77
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, komite audit, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan
direksi dan konvergensi IFRS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-
2013. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ujiyanto dan Pramuka 2007, dan penelitian Herawaty dan Guna 2010, bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dianggap kurang optimal dalam
mengurangi tindakan manajemen laba karena ruang lingkupnya yang tidak berada di internal perusahaan.
Komite audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Ningsaptiti 2010, Suryani 2010, serta Herawaty dan Guna 2010 bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa komite audit sebagai salah satu mekanisme corporate governance tidak mampu mengurangi tindak
manipulasi laba yang dilakukan pihak manajemen. Hal ini bisa dikarenakan masih lemahnya praktek GCG di Indonesia. Dengan kata lain, peran komite
audit baik audit internal maupun eksternal dalam penguatan kualitas laba masih
78
minim dan kinerja komite audit dalamperusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia masih kurang efektif.
Komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-
2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ujiyanto dan Pramuka 2007 bahwa komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap
manajemen laba. Sylvia dan Siddharta 2005 dalam Ujiyanto dan Pramuka 2007 juga menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh
perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan GCG di dalam perusahaan.
Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-
2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ningsaptiti 2010, dan penelitian Ujiyanto dan Pramuka 2007 bahwa ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Gideon 2005 dalam Bayu 2010 menyebutkan bahwa besar kecilnya dewan komisaris bukanlah menjadi
penentu dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Namun, efektivitas pengawasan tergantung bagaimana komunikasi, koordinasi, dan
pembuatan keputusan. Ukuran dewan direksi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011- 2013. Seperti yang disebutkan dalam Tritmoko dan Yushita 2013, bahwa hal
ini menunjukkan struktur dewan direksi dalam menjalankan fungsinya
79
membuat dan mengendalikan keputusan manajerial serta aktivitas monitoring atas seluruh aktivitas perusahaan termasuk di dalamnya mengawasi kualitas
informasi laporan keuangan masih sangat minim. Konvergensi IFRS berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011- 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Marsono 2013 dan Rudra
2012. Wardhani 2009 menjelaskan IFRS belum tentu dapat mengakomodasi karakteristik khusus suatu negara. Hal ini terjadi karena IASB sebagai standard
setter dari IFRS memiliki anggota yang sebagian besar adalah negara maju. Oleh karena itu, IFRS belum tentu sepenuhnya sesuai apabila
diimplementasikan di negara yang memiliki karakteristik berbeda dengan negara maju. Perbedaan karakteristik suatu perusahaan atau pun negara secara
umum juga dapat menyebabkan pemberlakuan adopsi IFRS ini tidak berjalan efektif.
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan