Ada beberapa unsur pokok dari hak tanggungan yang termuat didalam defenisi tersebut yaitu:
121
1. Hak tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan utang.
2. Objek hak tanggungan adalah hak atas tanah sesuai Undang-Undang Pokok
Agraria. 3.
Hak tanggungan dapat dibebankan atas tanahnya hak atas tanah saja, tetapi dapat pula dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu. 4.
Hutang yang dijamin harus suatu utang tertentu. 5.
Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lain.
B. Kedudukan Diutamakan Kreditor Pemegang Hak Tanggungan
Yang dimaksud dengan memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor
tertentu terhadap kreditor lain atau biasa disebut droit de preferen berdasarkan pasal
6 Undang-Undang Hak Tanggungan maka dalam debitor cidera janji, kreditor pemegang hak tanggungan berhak untuk menjual atas kekuasaan sendiri melalui
pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan dan selanjutnya mengambil pelunasan
piutangnya dari hasil penjualan itu lebih dulu daripada kreditor-kreditor lain, sisa hasil penjualan tetap menjadi hak pemberi hak tanggungan dan selanjutnya jika hasil
penjualan jaminan tersebut tidak cukup untuk melunasi piutang yang ada maka kreditor separatis tersebut dapat mengajukan tagihan pelunasan atas kekurangan
121
Sutan Remy Sjahdeini 1, Op. cit., hal. 11
Universitas Sumatera Utara
tersebut dari harta pailit sebagai kreditur konkuren setelah ia mengajukan permintaan pencocokan utang.
122
Pasal 6 Undang –Undang Hak Tanggungan memberikan hak kepada pemegang hak tanggungan untuk melakukan eksekusi langsung tanpa perlu melalui
proses pengadilan artinya apabila pemegang hak tanggungan akan melakukan eksekusi maka tidak perlu meminta penetapan ketua pengadilan negeri setempat dan
persetujuan pemberi hak tanggungan pemegang hak tanggungan dapat langsung mengajukan permohonan kepada kepala kantor lelang negara setempat untuk
pelaksanaan pelelangan umum objek hak tanggungan yang bersangkutan dan selanjutnya membagi hasilnya sebagian atau keseluruhan untuk pelunasan piutangnya
lebih dahulu daripada kreditor kreditor lain karena kewenangan in diberikan oleh undang-undang kepada pemegang hak tanggungan dan kepala kantor lelang negara
harus mematuhi dan menghormati kewenangan tersebut. Sebagai konsekuensi adanya kedudukan pemegang hak tanggungan yang
diutamakan atau mendahulu, maka dalam hal debitor pailit pasal 21 Undang-“Undang Hak Tanggungan memberikan perlindungan dengan mengatur bahwa apabila pemberi
hak tanggungan dinyatakan pailit, pemegang hak tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut ketentuan undang-undang ini”
Berdasarkan pasal ini maka objek hak tanggungan tidak termasuk dalam budel pailit, sebelum kreditur mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan benda
122
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000, hal. 61-62 selanjutnya disebut Ahmad Yani 3
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan. Kreditur Pemegang Hak tanggungan dapat melelang terlebih dahulu objek hak tanggungan untuk pelunasan piutangnya dan sisa hasil penjualan
tersebut dimasukkan dalam budel pailit pemberi hak tanggungan. Tujuan dari diadakannya hak-hak jaminan oleh undang-undang, seperti hak tanggungan, hipotek,
dan gadai adalah untuk memberikan kedudukan yang didahulukan bagi seorang kreditor tertentu terhadap kreditur- kreditur lain. Hal ini pula yang menjadi dasar dari
eksitensi hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Hak
Tanggungan UUHT.
123
1. Sifat-Sifat dan Ciri-Ciri
Hak tanggungan mempunyai sifat tidak dapat dibagi-bagi artinya bahwa hak tanggungan membebani secara utuh objek hak tanggungan setiap bagian
daripadanya. Telah dilunasinya sebagian dari utang yang dijamin, tidak berarti terbebasnya sebagian objek hak tanggungan dari beban hak tanggungan, melainkan
hak tanggungan tetap membebani seluruh objek hak tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi.
124
123
Setelah pemerintah menetapkan dan memberlakukan UUHT maka segala ketentuan mengenai hipotik yang berkenaan dengan masalah tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah yang diatur dalam KUH Perdata menjadi tidak berlaku lagi karena telah diatur dalam UUHT. Istilah mengenai hak hipotik pun diganti dengan hak tanggungan sesuai ketentuan di dalam UUHT.
Undang-Undang tentang Hak tanggungan atas tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan tanah, UU Nomor 4 Tshun 1996, LN Nomor 42 Tahun 1996, TLN Nomor 3632 bagian penjelasan
umum jo pasal 29.
124
Undang-Undang tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, UU Nomor 4 tahun 1996, LN Nomor 42 tahun 1996, TLN Nomor
3632Undang-Undang Hak Tanggungan, pasal 2
Universitas Sumatera Utara