mengingat dalam Undang-Undang Pokok Agraria hak pakai tidak disebutkan sebagai hak atas
tanah yang dibebani dengan hak tanggungan, bank tidak dapat menguasai tanah hak pakai itu sebagai agunan dengan membebankan hipotik atau credietverband. Cara
yang ditempuh oleh bank-bank adalah dengan melakukan pengikatan FEO fiducia dan atau dengan meminta surat kuasa menjual dari pemiliknya.
138
Kebutuhan praktik menghendaki agar supaya hak pakai dapat dibebani juga dengan hak tanggungan. Kebutuhan itu ternyata telah diakomodir oleh Undang-
Undang Hak Tanggungan. Akan tetapi hanya hak pakai atas tanah negara saja yang dapat dibebani dengan hak tanggungan sedangkan hak pakai atas tanah hak milik
masih akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
139
Menurut Sutan Remy Sjahdeini: Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah
yang tidak hanya dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara saja, tetapi juga dari tanah milik orang lain, dengan membuat perjanjian antara pemilik tanah
dengan pemegang hak pakai yang bersangkutan sedangkan kedua jenis hak pakai itu pada hakikatnya tidak berbeda ruang lingkupnya yang menyangkut hak untuk
penggunaannya atau hak untuk memungut hasilnya. Karena itu wajar bila hak pakai atas tanah hak milik dapat pula dibebani dengan hak tanggungan seperti
halnya hak pakai atas tanah negara namun sudah barang tentu bahwa pelaksanaan hak tangungan atas tanah hak pakai atas tanah hak milik itu baru dapat dilakukan
138
Sutan Remy Sjahdeini 1, Op.cit., hal. 57
Universitas Sumatera Utara
apabila telah dikeluarkan ketentuan bahwa hak pakai atas tanah hak milik diwajibkan untuk didaftarkan.
Dalam penjelasan umum undang-undang hak tanggungan dikemukakan bahwa terhadap hak pakai atas tanah negara yang walaupun wajib didaftar karena
sifatnya tidak dapat dipindahtangankan bukan merupakan objek hak tanggungan. Hak Pakai yang demikian contoh-contohnya adalah :
1. Hak pakai atas nama pemerintah.
2. Hak pakai atas badan keagamaan dan social.
3. Hak pakai atas nama perwakilan negara asing.
Tanah hak milik yang sudah diwakafkan tanah-tanah yang dipergunakan untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, walaupun didaftar karena
menurut sifat dan tujuannya tidak dapat dipindahtangankan dan tidak dapat dibebani hak tanggungan.
Dari uraian tersebut diatas maka objek-objek hak tanggungan adalah: a.
Hak milik. b.
Hak guna usaha. c.
Hak guna bangunan. d.
Hak pakai atas tanah negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan. e.
Hak pakai atas hak milik masih akan diatur dengan peraturan pemerintah.
139
Sutan Remy Sjahdeini 1, Op.cit., hal. 58-59
Universitas Sumatera Utara
4. Pendaftaran Hak Tanggungan