46
3.4 Defenisi Operasional
Menurut Jogiyanto 2010 defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek perusahaan kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset. Variabel independen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi terikat, karena adanya variabel bebas. Di dalam penelitian ini variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok variabel,
yaitu variabel bebas independent variable dan variabel terikat dependent variable. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: kepemilikan
institusional, komite audit, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan konvergensi IFRS, sedangkan manajemen laba sebagai
variabel dependen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat menurut Idrus 2009 adalah “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.” Variabel dependen pada penelitian ini adalah Manajemen Laba. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Pengukuran
manajemen laba menggunakan discretinary accrual DAC. Dalam penelitian ini discretonary accrual digunakan sebagai proksi karena merupakan komponen yang
dapat dimanipulasi oleh manajer seperti penjualan kredit. Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan mengukur total akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi
47
komponen discretionary dan nondiscretionary Midiastuty, 2003, dengan tahapan:
e. Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.
Total Accrual TAC = laba bersih setelah pajak net income – arus kas operasi cash flow from operating
f. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS
Ordinary Least Square: TAC
t
A
t-1
= α
1
1 A
t-1
+ α
2
ΔREV
t
- ΔREC
t
A
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
+e Dimana
TAC
t
: total accruals perusahaan i pada periode t A
t-1
: total aset untuk sampel perusahaan i pada akhit tahun t-1 REV
t
: perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t REC
t
: perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPE
t
:aktiva tetap gross property plant and equipment perusahaan tahun t g. Menghitung nondiscretionary accruals model NDA adalah sebagai berikut:
NDAt = α
1
1 A
t-1
+ α
2
ΔREV
t
- ΔREC
t
A
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
Dimana NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t
α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals.
48
h. Menghitung discretionary accruals DACt : TAC
t
A
t-1
- NDA
t
Dimana DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau biasa disebut dengan variabel bebas menurut Idrus 2009 adalah “variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel terikat”. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Good Corporate Governance dengan proksi kepemilikan institusional,
kepemilikan manajemen, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi.
a. Kepemilikan institusional ����������� ������������� =
��ℎ�� ������������� ����� ��ℎ��
× 100 b. Komite Audit
Ukuran komite audit dihitung dengan jumlah anggota komite audit yang ada di perusahaan.
c. Komisaris independen ��������� ���������� =
��������� ���������� ������ℎ ���������
× 100 d. Ukuran dewan komisaris
Ukuran dewan komiaris merupakan jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan.
e. Ukuran dewan direksi
49
Ukuran dewan direksi merupakan jumlah dewan direksi yang ada di perusahaan.
2. Konvergensi IFRS. Data derajat konvergensi degree of convergence GAAP lokal suatu Negara
dengan IFRS, didapat dengan mengukur perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Pengukuran ini didasarkan pada peneilitian Asbaugh dan Pincus 2001
yang dikembangkan oleh Wardhani 2009. Standar yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur derajat konvergensi IFRS dalam penelitian Wardhani
2009 adalah sebagai berikut: a. Presentation of financial statement
b. Inventories c. Cash flow statement
d. Net profit or loss for the period, fundamental errors and changes in Accounting policies
e. Events after balance sheet date f. Segment reporting
g. Property, plant, and equipment h. Leases
i. Employee benefit j. The effect of change in foreign exchange rate foreign currency
translation k. Business combination
l. Related party disclosure
50
m. Consolidated financial statement in accounting for investement in subsidiaries
n. Accounting for investment in associate o. Earnings per share
p. Interim financial reporting q. Impairment of assets
r. Intangible assets s. Revenue recognition
t. Financial instrument. Standar yang digunakan untuk mengukur derajat konvergensi IFRS
dalam penelitian Ashbaugh dan Pincus 2001 adalah sebagai berikut: a. Melaporkan laporan arus kas
b. Pengugkapan kebijakan akuntansi c. Pengungkapan dampak perubahan kebijakan akuntansi
d. Pengungkapan perubahan estimasi akuntansi e. Pengungkapan penyesuaian atas periode sebelumnya
f. Pengungkapan pristiwa setelah tanggal neraca g. Pengungkapan transaksi dengan pihak istimewa
h. Pengungkapan informasi segmen.
51
Standar yang digunakan peneliti sebagai pengukur derajat konvergensi IFRS dengan PSAK adalah sebagai berikut:
1. Presentation of financial statements PSAK 1 IAS 1
2. Cash flow statement
PSAK 2 IAS 7 3. Fundamental errors and changes in accounting
policies PSAK 25 IAS 18
4. Event after balance sheet date PSAK 8 IAS 10
5. Segment reporting PSAK 5 IFRS 8
6. Property, plant, and equipment
PSAK 16 IAS 16 7.
Employee benefit PSAK 24 IAS 19
8. The effect of change in foreign exchange rate PSAK 10 IAS 21
9. Business combination PSAK 22 IFRS 3
10. Related party disclosure PSAK 7 IAS 24
11. Consolidated financial statement PSAK 4 IAS 27
12. Accounting for investment associate PSAK 15 IAS 28
13. Interim financial reporting PSAK 3 IAS 24
14. Impairment of assets PSAK 48 IAS 36
15. Intangible assets PSAK 19 IAS 38
16. Revenue recognition PSAK 23 IAS 18
17. Financial instrument PSAK 50 IAS 32
Dalam mengukur derajat konvergensi, penelitian ini menggunakan skala 1 hingga 4. Kriteria yang digunakan untuk meberikan skala dalam pengukuran
variabel ini adalah sebagai berikut: a. Nilai 1 apabila dalam laporan mengenai perbandingan antara GAAP
lokal atau PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan bahwa tidak ada standar akuntansi yang ekuivalen no similar guidance,
no specific guidancerequirement dengan GAAP lokal. b. Nilai 2 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau
PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS terdapat standar yang ekuivalen, namun tidak sama dengan IFRS dan dijelaskan mengenai
perbedaan-perbedaannya allows only, explanatory less extensive.
52
Misalnya dalam PSAK mengakui dua kriteria, namun dalam IFRS hanya mengakui satu dari dua kriteria tersebut.
c. Nilai 3 apabila laporan mengenai mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan
bahwa standar dalam GAAP lokal mirip dengan IFRS dengan pengecualian tertentu has similar requirements, except for atau broadly
similar, except for. d. Nilai 4 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau
PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan bahwa standar dalam GAAP lokal mirip dengan IFRS similar to IFRS
seluruhnya tanpa ada penjelasan mengenai perbedaan antara IFRS dengan GAAP lokal tersebut. Wardhani, 2009.
3.5 Teknik Pengumpulan Data